Jawaban Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Explorasi Skema Presepsi Paul A. Bell dalam Mencapai Kreatifitas dan Mengatasi Tidak Kreatifitas di Dunia Kerja
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, kreativitas
menjadi salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan. Kreativitas merujuk pada
pengembangan ide yang baru dan berpotensi berguna (Marasabessy, 2019). Orang
yang kreatif dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan menciptakan
solusi yang inovatif, membantu mereka dalam menghadapi tantangan yang ada
(Wicaksono, 2023). Kreativitas adalah pendorong utama inovasi. Dalam dunia
bisnis, inovasi produk dan layanan baru sering kali menjadi kunci keberhasilan
perusahaan. Kreativitas memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan ide-ide baru
yang mengarah pada pengembangan produk yang lebih baik, layanan yang lebih
efisien, dan solusi-solusi yang lebih inovatif.
Skema presepsi Paul A. Bell memiliki hubungan yang erat karena skema presepsi membantu menjelaskan bagaimana individu mengolah informasi untuk menciptakan sesuatu yang baru dan inovatif. Persoalan yang muncul dengan persepsi adalah manusia terlalu kreatif dalam menciptakan persepsi berdasarkan manfaat (Patimah et al, 2024). Skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan, Individu melihat objek fisik kemudian terjadilah presepsi individu. Dari persepsi tersebut individu dapat beradaptasi, mengintegrasikan pengalaman, memproses informasi, dan menggunakan imajinasi untuk menciptakan solusi-solusi baru dan inovatif dalam berbagai konteks. Akan tetapi tidak semua individu dapat beradaptasi dengan presepsinya ada juga individu yang memilih homeostasis, menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Dalam Sarwono tahun 1995 Perbedaan persepsi ini terjadi karena ada lima faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan persepsi yaitu budaya, status sosial ekonomi, usia, agama, dan interaksi antara peran gender, desa/kota, dan suku (Patimah et al, 2024).
Adapun langkah-langkah individu menjadi kreatif. Individu
yang kreatif akan mulai dengan pemahaman yang komprehensif terhadap masalah
atau tantangan yang dihadapi. Mencoba untuk melihat masalah dari berbagai sudut
pandang dan memahami konteksnya dengan baik. Menggunakan pengetahuan dan
pengalaman yang mereka miliki secara luas untuk membantu mengidentifikasi
solusi atau ide-ide baru. Ini bisa melibatkan pengetahuan dari berbagai bidang
atau disiplin ilmu. Setelah memahami masalah, individu mengambil waktu untuk
merenungkan secara mendalam. Mereka mungkin membiarkan pikiran mereka
"menginkubasi" ide-ide, menggali dan mengeksplorasi berbagai
kemungkinan solusi tanpa tekanan waktu yang besar. Dalam
fase ini, proses kreatif berperan kuat. Individu mungkin menggunakan teknik
pemikiran divergen dan asosiasi bebas untuk memperluas pandangan mereka dan
menemukan ide-ide yang tidak konvensional. Ide-ide yang dihasilkan dievaluasi
secara kritis untuk memastikan keefektifannya dalam memecahkan masalah atau
menciptakan nilai baru. Setelah itu, ide-ide tersebut diimplementasikan dan
diuji dalam praktik.
Individu kreatif sering mencoba hal-hal baru dan berbeda. Ini dapat bertentangan dengan budaya perusahaan yang lebih konservatif atau dengan rekan kerja yang lebih nyaman dengan cara-cara yang sudah dikenal dan teruji. Ketika inovasi tidak dipahami atau dihargai dengan baik, ini bisa menyebabkan konflik atau ketegangan di tempat kerja hingga ancaman pemecatan sehingga menjadikan individu tidak kreatif. Persepsi negatif seperti ini dapat menghambat kreativitas karena individu cenderung menghindari risiko dan perubahan (Sarwono, 2015). Mereka cenderung mengandalkan metode atau solusi yang telah terbukti di masa lalu menyebabkan sulit bagi individu untuk keluar dari pola pikir yang sudah ada atau mencoba pendekatan yang disebut homeostatis dalam skema persepsi yang dikemukakan oleh Paul A. Bell dan kawan-kawan. Langkah-langkah tersebut mencerminkan bagaimana individu dapat mengembangkan kreativitas atau terjebak dalam pola pikir yang tidak kreatif. Mengatasi tantangan-tantangan ini sering membutuhkan kombinasi dari dukungan manajerial, budaya kerja yang inklusif terhadap ide-ide baru, dan kemampuan individu untuk berkomunikasi dan menjelaskan nilai dari pendekatan kreatif mereka. Serta kemampuan untuk fleksibel dalam berpikir, berani mencoba hal-hal baru, keberanian untuk mengubah paradigma dan memiliki keterbukaan terhadap ide-ide yang tidak konvensional.
Daftar Pustaka
Marasabessy, Z. A. (2019). Membentuk kreativitas dalam
dunia kerja. Suhuf, 31(1), 58-71.
Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024).
Persepsi Terhadap Lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29.
Sarwono, S. W. (2015). Psikologi Lingkungan.
Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.
Wicaksono, Punto. (2023). Berpikir Kreatif dalam
Menghadapi Tantangan Dunia Kerja. QuBisa.
0 komentar:
Posting Komentar