10.6.24

Tugas Essay 7: Psikologi Lingkungan - Nasabah Bank Sampah Oleh : Maria Laras Wati Candra Sari

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : Maria Laras Wati Candra Sari

NIM : 22310410188

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

    Pengelolaan sampah di masyarakat, kini menjadi tren dan menjadi bahan pembicaraan di berbagai forum. Penggalakan penanganan sampah diYogyakarta, mencuat karena ditutupnya TPA Piyungan yang sudah overload dan menimbulkan bau tak sedap. Salah satu materi yang kerap kali diserukan adalah tentang pengelolaan bank sampah.
Apa itu bank sampah?
    Bank sampah adalah sebuah tempat dengan konsep manajemen menyerupai perbankan, namun yang ditabung bukan dalam bentuk uang, tetapi berupa sampah kering anorganik. Setelah terkumpul, sampah tersebut dipilah berdasarkan kategori sampahnya, seperti sampah kertas, kaca, kawat/paku, plastik, barang elektronik, dan botol. Sampah kemudian ditimbang dan dijual di pengepul atau pabrik yang sudah bekerja sama dengan bank sampah tersebut.
     Bank sampah memiliki tujuan meningkatkan kepedulian masyarakat, persepsi, mendorong warga untuk bersahabat dengan sampah, dan mendapatkan manfaat ekonomi langsung. Program ini kemudian mulai merambat dan meluas sampai ke daerah pedesaan. Seperti diDusun Sribit, yang sudah membuat program bank sampah mini dengan beranggotakan ibu-ibu PKK, untuk menampung sampah anorganik dengan pengelompokan dibagi-per 10 kepala keluarga atau dapat disebut dengan istilah Dasa Wisma (Dawis). Warga yang ikut dalam kelompok ini, diwajibkan menyetor sampah di setiap awal bulan, dengan cara dipilah dan dikelompokkan sendiri dari rumah, lalu kemudian dikumpulkan di titik kumpul. Setelah terkumpul, sampah kemudian dijual ke pengepul, lalu hasil dari penjualan akan dimasukkan ke tabungan sebagai uang kas desa. Saya juga ikut berpartisipasi dalam kelompok dawis tersebut, untuk mewakili keanggotaan orangtua.
    Dengan adanya bank sampah mini di desa, warga berharap agar di tiap-tiap keluarga dapat meminimalisir pembuangan dan pembakaran sampah yang menimbulkan polusi. Menerapkan pengelompokan sampah, untuk membentuk persepsi bahwa sampah dapat dimanfaatkan secara optimal jika diolah dengan baik. Juga meningkatkan kebersihan lingkungan, guna menunjang pembentukan kebiasaan baik dalam masyarakat.

0 komentar:

Posting Komentar