23.6.24

Tugas Essay UAS: Psikologi Lingkungan - Oleh Nadi Asmara Wibawa

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : Nadi Asmara Wibawa

NIM : 22310410156

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Presepsi Masyarakat Terhadap Sampah 

Sebuah studi kasus pengelolaan sampah di indonesia


ABSTRAK

Persepsi masyarakat terhadap sampah memainkan peran penting dalam menentukan perilaku pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Artikel ini menganalisis bagaimana persepsi terhadap sampah terbentuk dan mempengaruhi perilaku masyarakat, menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell. Studi ini fokus pada aspek sosial budaya yang sering diabaikan dalam pengelolaan sampah di Indonesia, dengan tujuan memahami mengapa perilaku tidak peduli terhadap sampah masih dominan meskipun telah ada berbagai peraturan dan teknologi yang mendukung pengelolaan sampah.

PENDAHULUAN

Pengelolaan sampah merupakan masalah yang kompleks di Indonesia, melibatkan berbagai aspek seperti peraturan, kelembagaan, pendanaan, sosial budaya, dan teknologi (Hendra, 2016). Meskipun sudah ada banyak peraturan dan teknologi yang mendukung, perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah masih menjadi hambatan utama. Artikel ini menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell untuk menjelaskan proses terbentuknya perilaku tidak peduli masyarakat terhadap sampah.

  1. Skema Persepsi Paul A. Bell

Paul A. Bell mengemukakan bahwa persepsi adalah proses menerima, mengorganisasikan, dan menafsirkan informasi sensorik untuk memberikan makna pada lingkungan sekitar (Patimah et al., 2024). Persepsi terbagi menjadi beberapa tahap:

  1. Tahap Sensoris: Informasi tentang sampah diterima melalui indera.

  2. Tahap Pengorganisasian: Informasi ini diatur dan dikelompokkan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.

  3. Tahap Penafsiran: Informasi yang telah diorganisasi kemudian ditafsirkan untuk membentuk persepsi individu terhadap sampah.

  4. Tahap Respons: Persepsi yang terbentuk kemudian mempengaruhi bagaimana individu merespons, dalam hal ini bagaimana mereka mengelola sampah.

Proses Terbentuknya Perilaku Tidak Peduli terhadap Sampah.

Tahap Sensoris

Masyarakat menerima informasi tentang sampah melalui berbagai cara, seperti penglihatan terhadap tumpukan sampah, bau yang tidak sedap, dan berita tentang dampak negatif sampah. Namun, informasi ini sering kali tidak cukup kuat untuk mengubah perilaku karena kebiasaan dan norma sosial yang sudah mengakar.

Tahap Pengorganisasian

Informasi yang diterima diorganisasikan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Di banyak komunitas, membuang sampah sembarangan mungkin sudah menjadi kebiasaan yang diterima secara sosial. Norma sosial ini menghalangi pengorganisasian informasi baru yang bertentangan dengan kebiasaan lama.

Tahap Penafsiran

Penafsiran informasi sangat dipengaruhi oleh keyakinan dan sikap yang sudah ada. Jika masyarakat sudah terbiasa berpikir bahwa tanggung jawab pengelolaan sampah bukan urusan mereka, maka mereka akan menafsirkan informasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar sebagai sesuatu yang tidak relevan.

Tahap Respons

Persepsi yang terbentuk kemudian menghasilkan respons perilaku. Dalam konteks ini, respons yang dihasilkan adalah perilaku tidak peduli terhadap sampah. Meskipun ada peraturan dan teknologi yang mendukung pengelolaan sampah, persepsi yang salah dapat menghambat perubahan perilaku yang diinginkan.

Ilustrasi di atas menggambarkan tumpukan sampah di sebuah lingkungan perkotaan yang padat. Meskipun tersedia tempat pembuangan sampah yang jelas, banyak warga masih membuang sampah sembarangan. Ini menunjukkan bahwa masalah utama bukan pada kurangnya fasilitas, tetapi pada persepsi dan kebiasaan masyarakat.

Kesimpulan 

Persepsi masyarakat terhadap sampah sangat mempengaruhi perilaku pengelolaan sampah. Menggunakan skema persepsi Paul A. Bell, kita dapat memahami bahwa perubahan perilaku memerlukan perubahan pada setiap tahap persepsi, dari penerimaan informasi hingga respons. Intervensi yang efektif harus mencakup pendidikan dan kampanye yang dapat mengubah cara masyarakat memandang dan mengelola sampah.

DAFTAR PUSTAKA

Duckworth, A.L., & Gross, J.J. (2020). Behavior change. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 161, 39–49.

Hendra, Y. (2016). The comparison between waste management system in Indonesia and South Korea: 5 aspects of waste management analysed. Aspirasi, 7(1), 77-91.

Patimah, A.S., Shinta, A., & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29.

Sarwono, S.W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.


0 komentar:

Posting Komentar