23.6.24

Tugas Essay UAS: Psikologi Lingkungan - Oleh FINDA PENSIUNA WATI

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : FINDA PENSIUNA WATI

NIM : 22310410189

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA


ANALISIS PERILAKU YANG TIDAK PEDULI DARI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH BERDASARKAN SKEMA PERSEPSI OLEH PAUL A. BELL

Sering kali perilaku Masyarakat yang tidak perduli terhadap sampah yang di produksinya sendiri dapat dijeleskan melalui skema presepsi yang di usulkan oleh Paul A. Bell dan rekan-rekannya tersebut. Presepsi inilah, yang kemudian akan mempengaruhi perilaku, melalui beberapa tahapan yang saling berkaitan. 

Dari segi Sensasi, proses ini dimulai ketika individu menerima rangsangan dari lingkungan di sekitar mereka. Misalnya seperti, seseorang melihat sampah berserakan dari jalan atau mencium bau tidak sedap dari tumpukan sampah tersebut.

Sering kali perhatian atau Atensi ini melibatkan fokus pada individu terhadap rangsangan tertentu yang mereka terima. Apakah individu tersebut memperhatikan sampah di lingkungannya atau mereka memilih untuk mengabaikannya? Banyak faktor yang mempengaruhi perhatian,termasuk kebiasaan,lingkungan sosial, dan prioritas pribadi individu.

Cara interpretasi setelah perhatian, individu akan menginterpretasikan rangsangan tersebut berdasarkan pengalaman sebelumnya, pengetahuan, dan budaya mereka. Misalnya, seseorang mungkin melihat sampah sebagai sesusatu yang normal dan tidak memerlukan perhatian lebih karena mereka sudah terbiasa melihat sampah berserakan tanpa konsekuensi kenyataan.

Hal ini menimbulkan presepsi, Dimana proses interprestasi ini akan mengarah kepada presepsi yang lebih menyeluruh. Di dalam konteks sampah, jika seseorang secara terus menerus melihat bahwa tidak adanya Tindakan atau sangsi yang di berikan terhadap pembuangan sampah sembarangan, maka mereka mungkin membentuk presepsi bahwa perilaku ini diterima atau bahkan di harapkan.


Ilustrasi

Sehingga dalam hal demikian sikap individu yang presepsinya terbentuk akan mempengaruhi sikap individu terhadap sampah. Sikap ini bisa berupa ketidakpedulian atau keengganan untuk mengubah kebiasaan membuang sampah sembarangan karena mereka tidak melihat masalah yang signifikan dengan perilaku tersebut.

Maka perilaku pada akhirnya, sikap yang terbentuk akan di wujudkan dalam perilaku. Jika sikapnya negative atau tidak peduli terhadap pengelolaan sampah, maka perilaku yang di hasilkaan adalah tidak bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan. Mereka mungkin merasa tidak ada gunanya untuk mencari tempat sampah atau melakukan pemilihan sampah jika mereka melihat bahwa lingkungan sekitarnya tidak mendukung priktik tersebut. 

Paul A. Bell dan rekan-rekannya menekankan bahwa setiap tahapan dalam proses persepsi ini di pengaruhi oleh berbagai factor internal (seperti nilai-nilai pribadi,pengetahuan,dan pengalaman) serta factor eksternal (seperti norma sosial,regulasi, dan kondisi lingkungan). Sehingga untuk mengubah perilaku Masyarakat agar lebih bertanggung jawab terhadap sampah, di perlukan intervensi yang menyeluruh pada setiap tahapan proses presepsi ini. 

Hubungan interpersonal yang tidak baik dapat berdampak signifikan terhadap efektivitas pengelolaan sampah. Ada beberapa cara di mana hubungan interpersonal yang buruk mempengaruhi pengelolaan sampah seperti, 

  • Kurangnya kerja sama antar warga

  • Komunikasi yang tidak efektif, antara pihak-pihak terkait, seperti antara pemerintah daerah,pengelolaan smapah, dan warga, sehingga dapat mengakibatkan miskomunikasi mengenai aturan dan prosedur pengelolaan sampah.

  • Kurangnya dukungan sosial

  • Konflik dan ketegangan, konflik antar individua tau kelompok dalam Masyarakat bisa menghambat inisiatif pengelolaan sampah. 

  • Rendahnya partisipasi komunitas

Dengan memperbaiki hubungan interpersonal dalam Masyarakat,diharapkan pengelolaan sampah dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.

Contoh pengelolaan sampah yang terjadi di Doha,Qatar. Qatar telah mengambil beberapa Langkah signifikan dalam pengelolaan sampah untuk mengatasi tantangan lingkungan yang di hadapinya. Beberapa contoh inisiatif pengelolaan sampah di Qatar :

  • Strategi nasional pengelolaan sampah 

Qatar memiliki strategi nasional untuk pengelolaan sampah yang berfokus pada pengurangan,pemanfaatan Kembali,dan daur ulang sampah. Bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan meningkatkan daur ulang.

  • Pusat pengelolaan sampah terintegrasi (domestic solid waste management center, DSWMC)

DSWMC di Mesaieed adalah fasilitas canggih yang mengenai berbagai jenis sampah, termasuk sampah rumah tangga,komersial,dan indistri. Fasilitas ini menggunakan teknologi modern untuk mengelola smpah, termasuk pemilihan otomatis, pengomposan, dan pembangkit energi dari sampah (waste-to-energy)


Dokumentasi :

Box pembagian jenis sampah


Alat pemilihan otomatis sampah





Pengecekan Daur ulang limbah


Maintenance 


  • Program daur ulang 

  • Kampanye kesadaran public 

Pemerintah dan organisasi (NGO) di Qatar, secra aktif melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakattentang pentingnya pengelolaan sampah.

  • Inisiatif green building 

Mendorong Pembangunan berkelanjutan melalui inisiatif green building yang mencangkup praktik-praktik pengelolaan sampah yang lebih baik dalam konstruksi dan operasional bangunan. Sistem penilaian bangunan hijau, seperti Global Sustainability Assesment System (GSAS), di gunakan untuk memastikan bahwa bangunan-bangunan baru mengikuti standar lingkungan yang ketat. 

Dukumentasi 


Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang teritegrsi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, pengekolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan dapat di capai, bahkan di negara dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang pesat seperti di Qatar. 


Berikut adalah daftar referensi yang digunakan dalam naskah ini:


  1. Duckworth, A. L., & Gross, J. J. (2020). Self-control and emotion regulation. Annual Review of Psychology, 71, 419-445. doi:10.1146/annurev-psych-010419-050618

  2. Hendra. (2016). Pengelolaan Sampah di Indonesia: Tinjauan dari Aspek Peraturan, Kelembagaan, Pendanaan, Sosial Budaya, dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia.

  3. Patimah, S., et al. (2024). Psikologi Lingkungan: Pendekatan dalam Mengatasi Masalah Sampah di Masyarakat. Bandung: Penerbit ITB.

  4. Sarwono, S. W. (1995). Psikologi Lingkungan. Jakarta: PT Grasindo.

  5. Ministry of Municipality and Environment. (2020). National Development Strategy for Waste Management. Retrieved from [mme.gov.qa](http://www.mme.gov.qa)

  6. Al-Maadeed, M. A., & Madi, N. K. (2019). Waste management in Qatar: Current state and future perspectives. Journal of Environmental Management, 234, 148-157. doi:10.1016/j.jenvman.2018.12.080

  7. Qatar Green Building Council. (2021). GSAS – Global Sustainability Assessment System. Retrieved from [qgbc.org.qa](http://www.qgbc.org.qa

  8. Al-Kuwari, M., & Al-Kaabi, S. (2018). Integrated Waste Management System in Qatar. Presentation at the 5th International Conference on Environmental Science and Development. Retrieved from [icesd.org](http://www.icesd.org)

0 komentar:

Posting Komentar