23.6.24

Tugas Essay UAS: Psikologi Lingkungan - Oleh Nurhandika Khayata Auladi

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : Nurhandika Khayata Auladi

NIM : 22310410198

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Perilaku Tidak Peduli Masyarakat Terhadap Sampah: Perspektif Persepsi Lingkungan Hidup

C:\Users\asus\Downloads\WhatsApp Image 2024-06-23 at 18.01.10.jpeg

Ketidakpedulian masyarakat terhadap sampah yang dihasilkan sendiri merupakan masalah lingkungan yang mendesak. Dengan menggunakan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan, kita dapat memahami bagaimana persepsi individu terhadap lingkungan berperan dalam pembentukan perilaku merugikan ini. Persepsi membentuk dasar dari perilaku, dan memahami proses ini dapat memberikan solusi yang lebih efektif.

Objek Fisik dan Individu

Dalam konteks ini, sampah yang dihasilkan individu merupakan objek fisik. Setiap hari, individu menghasilkan sampah melalui aktivitas seperti memasak, berbelanja, dan konsumsi produk. Persepsi dan respon individu terhadap sampah ini bervariasi. Misalnya, seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pendidikan lingkungan mungkin akan mengelola sampah dengan baik, sementara individu yang tidak memahami dampak negatif sampah mungkin menganggapnya sepele dan tidak penting.

Homeostasis

Persepsi masyarakat tentang pengelolaan sampah berperan penting dalam mencapai keseimbangan atau homeostasis. Jika lingkungan dipersepsikan dalam batas-batas optimal, individu cenderung merasa nyaman dan tidak terdorong untuk melakukan perubahan. Namun, jika sampah mulai menumpuk dan menyebabkan bau tidak sedap atau mengganggu, individu mungkin merasa terbebani. Kondisi ini mungkin masih bisa ditoleransi oleh sebagian orang yang telah terbiasa dengan lingkungan yang kotor.

Stres dan Coping

Saat individu mulai merasakan tekanan akibat lingkungan yang kotor dan tidak nyaman, maka akan mencoba cara untuk mengatasi hal tersebut atau dikenal sebagai coping behavior. Bentuk coping behavior dapat berupa adaptasi dan adjustment.

Adaptasi berupa menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan akan tetapi membutuhkan kesadaran dan kemauan. Misalnya, individu dapat mulai memilah sampah, mendaur ulang atau mengurangi sampah plastik. 

Adjustment atau upaya mengubah lingkungan agar menjadi nyaman sesuai kebutuhan. Akan tetapi, dalam hal mengelola sampah, upaya sering dilakukan dengan cara salah, misal membuang sampah sembarangan atau dibakar yang dapat merusak lingkungan sekitar.

Efek Lanjutan

Jika coping behavior tidak efektif, tekanan akibat kondisi lingkungan yang buruk dapat memperburuk kondisi mental individu, menyebabkan mereka menyerah. Hal ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental tetapi juga memperburuk masalah lingkungan. Ketika banyak orang menyerah untuk mengatasi sampah, upaya kolektif untuk menjaga kebersihan lingkungan menjadi sulit diwujudkan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi lingkungan hidup dipengaruhi oleh budaya, status sosial ekonomi, usia, pendidikan, agama dan nilai sosial. Faktor-faktor ini mempengaruhi bagaimana individu mempersepsikan sampah dan pentingnya pengelolaan lingkungan. 

Budaya sangat mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap sampah. Misalnya, Masyarakat yang memiliki kebiasaan hidup bersih cenderung lebih peduli terhadap pengelolaan sampah, sementara komunitas yang menganggap membuang sampah sembarangan sebagai hal biasa sulit diubah perilakunya.

Status sosial ekonomi juga memainkan peran penting. Masyarakat dengan status ekonomi rendah mungkin tidak memiliki akses atau fasilitas yang memadai untuk mengelola sampah dengan baik, sehingga mengandalkan cara-cara yang kurang efektif dan merugikan lingkungan.

Usia dan pendidikan dapat berpengaruh. Generasi muda yang tidak mendapat pendidikan tentang pentingnya kebersihan lingkungan mungkin tidak memiliki kesadaran yang cukup untuk mengelola sampah dengan baik.

Agama dan nilai social juga berpengaruh. Agama dan nilai-nilai sosial juga membentuk persepsi masyarakat tentang kebersihan dan pentingnya menjaga lingkungan.

Berdasarkan uraian tersebut dinyatakan bahwa perilaku tidak peduli terhadap sampah merupakan persepsi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Memahami proses ini dengan skema persepsi dari Paul A. Bell dan kawan-kawan dapat melihat bagaimana persepsi membentuk perilaku tentang kesadaran mengelola sampah. Maka dari itu, upaya untuk mengubah perilaku ini dapat dimulai dengan mengubah persepsi individu melalui pengetahuan, kesadaran lingkungan dan sarana fasilitas pengelolaan sampah yang mendukung. Dengan cara ini kita dapat mewujudkan lingkungan yang bersih dari sampah dan penyakit.

Daftar Pustaka: 

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.

0 komentar:

Posting Komentar