10.10.24

Esai Satu: Meringkas Jurnal Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Berbasis Lingkungan Masyarakat Di Desa Rumbuk


Sulestiyo Rimang Razikan 23310410007

Mata Kuliah Psikologi Lingkungan
Tugas ke 1 : Meringkas Jurnal Pengelolaan Sampah

Dosen Pengampu:
Dra. Arundati Shinta, M.A
Program Studi Psikologi

Topik

Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Berbasis Lingkungan Masyarakat Di Desa Rumbuk

Sumber

Dharma Raflesia Jurnal Ilmiah Pengembangan dan Penerapan IPTEKS Vol. 19, No. 01, Juni, 2021, pp. 13-22

Permasalahan

Semakin meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk yang tidak diimbangi dengan perbaikan serta peningkatan kapasitas sistem pengelolaan sampah di berbagai daerah telah menyebabkan menumpuknya sampah di berbagai tempat yang tidak semestinya. Sampah-sampah yang tidak terkelola dengan baik tersebut dapat menjadi sumber penyakit dan menyebabkan berkurangnya keindahan serta kenyaman lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil Observasi, diperoleh informasi bahwa warga desa tidak memiliki tempat sampah untuk melakukan proses pewadahan sehingga warga terbiasa membuang sampah sembarangan dan membakarnya di sekitar rumah. Hal ini menyebabkan sulitnya pengaplikasian pemilahan sampah. Karena tidak adanya tempat pembuangan sampah sementara, maka warga membuang sampah rumah tangga yang berskala besar di lahan kosong atau tambak yang dimanfaatkan menjadi tempat pembuangan akhir. Minim dan mahalnya lahan menyebabkan Desa Rumbuk tidak memiliki tempat untuk pembuangan akhir. Susahnya akses keluar masuk desa membuat warga kesulitan membawa sampah ke tempat pembuangan akhir. Kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih kurang sehingga permasalahan sampah tersebut masih dipandang wajar.

Tujuan penelitian

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah. 


Metode

Pada tahap pertama dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Pada tahap kedua penyuluh terjun langsung ke warga meninjau keseharian warga serta memberikan pengarahan yang tepat guna menuju desa mandiri dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.Langkah-langkah dalam kegiatan pengabdian ini meliputi (Sandika. et al., 2018), yaitu: (a) tahap persiapan, (b) tahap pelaksanaan dengan metode ceramah, demonstrasi, dikusi; dan (c) evaluasi. 

Isi

Program pengabdian berupa pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga dengan metode komposting perlu terus diupayakan mengingat produksi sampah rumah tangga yang semakin banyak. Hal ini dipicu dengan rendahnya kesadaran 3R, yaitu reuse (memakai kembali barang bekas yang masih bisa dipakai), reduce (berusaha mengurangi sampah), dan recycle (mendaur ulang sampah agar dapat dimanfaatkan)(Dwiyanto, 2011). Melihat kondisi ini menjadi pertimbangan untuk mencari cara yang tepat dalam mengelola sampah sehingga tidak mencemari lingkungan dan mampu memberikan keuntungan nyata bagi masyarakat (produktif). Dalam rangka mencari penyelesaian masalah sampah secara tepat, maka pada kegiatan pengabdian ini dilakukan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi kompos menggunakan keranjang komposting guna mengatasi keberadaan sampah organik pada tingkat rumah tangga.

Hasil

1) Keberhasilan target jumlah peserta pelatihan dapat dikatakan sangat baik, mengingat target jumlah peserta pelatihan sebanyak 30 orang dan dalam pelaksanaan kegiatan dapat hadir sebanyak 30 orang (100%). Hal ini didukung peran Kepala Desa mulai dari persiapan, penyebaran undangan, pengadaan konsumsi, tempat dan peralatannya. 

2) Ketercapaian tujuan pelatihan dapat dikatakan baik (80%), hal ini dikarenakan adanya peningkatan pengetahuan dari peserta, setidaknya dari yang dulunya tidak tahu menjadi tahu dan kegiatan pengabdian ini berhasil memberdayakan perempuan di Desa Rumbuk Kecamatan Sakra untuk mengolah sampah organik yang dihasilkan dari rumah tangga menjadi kompos dengan metode komposting.

3) Ketercapaian target materi yang telah direncanakan pada kegiatan PPM ini dapat dikatakan baik (80%), karena materi pelatihan dapat disampaikan secara keseluruhan meskipun tidak secara detil karena keterbatasan waktu. Materi pelatihan yang telah disampaikan adalah konsep lingkungan hidup, klasifikasi sampah, peran serta perempuan dalam lingkungan hidup, dan pengelolaan sampah rumah tangga dengan metode komposting. 4) Kemampuan peserta dalam penguasaan materi dapat dikatakan cukup (70%), hal ini dikarenakan waktu yang terbatas dalam penyampaian materi dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi serta didukung kemampuan para peserta yang berbeda dalam menyerap materi yang disampaikan.

Diskusi

Kegiatan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah di lingkungan masing-masing secara mandiri. Selama ini semua warga hanya berpartisipasi dalam pengelolaan sampah dengan membayar iuran sampah dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan sampah pada petugas sampah dan pemerintah kota yang akan mengangkut semua sampah rumah tangga ke TPA. Padahal meningkatnya jumlah penduduk dan perekonomian seiring dengan meningkatnya barang yang dibeli, yang berarti semakin meningkatnya sampah yang dihasilkan. Beberapa sampah yang seperti plastik yang tidak bisa atau lama diuraikan menjadi semakin bertambah dan lama kelamaan sampahsampah tersebut akan menumpuk. Pengelolaan sampah plastik selama ini hanya dibakar, sementara pembakaran sampah plastik ini justru akan membuat permasalahan baru karena munculnya zat yang lebih beracun setelah sampah plastik dibakar. Dari hasil kegiatan ini dapat dilihat partisipasi peserta untuk mengelola sampah mereka agar lingkungan yang sehat, asri, bebas sampah dapat terwujud.


0 komentar:

Posting Komentar