23.6.24

Tugas Essay UAS: Psikologi Lingkungan - Oleh Laora Arthamevia Viranezy

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : Laora Arthamevia Viranezy

NIM : 22310410148

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

IMG-20240214-WA0024


Proses terjadinya perilaku tidak peduli pada masyarakat terhadap sampah yang diproduksinya sendiri, dengan menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan kawannya.

Psikologi lingkungan adalah ilmu pengetahuan yang telah berkembang selama bertahun-tahun dan telah banyak terbukti bermanfaat untuk berbagai aspek kehidupan. Psikologi lingkungan dapat memengaruhi bagaimana orang hidup dan beraktivitas. Ini tidak lain karena psikologi lingkungan pada dasarnya membahas manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Psikologi lingkungan juga membahas bagaimana manusia baik individu maupun sosial. 

Dalam psikologi lingkungan, saya banyak belajar mengenai pengelolaan sampah dengan bijak, banyak masyarakat yang masih kurang peduli dengan dampak negatif yang muncul ketika kita tidak mengelola sampah dengan bijak. Dampak negatif itu berupa lingkungan yang kotor serta tidak sehat. Permasalahan mengenai hal ini juga banyak dijumpai contohnya banyak tumpukan sampah dipinggir jalan, banyak sampah sampah yang dibuang sembarangan di sungai, lingkungan menjadi kotor dan bau sehingga dapat menimbulkan penyakit. 

Paul A. Bell, pada tahun 1978, mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu tentang saling hubungan antartingkah laku dengan lingkungan buatan maupun alamiah. 

Perilaku tidak peruli terhadap sampah yang diproduksi oleh masyarakat sendiri bisa dijelaskan menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan kawannya yang termasuk dalam teori kegagalan untuk bertindak terhadap permasalahan lingkungan (environmental inaction). Komponen utama dari skema persepsi ini : 

  1. Pengenalan Masalah

Masyarakat harus menyadari adanya masalah terkait sampah yanh dihasilkan, pada saat ini masih banyak masyarakat yang kurang peduli atau bahkan tidak peduli terhadap sampah yang diproduksinya. Masyarakat kurang bijak dalam mengelola sampah tersebut sehingga masih banyak ditemukan sampah sampah yang tidak dikelola dengan baik dan berdampak buruk pada lingkungan. Pengenalan masalah ini bisa berupa pengetahuan bahwa adanya dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik terhadap lingkungan dan kesehatan. Pentingnya untuk melakukan sosialisasi atau memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah serta memberikan pengetahuan atau pelatihan  mengenai cara mengelola sampah dengan baik sehingga masyarakat mulai sadar dan bertindak untuk mengelola sampah yang diproduksinya secara bijak agar terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.

  1. Penghargaan Terhadap Dampak

Individu harus menghargai dampak dari perilaku merka terhadap lingkungan. Jika mereka tidak menganggap sampah yang dihasiklan sebagai masalah serius, mereka mungkin tidak peduli. Individu perlu lebih memperhatikan dampak dari perilaku mereka agar lebih peduli lagi mengenai dampak yang dihasilkan dari perilaku tersebut merupakan masalah serius yang harus segera dibenahi sehingga individu akan lebih peduli dan mulai menangani masalah tersebut. Diperlukan juga penghargaan bagi masyarakat yang sudah peduli dengan mengelola sampahnya secara bijak agar masyarakat yang kurang peduli bisa tertarik dan mulai peduli dengan dampak yang dihasilkan jika individu tidak mengelola sampahnya dengan bijak.

  1. Percaya Bahwa Tindakan Individu Diperlukan

Keyakinan bahwa tindakan individu dalam mengurangi atau mengelola sampah sangat penting. Diperlukan kesadaran individu mengenai pengurangan sampah yang diproduksi atau mengelola sampah yang diproduksinya itu sangat penting dan akan memberikan dampak prositif terhadap lingkungan. Jika individu merasa tindakannya tidak berpengaruh, maka mereka akan cenderung menjadi tidak peduli. Maka dari itu sangat diperlukan kesadaran dan keyakinan bahwa dengan mengurangi sampah sang diproduksi dan mengelolanya dengan bijak akan memberikan dampak yang baik untuk kesehatan dan lingkungan.

  1. Motivasi dan Tanggapan Pribadi

Tingkat motivasi individu untuk bertindak terhadap masalah sampah. Masyarakat harus saling memberikan dukungan serta mengingatkan betapa pentingnya menjaga lingkungan agar menambah motivasi individu untuk bergerak dalam menangani masalah tersebut. Faktor faktor seperti nilai pribadi, norma sosial, dan dukungan dari lingkungan sekitar akan mempengaruhi sikap dan tindakan individu terhadap sampah.

  1. Percaya Pada Efektivitas Tindakan

Percaya bahwa tindakan yang diambil dapat efektif dalam menangani masalah sampah. Jika individu merasa baha upaya mereka tidak akan membuat perbedaan, mereka mungkin cenderung tidak peduli. 

Jadi, perilaku tidak peduli terhadap sampah yang diproduksi oleh masyarakat sendiri bisa terjadi jika ada kegagalan dalam salah satu atau beberapa komponen diatas. Misalnya kurang peduli terhadap masalah lingkungan, ketidak percayaan bahwa tindakan individu bisa berpengaruh, atau kurangnya motivasi untuk berubah karena minimnya penghargaan terhadap dampak dan perilaku mereka terhadap lingkungan. Ini menggambarkan bagaimana skema persepsi Paul A Bell dapat membantu dalam memahami dan mengatasi tentang perilaku tidak peduli terhadap sampah yang diproduksi oleh masyarakat.


(Paradigma Baru Psikologi Lingkungan oleh Dr. Erita Yuliasesti Diah Sari, S. Psi., M. Si. )

0 komentar:

Posting Komentar