Keluarlah dari Zona Nyaman bila ingin
Berhasil
Tri Welas Asih
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Sering kita terlena dan merasa puas dengan apa yang telah
kita dapat saat ini. Posisi kerja yang nyaman, gaji yang cukup dan jaminan
hidup yang sudah pasti. Hal seperti
itulah yang membuat sebagian orang merasa tidak perlu melakukan hal yang lain
untuk memperoleh hasil yang berbeda dengan yang di dapat. Mereka berfikir
terlalu sempit yaitu bila mereka mencari alternatif pekerjaan lain hasil yang
didapat adalah tidak sebaik yang mereka dapatkan sekarang. Mereka terlalu takut
untuk mengambil resiko bila hasil yang mereka harapkan tidak sesuai dengan
keinginan. Padahal belum tentu bila hasil yang di dapat itu lebih buruk dari
hasil sekarang , bahkan ada yang hasilnya lebih bagus dari yang di dapat
sekarang.
Hal yang sama sempat terjadi dengan saya, saya mendapatkan
posisi pekerjaan yang sesuai dengan keinginan saya, gaji yang cukup dan rutin
ditambah dengan tunjangan kesejahteraan lain yang lebih dari cukup. Saya
melakukan semua rutinitas pekerjaan ini selama hampir 2 tahun. Ketika beranjak
tahun ketiga saya memutuskan untuk keluar dari rutinitas pekerjaan yang selama
ini saya jalani. Berawal dari mengikuti suatu diklat yang bertolak belakang
dengan keinginan saya, bahkan saya tidak mempunyai ketertarikan sama sekali
dengan bidang ini. Saya mulai mengikuti diklat dalam bidang pendidikan, dan
ketika itu saya harus membayar biaya diklat untuk bisa memperoleh pekerjaan di
bidang jasa pendidikan tersebut. Setelah selesai diklat saya bergabung dalam
suatu lembaga menjadi seorang pegawai dengan pendapatan yang tidak sebanding
dengan yang dulu sayadapatkan pada pekerjaan sebelumnya. Tetapi dilingkungan
pekerjaan yang baru saya merasa lebih nyaman, tidak hanya melakukan rutinitas
pekerjaan semata tetapi lebih merasa puas dengan aktivitas baru yang
berhubungan dengan anak-anak serta orang banyak. Dari sini saya mulai belajar
banyak hal tentang kepemimpinan, relationship, kerjasama, mengelola pekerjaan
dan masih banyak hal lain.
Kepercayaan dari atasan mulai saya dapatkan ketika
kinerja saya dinilai baik oleh mereka. Beberapa tanggungjawab mulai di berikan
kepada saya, dan seketika itu saya tidak bisa menerima karena saya sebagai
orang baru belum pantas menerima tanggung jawab yang begitu besar. Tetapi
karena beberapa pertimbangan pihak lembaga tetap memberikan amanah kepada saya.
Saya mulai berfikir mungkn ini salah satu proses belajar saya. Akhirnya saya
menerima tanggung jawab tersebut dan berusaha untuk mewujudkan apa yang menjadi
tugas saya. Dari sinilah mulai terasa ada perbedaan perlakuan dari rekan kerja.
Ada yang senang , ada pula yang merasa tersaingi. Mereka berfikir ,harusnya
yang mendapat tanggung jawab atau promosi jabatan adalah karyawan yang sudah
lama bekerja. Saat itu saya hanya berprinsip bahwa mereka memberi tanggung
jawab besar kepada saya karena saya mampu dengan tanggung jawab tersebut. Dan
saya bisa mewujudkan tanggung jawab itu dalam beberapa waktu kemudian. Ketika
masih ada yang berfikir apakah saya mampu melanjutkan lagi tanggung jawab itu,
saya hanya berprinsip saya ingin memenangkan amanah dan cita-cita saya. Apa
yang menjadi prasangka orang saya jadikan sebagai motivasi kuat untuk
membukitkan bahwa saya bisa amanah dengan tanggung jawab itu dan berhasil
mewujudkannya. Ketika keberhasilan itu tampak, tetap ada yang tidak puas, itu
adalah hal yang wajar.
0 komentar:
Posting Komentar