LOMBA MENULIS KISAH INSPIRATIF
Arundati
Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Olah raga pagi yang menyehatkan adalah bersepeda seminggu
tiga kali. Apalagi bila jalannya naik, maka otot kaki menjadi kencang.
Kebugaran fisik ini diperoleh bila kita menyempatkan diri untuk berolah raga.
Persoalannya, kita juga sering kreatif untuk membuat alasan sehingga waktu
untuk berolah raga selalu tidak ada. Alasan yang paling sering muncul adalah
pekerjaan, sehingga olah raga kalah prioritas dengan pekerjaan. Jadi dalam hal
ini motivasi internal kita telah dikalahkan oleh hal-hal yang eksternal.
Alasan-alasan eksternal berbanding lurus dengan kreativitas kita membuat
alasan. Semakin kreatif maka alasannya semakin banyak, dan alasan itu semuanya
masuk akal.
Bagaimana cara
mengalahkan alasan-alasan yang menggembosi motivasi internal kita untuk berolah
raga? Cara yang paling jitu untuk memperkuat motivasi internal adalah membuat
nilai tambah pada segala kegiatan kita. Kegiatan yang mempunyai banyak nilai
tambah berarti akan semakin memperkuat motivasi internal kita. Bila tidak
kreatif membuat nilai tambah pada kegiatan yang rutin dilakukan, maka kita akan
bosan dan meninggalkan kegiatan itu meskipun kegiatan tersebut penting.
Apa nilai tambah
itu? Nilai tambah atau value added
adalah kegiatan untuk memberi nilai yang lebih pada suatu produk atau jasa.
Pemberian nilai yang lebih itu bisa berarti memperbarui, menambah, atau
mengubah, sehingga produk / jasa yang dihasilkan akan tampil beda, tambah
menarik, dan lebih disukai orang. Pemberian nilai tambah itu merupakan usaha
yang kreatif, karena seseorang mungkin saja bosan dengan produk yang
dihasilkan, atau ingin meningkatkan daya jual produknya.
Apa saja nilai
tambah yang bisa dilakukan untuk kegiatan sederhana seperti olah raga pagi?
Nilai tambah pertama yaitu sengaja memilih jalan yang mana saya sempat
mematikan lampu jalan. Penduduk yang di depan rumahnya ada lampu jalan, agaknya
tidak peduli atau malas mematikan lampu tersebut. Jadi kegiatan olah raga
dengan hasil badan sehat menjadi lebih menyenangkan karena ada tambahan rasa
bangga bahwa saya menjadi pahlawan lingkungan di desa tersebut. Nilai tambah
kedua yaitu berolah raga sambil memulung paku-paku yang sering tersebar di
jalanan. Semula, niat untuk memulung paku adalah untuk menghindarkan ban bocor
para pengendara sepeda motor / mobil. Memang itu adalah niat yang mulia, namun
sayangnya tidak bertahan lama. Saya kemudian menciptakan nilai tambah baru
yaitu paku-paku hasil memulung itu kemudian dijual ke Bank Sampah langganan
saya. Harga paku-paku itu memang sangat rendah, namun saya merasa puas. Rasanya
tidak sabar lagi untuk melakukan kegiatan olah raga bersepeda lagi.
Apa pelajaran yang
bisa dipetik dari kegiatan memberi nilai tambah ini, terutama untuk dunia
kerja? Bekerja selama 40 jam setiap minggunya, tentu akan membosankan. Apalagi
bila pekerjaan itu bukan menjadi passion
karyawan. Keluar dari pekerjaan karena bosan, tentu bukan merupakan jalan
keluar yang cerdik. Strategi yang sering dikemukakan para motivator adalah
karyawan harus menemukan passion dari
pekerjaannya sehingga motivasi internalnya terjaga. Sayangnya, ide tersebut
kurang membumi. Adanya ide untuk memberi nilai tambah ini diharapkan karyawan
dapat segera menciptakan nilai tambah untuk pekerjaan yang dihadapinya setiap
hari. Contoh nilai tambah yang bisa diciptakan di kantor yaitu sering
menggunakan fasilitas tangga, bukan lift. Hasilnya adalah badan bugar, dan
pekerjaan selesai.
Tulisan ini adalah
materi Lomba Menulis yang diadakan oleh Bapak Sunali Agus, 31 Agustus 2016.
Bu Sinta, saya mahasiswanya Ibu pada masa lampau. Masih sering naik sepeda to? Sehat banget ya? Saya ingin ke Yogya lagi, kuliah S2 di Yogya. Bu Sinta bisa memebri saya rekomendasi to? Siip lah
BalasHapus