3.12.17

Perbedaan Konsep Kepribadian Menurut Adler dan Freud







Perbedaan Konsep Kepribadian
Menurut Adler dan Freud


I R W A N T O
NIM. 163104101125

FAKULTAS PSIKOLOGI, UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA


Perbedaan konsep kepribadian . Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian manusia dengan dasar asumsi bahwa sumber terjadinya perilaku dapat berupa dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari.

Perbedaan konsep kepribadian menurut Adler dan Freud
Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Dia memberi nama aliran psikologi yang dia kembangkan sebagai psikoanalisis. Paradigma psikoanalisis tersebut dikembangkan oleh beberapa pakar, diantaranya Alfred Adler.

Sigmund Freud dan Alfred Adler semula berada dalam organisasi yang sama, yaitu Masyarakat Psikoanalisis Wina, namun kemudian memisahkan diri karena mengembangkan ide mandiri untuk teori masing-masing. Alfred Adler menciptakan alirannya sendiri yang diberi nama psikologi individual. Berikut adalah perbedaan konsep kepribadian yang dikemukakan Adler dan Freud:
Freud
Adler
Kehidupan yang sejati adalah kemampuan mencintai dan berkarya
Kehidupan yang sehat lebih dari mencintai dan berkarya, namun juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka.
Motivasi tindakan manusia lebih pada seks dan agresi
Motivasi tindakan manusia oleh pengaruh social dan perjuangan menuju keberhasilan.
Kerpibadian sebagai proses biologis mekanistik
Kepribadian adalah ego kreatif yan gmenginterpretasikan dan membuat pengalaman organisme penuh makna
Pusat kepribadian adalah ketidaksadaran
Pusat kepribadian adalah kesadaran
Manusia sedikit/tidak sama sekali pilihan dalam mebuat kepribadian mereka.
Manusia bertanggungjawab sepenuhnya untuk menjadi siapa diri mereka
Perilaku manusia dibentuk oleh pengalaman-pengalaman masa lalu
Perilaku anusia dibentuk oleh pandangan manusia mengenai masa depan


Namun demikian, baik Adler maupun Freud, teori yang mereka kemukakan secra empiris tidak mempunyai dukungan yang berarti, karena tidak disertai bukti metodologis. Teori yang telah dikemukakan tersebut telah banyak memberi manfaat secara klinis, namun proporsinya belum di formulasikan secara rinci agar bias diuji secara ilmiah. Karena kurangnya bukti metodologis dalam teori-teorinya, orang lain yang mencoba untuk mengulang apa yang telah dilakukan oleh Adler maupun Freud, bias memperoleh kesimpulan yang berbeda.


Sumber:

Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbit Universitas Muhammadyah Malang.
Sumadi Suryabrata. (2005). Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV Rajawali.














0 komentar:

Posting Komentar