Jawaban UAS Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu : Dr., Arundati Shinta. MA
Arti Muizzah Aisyawati
23310410038
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kreatif Vs Tidak Kreatif dalam Skema Paul A. Bell dan Kawan-Kawan
Ujian Akhir Psikologi Industri & Organisasi dengan pengampu Arundati Shinta
Perilaku kerja
inovatif dianggap sebagai perilaku yang memberikan manfaat bagi perusahaan di
era yang penuh dengan keterbukaan dan perubahan ini ( Hidayat & Abadi,
2023). Di era kemajuan teknologi saat ini kreativitas karyawan sangat penting
untuk menunjukkan esensi dan tujuan pada setiap inovasi. Dalam dunia bisnis
sendiri kreativitas karyawan menjadi kunci utama dalam mencapai keunggulan
kompetitif. Selain itu kreativitas juga berfungsi untuk meningkatkan efisiensi
operasional dan menciptakan solusi baru dalam menghadapi tantangan bisnis.
Namun, seringkali perusahaan menghadapi tantangan besar ketika karyawan maupun
pimpinan menunjukkan kurangnya kreativitas.
Kepemimpinan
sendiri menjadi faktor penting dalam memberi pengaruh terhadap kemajuan organisasi atau kelompok dalam melakukan pekerjaan maksimum
yang sesuai dengan tujuan organisasi” (Wahyuni et al., 2022). Dalam hal ini pemimpin
mempunyai pengaruh besar dalam mengkoordinasikan karyawan serta menjadi model
bagi para karyawan. Masalah utama yang terus muncul di era perkembangan
teknologi saat ini ialah karyawan maupun pemimpin yang menunjukkan kurangnya
kreativitas. Oleh sebab itu sangat penting bagi pemimpin atau karyawan untuk
meningkatkan kreativitas guna mengikuti perkembangan teknologi dalam menghadapi
tantangan bisnis.
Dalam Kusuma et
al., 2021 dikatakan bahwa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kreativitas adalah dengan memberdayakan karyawan. Hal ini dilakukan agar
karyawan memiliki motivasi dan menghasilkan hasil yang kreatif dalam
pekerjaannya. Dasar dari terbentuknya perilaku ialah persepsi. Persepsi diartikan
sebagai proses menerima, menafsirkan, dan mengorganisasi informasi untuk
memahami dunia sekitar kita. Dalam Skema persepsi Paul A. Bell tepat awal dari
hubungan manusia dengan lingkungannya adalah kontak fisik antara individu
dengan objek-objek lingkungannya (Sanger et al., 2021). Dalam hal ini objek
yang tampil sesuai dengan kubermanfaatnya sedangkan individu datang dengan
sifatnya, pengalaman masa lalu, minat, bakat, dan berbagai ciri kepribadiannya.
Dari teori tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang kreatif adalah
individu yang dapat melihat dan menafsirkan lingkungannya dengan cara yang unik
dibantu dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Hurlock dalam
Sagita & Setiorini (2022) terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan kreativitas yaitu :
·
Waktu, pengaturan waktu yang
baik akan menolong seseorang dalam meningkatkan pemikiran yang kreatif.
·
Peluang menyendiri, Seseorang
membutuhkan ruang sendiri untuk mendapatkan inspirasi secara perlahan.
·
Dorongan, dukungan dari orang
sekitar sangat membantu seseorang untuk menjadi kreatif, hal ini dikarenakan
motivasi membantu seseorang untuk terus mencari ide-ide baru dan berbeda.
·
Sarana, sarana yang layak adalah
salah satu hal penting yang membantu seseorang untuk dapat memacu diri dalam
bereksperimen.
·
Rangsangan dari lingkungan. Dalam
hal ini lingkungan memicu kreativitas individu. Dalam Skema persepsi menurut
Paul A. Bell dalam (Sanger et al., 2021) dikatakan bahwa tahap paling awal dari
hubungan manusia dengan lingkungannya adalah kontak fisik antar individu dengan
objek-objek di lingkungannya. Dalam hal ini objek tampil dengan kemanfaatannya
masing-masing. Lingkungan menjadi pendorong untuk memakai fasilitas yang hendak
mendesak kreativitas.
· Peluang guna mendapatkan pengetahuan, meningkatkan skill merupakan jalan terbaik dalam mengembangkan kreativitas. Manusia pada umumnya tidak kreatif pada segala hal bidang namun hanya bidang-bidang tertentu sehingga memerlukan ilmu pengetahuan langsung dengan bidang tertentu untuk meningkatkan kreativitas.
Dalam Wahyuni dan kawan-kawan (2022) dikatakan
bahwa tipe kepemimpinan otoriter selalu mendikte tentang apa yang harus
dikerjakan oleh anggotanya. Kepemimpinan menjadi hal pending dalam pengembangan kreativitas karyawan. Kepemimpinan otoriter akan membuat inisiatif dan daya pikir anggota
sangat dibatasi. Sehingga mereka tidak bisa menjadi kreatif karena keterbatasan
ruang gerak yang diberikan. Pembatasan ini membuat karyawan tidak mudah
mengekspersikan pendapatnya. Sehingga dalam hal ini untuk bisa menjadi kreatif
seseorang perlu mengatasi ketakutan akan kegagalan. Sebaliknya untuk menjadi
tidak kreatif seseorang hanya perlu membiarkan ketakutan menguasai pikiran
mereka.
Daftar Pustaka:
Hidayat, E., & Abadi, F. (2023). Hubungan Antara Gaya
Kepemimpinan Budaya Organisasi, Organizational Citizenship Behavior dan
Perilaku Kerja Inovatif Pada Perusahaan yang Bergerak dalam Bidang Transmisi
dan Distribusi Gas Bumi. Jurnal Darma
Agung, 31(5): 416-431
Sagita, Y. D., & Setiorini, A. (2022). Pengaruh Kreativitas dan
Inovasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Mnc Animasi. Jurnal Ekonomi dan Industri, 23(2): 417-425.
Sanger, A. S., Waani, J. O., & Franklin, P. J.C. (2021) Tingkat
Adaptasi Masyarakat terhadap Bencana Gunung Api Lokon di Kota Tomohon. Media Matrasain, 18(2): 75-82.
Wahyuni, S., Sukatin, S., Fadilah, I. N., & Asti, W. (2022).
Gaya Kepemimpinan Otoriter (Otokratis) Dalam Manajemen Pendidikan. Educatonal Leadershiip: Jurnal Manajemen
Pendidikan, 1(2), 123-130.
0 komentar:
Posting Komentar