Nama : Arti Muizzah Aisyawati
NIM : 23310410038
Kelas : A1
Mata Kuliah : Teori-Teori Kepribadian
Dosen Pengampu : FX. WAHYU WIDIANTORO S.Psi., MA
Teori Sifat dari Hans J Eysenck
Hans J Eysenck
adalah seorang psikolog kelahiran Jerman yang menghabiskan sebagian besar
karier profesinya di Inggris. Ia dikenal sebagai psikolog yang memakai
pendekatan behaviorism dalam melihat kepribadian manusia. Meski begitu
sebagian besar teorinya didasarkan oleh fisiologi dan genetika. Rumusan
kepribadian menurut Eysenck kurang lebih mengatakan bahwa kepribadian adalah
seluruh potensi tingkah laku individu yang ditentukan oleh faktor keturunan dan
lingkungan. Kepribadian individu berasal dan berkembang karena adanya interaksi
empat faktor yaitu intelegensi, karakter, temprament, dan somatis (Prawira,
2013). Eysenck juga mengemukakan hal penting yang tidak dapat dipisahkan
keterkaitannya dari kepribadian individu yaitu sifat di tipe. Di mana Eysenck
mendefinisikan dengan sederhana mengenai sifat yaitu “an observed constellation
of individual action-tendencies” dengan kata lain sifat hanyalah suatu ke ajengan yang diulangi daripada si subyek. Sedangkan suatu tipe diberikan
definisi sebagai “an observed constellation of syndrome of traits”. Jadi tipe
lebih luas daripada sifat karena tipe mencakup sifat sebagai komponennya
(Suryabrata, 2011).
Dalam Mulyadi et al., 2016 Eysenck mengemukakan ada empat faktor utama yang mengorganisasikan tingkah laku yang membentuk pola tingkah laku manusia yaitu sektor kognitif, konotatif, afektif, dan sektor somatik. Faktor-faktor kepribadian Eysenck memiliki empat tingkatan hirarki yaitu:
- Tipe merupakan kumpulan trait yang menempatkan kombinasi trait dalam dimensi yang lebih luas.
- Trait merupakan kumpulan kecenderungan kegiatan, koleksi respon yang saling berkaitan atau mempunyai persamaan tertentu.
- Habitual Response adalah kebiasaan tingkah laku atau berpikir yang muncul kembali untuk merespon kejadian yang serupa.
- Respons spesifik adalah tingkah laku yang secara aktual dapat diamati dan berfungsi sebagai respon terhadap suatu kejadian.
Eysenck hanya
sedikit memberikan uraian mengenai sifat-sifat kepribadian individu. Ia lebih
memusatkan perhatiannya pada dimensi-dimensi dasar atau tipe-tipe kepribadian.
Dari penyelidikan yang dilakukan Eysenck ia menemukan tiga dimensi dasar atau
tipe kepribadian yaitu Ekstraversi, Neurotisme, dan Psikotik.
Dalam Mulyadi et al., 2016 dijelaskan mengenai tipe-tipe kepribadian ini bersifat bipolar seperti ekstraversi memiliki kutub bersebrangan dengan introversi, neurotisme mempunyai kutub bersebrangan dengan stabilitas, dan psikotik mempunyai kutub bersebrangan dengan superego. Dimensi tipe Ektraversi yang dimaksud Eysenck menjelaskan bahwa orang ekstrover mempunyai karakteristik utama yitu kemampuan bersosialisasi dan sifat impulsif. Sedangkan orang introver kebalikannya. Penyebab utama dari perbedaan ini ialah tingkat rangsangan kortikal suatu kondisi fisiologis yang biasanya diwariskan daripada dipelajari. Dalam dimensi tipe Neurotisme Eysenck melihat beberapa penelitian telah menemukan bukti dari dasar genetik pada sifat neurotik yaitu kecemasan dan juga histeria. Orang-orang dengan skor neurotisme yang tinggi memiliki kecenderungan untuk bereaksi berlebihan secara emosional. Sedangkan orang yang berada pada kutub sehat dari neurotisme di asumsikan oleh Eysenck adalah orang yang mempunyai kapasitas untuk menolak gangguan neurotis. Pada dimensi tipe Psikotik Eysenck berpendapat bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada psikotik biasnya egosentris, dingin, dan juga tidak mudah menyesuaikan diri. Sedangkan orang yang memiliki skor rendah cenderung bersifat altruism, mudah bersosialisasi, peduli, dan juga empati.
Daftar Pustaka :
Mulyadi, S., Lisa, Warda., &
Kusumastuti. A. N. (2016). Psikologi
Kepribadian. Jakarta: Penerbit Gunadarma
Suryabrata, S. (2011). Psikologi kepribadian. Jakarta :Rajawali Pres.
Prawira, P. A. (2013). Psikologi Kepribadian dengan Perspektif Baru. Jakarta: AR-RUZA MEDIA
0 komentar:
Posting Komentar