Essay 1 Meringkas Jurnal Pengelolaan Sampah
Adytya Septriyanto Nugroho
23310410044
Psikologi Lingkungan Sabtu Pagi
Esai 1 Meringkas Jurnal Sampah
Dosen Pengampu Dra. Arundati Shinta, M.A.
Topik |
Pengelolaan
sampah, penanggulangan sampah, Kelurahan Dufa-Dufa
|
Sumber |
Jailan
dkk (2016) ( Jailan
Sahil1 , Mimien Henie Irawati Al Muhdar , Fachtur Rohman , Istamar Syamsuri )
. Sistem Pengelolaan dan Upaya penanggulan sampah di Kel.dufa-dufa Kota
ternate Jurnal BIOeduKASI ISSN :2301-427X Vol 4 No (2) Maret 2016
|
Permasalahan |
Kota
ternate adalah salah satu kota yang mengalami pertumbuhan penduduk dan
ekonomi yang cukup memicu meningkaknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan
sebagainya di wilayah Ternate sehingga akan memicu meningkatnya produksi
limbah buangan atau sampah. Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan
persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah
ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengngkut timbulan sampah
sebesar 214 m³/hari, dinas kebersihan Kota Ternate, (2012) sedangkan
berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012 adalah 413 m³/hari
didasari pada jumlah penduduk kota Ternate saat ini yakni 172.559 jiwa BPS
Ternate dalam angka, (2011) bararti menyisakan 52% sampah tidak terangkut ke
TPA. Meningkatnya produksi sampah tanpa sistem pengolahan yang tepat menjadi
alasan tidak terciptanya lingkungan yang bersih.
|
Tujuan
Penelitian |
Tujuan
penelitian ini ada menganalisis terhadap sistem pengelolaan sampah di
Kelurahan Dufa- Dufa
|
Isi
|
Kota Ternate mengalami permasalahan pengelolaan
persampahan yakni masalah pengangkutan sampah, berdasarkan data bahwa jumlah
ketersediaan prasarana pengangkutan hanya mampu mengangkut timbulan sampah
sebesar 214 m³/hari, Dinas Kebersihan Kota Ternate (2012)
berdasarkan hitungan bahwa timbulan sampah tahun 2012
adalah 413 m³/hari didasari pada jumlah penduduk Kota Ternate saat ini yakni
172.559 jiwa BPS Ternate dalam angka, (2011) bararti menyiasakan 52% sampah
tidak terangkut ke TPA
Pengolahan Sampah Masyarakat di pemukiman Kelurahan
Dufa-Dufa tidak melakukan pengolahan sampah. Sampah yang dihasilkan dari
rumah tangga langsung dibuang ke TPS
Beberapa faktor-faktor penghambat yang mempengaruhui
sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-Dufa, antara lain kepadatan dan
penyebaran penduduk, karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi,
budaya, sikap dan perilaku masyarakat
|
Metode
|
Pengumpulan
sampah dengan metode individual langsung yaitu, dilakukan oleh petugas
kebersihan dengan jalan mendatangi tiap-tiap sumber (door to door) dan
langsung diangkut untuk dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA). Metode
individual langsung biasanya melayani sumber sampah yang berada disekitar
jalan arteri primer dan kolektor primer. Adapun peralatan yang pergunakan
adalah mobil dump truck bak sampah.
Pengumpulan
sampah dengan metode individual tidak langsung merupakan metode pengumpulan
sampah yang dilakukan warga atau petugas kebersihan yang mendatangi tiap-tiap
sumber sampah (door to door) dan diangkut ke tempat penampung sementara atau
Transfer Depo (stasiun pemindahan) sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir
(TPA). Metode ini melayani sumber sampah yang berada disetiap jalan arteri
sekunder . Adapun peralatan yang dipergunakan berupa mobil dump truck bak
sampah dan mobil arm roll 8 M sampai dengan 10 M
Pengumpulan
sampah dengan metode komunal langsung merupakan metode pengumpulan sampah
yang dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil sampah langsung ke tempat
penbuangan sementara (TPS) yang telah disediakan sebelumnya atau langsung ke
truck-truck sampah yang mendatangi titik pengumpulan kemudian di buang ke
tempat pembuangan akhir (TPA). Adapun peralatan yang dipergunakan berupa
mobil arm roll.
|
Hasil
|
Sistim
pengumpulan sampah belum maksimal diterapkan terutama sampah rumah tangga.
Aktivitas pengumpulan hanya dilakukan pada kawasan permukiman ditepi jalan
dan dilengkapi TPS dimana sampah terkumpul akan dengan mudah diangkut truk
sampah. Untuk kawasan permukiman padat yang sulit dijangkau truk sampah atau
jauh dari lintasan truk sampah. Kondisi ini hampir dijumpai diseluruh kawasan
permukiman di Kota Ternate karena sebagai kota tua yang berkarakteristik
geografi pantai dan gunung
Keberadaan
TPS sebagai sarana pengumpulan sampah sebelum diangkut ke TPA seringkali
menjadi polemik, warga menolak penempatan TPS di depan rumah mereka. Banyak
TPS yang dibangun Dinas Kebersihan Kota Ternate malah dibongkar warga.
Kondisi TPS yang tidak berpenutup juga merupakan sumber bau busuk dan menjadi
vektor penyakit.
Jumlah
container sampah masih sangat terbatas, padahal timbulan sampah pasar sangat
besar. Kekurangan mobil amrol mengakibatkan container sering terlambat
diangkut ke TPA.
Tingkat
partisipasi masyarakat rendah khususnya pengumpulan sampah. Hal ini bisa
dijumpai dengan tidak adanya kelembagaan ditingkat masyarakat.
|
Diskusi
|
Pola
pengumpulan sampah Kota Ternate masih menggunakan metode individual langsung,
metode individual tidak langsung dan metode komunal langsung.
Beberapa
faktor-faktor penghambat yang mempengaruhui sistem pengelolaan sampah di
Kelurahan Dufa-Dufa, antara lain kepadatan dan penyebaran penduduk,
karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi, budaya, sikap dan perilaku
masyarakat
Model
pengolahan sampah di Kota Ternate hendaknya melibatkan berbagai komponen
pemangku kepentingan dan memperhatikan karakteristik sampah, karakteristik
perkotaan serta keberadaan sosial-budaya masyarakat setempat.
|
https://ejournal.unkhair.ac.id/index.php/bioedu/article/download/160/132
0 komentar:
Posting Komentar