Nama : Fitri Novia Rizka
Nim : 23310410057
Mata kuliah : Teori Kepribadian
Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro.S.Psi.,M.A.
Teori Fenomenologi Carl rogers
Psikologi diakui sebagai ilmu yang bisa berdiri sendiri pada tahun 1879,
ketika Wilhelm wundt mendirikan laboraturium di Leipzig, jerman. Laboraturium
ini dinobatkan sebagai laboraturium pertama di dunia. Setelah itu dunia
psikologi mengalami perkembangan yang begitu pesat, dengan ditandai erbagai
macam aliran dan cabang psikologi.
Kepribadian merupakan keseluruhan bagian dari seseorang dalam bereaksi
dan berinteraksi dengan individu satu dan lainnya. Di dalam ilmu psikologi,
membahas berbagai macam teori kepribadian dari berbagai ahli psikologi. Teori
adalah salah satu komponen yang penting dalam sebuah ilmu pengetahuan, termasuk
mengenai teori kepribadian. Tanpa adanya teori kepribadian maka usaha untuk
memahami perilaku seseorang akan terasa sulit.
Teori kepribadian Kepribadian dalam kehidupan sehari-hari berfungsi
deskriptif dan prediktif.Pertama, fungsi deskriptif merupakan fungsi teori
kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian
manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis. Pertanyaan-pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dijawab melalui fungsi
deskriptif. Kedua, fungsi prediktif merupakan fungsi memperkirakan apa,
mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari (Ja’far,2015).
Salah satu tokoh psikologi yang cukup terkenal yaitu carl rogers, yang
merupakan seorang psikoterapi yang setiap sesi dalam terapinya selalu
melibatkan peneliti dengan menggunakan tape recorder. Dengan adanya
metode tersebut orang-orang kemudian belajar dari hakikat psikoterapi dan
prosesnya. Metode terapi inilah yang kemudian dikembangkan oleh carl rogers dan
dikenal dengan isitlah client centered (Dinar,2006).
Carld rogers merupakan salah satu tokoh psikologi di bidang humanistic. Yang mana memiliki pandangan tentang setiap orang memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri. Bahkan carl rogers berpendapat bahwa semua orang memiliki kendali dalam mengatur dirinya sendiri. Di dalam teori fenomologi terdapat struktur kepribadian yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Ada tiga konstruksi penting dalam teori fenomenologi yaitu organisme, medan fenomena, dan self.
- Organisme
Pengertian dari organisme mencakup tiga hal
penting yaitu :
a.
Makhluk
hidup organisme adalah makhluk hidup yang lengkap dengan fungsi serta
psikologisnya dan merupakan semua tempat serta pengalaman. Hal ini berkaitan
dengan persepssi seseorang mengenai kejadian yang terjadi di dalam diri dan
dunia eksternalnya.
b.
Realitas
subyektif yaitu menganggap dunia seperti yang diamati dan dialaminya. Dalam hal
ini, realita adalah persepsi yang sifatnya subyektif dan dapat membentuk
tingkah laku seseorang.
c. Holisme organisme adalah satu kesatuan dari keseluruhan system, sehingga sangat mempengaruhi satu sama lain. setiap perubahan tentu memiliki makna dan tujuan yaitu untuk mengaktualisasikan diri serta untuk mengembangkan diri.
- Medan fenomena
Medan fenomena yaitu keseluruhan pengalaman baik yang bersifat ekternal maupun yang bersifat internal. Medan fenomena merupakan keseluruhan pengalaman pengalaman pribadi seseorang terjadi di dalam hidupnya sebagaimana bersifat subyektif.
- Self
s self yaitu penggabungan keseluruhan aspek keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari oleh individual.
Diri terbagi menjadi dua yaitu :
a.
Konsep diri
yaitu keseluruhan dari aspek keberadaan dan pengalaman seseorang, baik yang
disadari maupun yang tidak disadari. Didalam konsep diri terbagi menjadi dua
konsep yaitu:
1.
Real self
atau konsep diri real
Yaitu kondisi
dimana seseorang berdasarkan pada realita keadaannya saat ini
2.
Ideal self
atau konsep diri ideal
Yaitu kondisi dimana
seseorang ingin melihat dirinya seperti apa yang ia inginkan.
Dalam pandangan carl rogers tentang teori fenomenologi terdapat 3 dinamika
kepribadian yaitu :
- Positif regard
Positif regard yaitu setiap manusia memiliki
kebutuhan akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, dan rasa cinta dari orang
lain. kebutuhan itu disebut dengan need for positive regard. Di dalam positif
regard terbagi menjadi 2 yaitu :
a.
Positive regard
conditional
Positif regard conditional yaitu keadaan dinamika seseorang akan diakui dan dipercaya berdasarkan dengan pencapainya. contohnya yaitu ketika seorang siswa mendapatkan peringkat 1 maka secara otomatis seluruh guru akan membanggakannya berbeda dengan seorang siswa yang tidak mendapatkan peringkat sama sekali.
b.
Positif regard
unconditional
Positif regard unconditional yaitu keadaan dinamika seseorang akan dipercaya memiliki kemampuan yang dapat ia kembangkan sehingga ia dihargai hanya dengan menjadi dirinya sendiri. contohnya yaitu ketika seorang orangtua yang mencintai anaknya tanpa syarat, bahkan jika anak tersebut melakukan kesalahan atau memiliki pendapat yang berbeda tetap sebagai orangtua akan mencintai anaknya tanpa syarat.
- Self consistency dan congrunce
Self consistency yaitu dinamika dimana kepribadian seseorang yang senantiasa berupaya untuk mempertahankan konsistensi antara persepsi diri dan kesesuaiannya antara persepsi tersebut dengan pengalamannya.
- Self actualization
Self actualization yaitu proses untuk menjadi diri sendiri dan dorongan terhadap potensi individu untuk terus berkembang. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan pengalamn dan perkembangan dari individu tersebut.
Carl rogers menganggap bahwa perkembangan kepribadian seseorang
merupakan tahapan yang sangat penting untuk menuju pribadi yang berfungsi secara
utuh. Oleh sebab itu, individu yang berfungsi secara utuh akan mampu
menggunakan kemampuan bakatnya untuk merealisasikan dirinya. Terdapat beberapa
karakteristik individu tresebut memiliki kepribadian yang berfungsi dengan penuh
yaitu :
- Terbuka terhadap pengalama baru
- Percaya diri
- Dan mampu untuk bertanggung jawab pada setiap pilihan yang diambilnya.
Demikian juga pada tahap dari setiap individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan
masalahnya. Kecenderungan ini satu-satunya motif yang dimiliki manusia. Kebutuhan
untuk memuaskan rasa lapar, mengekspresikan emosi-emosi mendalam yang dirasakan,
dan menerima diri seseorang (Ratu,2014).
Dinar, S. E. D. (2006). KAJIAN CARL R. ROGERS
TENTANG “A WAY OF BEING”. PSYCHO IDEA, 4(1).
Harahap, D. (2020). Teori Carl Rogers dalam
Membentuk Pribadi dan Sosial yang Sehat. Jurnal Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, 2(2), 321-334.
Ja'far, S. (2015). Struktur Kepribadian Manusia
Perspektif Psikologi Filsafat. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2).
Ratu,
B. (2014). Psikologi Humanistik (Carl Rogers) dalam Bimbingan dan Konseling.
Jurnal Kreatif, 17(3), 12.
0 komentar:
Posting Komentar