8.10.24

Esai 1 – Meringkas Jurnal Pengelolaan Sampah

 

Essay 1 Meringkas Jurnal Pengelolaan Sampah

 
Meringkas Jurnal Sampah

Adytya Septriyanto Nugroho

23310410044

Psikologi Lingkungan Sabtu Pagi

Esai 1 Meringkas Jurnal Sampah

Dosen Pengampu Dra. Arundati Shinta, M.A.


 

Topik

 

Pengelolaan sampah, penanggulangan sampah, Kelurahan Dufa-Dufa

 

 

 

Sumber

 

Jailan dkk (2016) ( Jailan Sahil1 , Mimien Henie Irawati Al Muhdar , Fachtur Rohman , Istamar Syamsuri ) . Sistem Pengelolaan dan Upaya penanggulan sampah di Kel.dufa-dufa Kota ternate Jurnal BIOeduKASI ISSN :2301-427X Vol 4 No (2) Maret 2016

 

 

 

Permasalahan

 

Kota ternate adalah salah satu kota yang mengalami pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang cukup memicu meningkaknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan sebagainya di wilayah Ternate sehingga akan memicu meningkatnya produksi limbah buangan atau sampah. Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengngkut timbulan sampah sebesar 214 m³/hari, dinas kebersihan Kota Ternate, (2012) sedangkan berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah 413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk kota Ternate saat ini yakni 172.559 jiwa BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyisakan 52% sampah tidak terangkut ke TPA. Meningkatnya produksi sampah tanpa sistem pengolahan yang tepat menjadi alasan tidak terciptanya lingkungan yang bersih.

 

 

Tujuan Penelitian

 

Tujuan penelitian ini ada menganalisis terhadap sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa- Dufa

 

 

Isi

 

 

Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengangkut timbulan sampah sebesar 214 m³/hari, Dinas Kebersihan Kota Ternate (2012)

 

berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah 413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk Kota Ternate saat ini yakni 172.559 jiwa BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyiasakan 52% sampah tidak terangkut ke TPA

 

Pengolahan Sampah Masyarakat di pemukiman Kelurahan Dufa-Dufa tidak melakukan pengolahan sampah. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga langsung dibuang ke TPS

 

Beberapa faktor-faktor penghambat yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa, antara lain kepadatan dan penyebaran penduduk, karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi, budaya, sikap dan perilaku masyarakat

 

 

Metode

 

 

Pengumpulan sampah dengan metode individual langsung yaitu, dilakukan oleh petugas kebersihan dengan jalan mendatangi tiap-tiap sumber (door to door) dan langsung diangkut untuk dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA). Metode individual langsung biasanya melayani sumber sampah yang berada disekitar jalan arteri primer dan kolektor primer. Adapun peralatan yang pergunakan adalah mobil dump truck bak sampah.

 

Pengumpulan sampah dengan metode individual tidak langsung merupakan metode pengumpulan sampah yang dilakukan warga atau petugas kebersihan yang mendatangi tiap-tiap sumber sampah (door to door) dan diangkut ke tempat penampung sementara atau Transfer Depo (stasiun pemindahan) sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Metode ini melayani sumber sampah yang berada disetiap jalan arteri sekunder . Adapun peralatan yang dipergunakan berupa mobil dump truck bak sampah dan mobil arm roll 8 M sampai dengan 10 M

 

Pengumpulan sampah dengan metode komunal langsung merupakan metode pengumpulan sampah yang dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil sampah langsung ke tempat penbuangan sementara (TPS) yang telah disediakan sebelumnya atau langsung ke truck-truck sampah yang mendatangi titik pengumpulan kemudian di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Adapun peralatan yang dipergunakan berupa mobil arm roll.

 

 

Hasil

 

 

Sistim pengumpulan sampah belum maksimal diterapkan terutama sampah rumah tangga. Aktivitas pengumpulan hanya dilakukan pada kawasan permukiman ditepi jalan dan dilengkapi TPS dimana sampah terkumpul akan dengan mudah diangkut truk sampah. Untuk kawasan permukiman padat yang sulit dijangkau truk sampah atau jauh dari lintasan truk sampah. Kondisi ini hampir dijumpai diseluruh kawasan permukiman di Kota Ternate karena sebagai kota tua yang berkarakteristik geografi pantai dan gunung

 

Keberadaan TPS sebagai sarana pengumpulan sampah sebelum diangkut ke TPA seringkali menjadi polemik, warga menolak penempatan TPS di depan rumah mereka. Banyak TPS yang dibangun Dinas Kebersihan Kota Ternate malah dibongkar warga. Kondisi TPS yang tidak berpenutup juga merupakan sumber bau busuk dan menjadi vektor penyakit.

 

Jumlah container sampah masih sangat terbatas, padahal timbulan sampah pasar sangat besar. Kekurangan mobil amrol mengakibatkan container sering terlambat diangkut ke TPA.

 

Tingkat partisipasi masyarakat rendah khususnya pengumpulan sampah. Hal ini bisa dijumpai dengan tidak adanya kelembagaan ditingkat masyarakat.

 

 

Diskusi

 

 

Pola pengumpulan sampah Kota Ternate masih menggunakan metode individual langsung, metode individual tidak langsung dan metode komunal langsung.

 

Beberapa faktor-faktor penghambat yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa, antara lain kepadatan dan penyebaran penduduk, karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi, budaya, sikap dan perilaku masyarakat

 

Model pengolahan sampah di Kota Ternate hendaknya melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah, karakteristik perkotaan serta keberadaan sosial-budaya masyarakat setempat.

 

https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/bioedu/article/download/160/132

  

0 komentar:

Posting Komentar