13.6.24

Tugas Essay 6: Psikologi Lingkungan - Belajar di TPST - Oleh Nurhandika Khayata Auladi

DOSEN PENGAMPU : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

NAMA : Nurhandika Khayata Auladi

NIM : 22310410198

KELAS : SJ

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA


 Kunjungan Kuliah Psikologi Lingkungan di TPST Randu Alas


Pada Sabtu, 4 Mei 2024, saya dan teman-teman dari jurusan Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta melaksanakan kegiatan kuliah lapangan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Randu Alas. TPST ini terletak di Candi Karang, Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 10.30 ini bertujuan untuk belajar tentang pengolahan sampah dan dampaknya terhadap lingkungan.

Ketua pengelola TPST Randu Alas, Pak Sujono, menyambut kami dengan ramah dan memberikan paparan yang sangat informatif. Dalam penjelasannya, Pak Sujono menyampaikan bahwa konsep pengelolaan sampah dahulu hanya ditumpuk, sehingga dalam beberapa tahun sampah menumpuk menjadi gunung yang berpotensi longsor dan membahayakan warga. Kini, TPST Randu Alas telah beralih ke sistem yang lebih modern dengan memilah sampah menjadi organik, kertas, plastik, dan logam. Sampah-sampah ini kemudian diolah menjadi produk-produk yang berguna seperti pupuk, semen, dan barang rumah tangga.

Permasalahan sampah menjadi isu serius di banyak tempat, termasuk di TPST Randu Alas. Setiap orang rata-rata menghasilkan 0,7 gram sampah per hari, yang jika tidak dikelola dengan baik, akan menumpuk dan menimbulkan berbagai dampak negatif seperti pencemaran lingkungan, kesehatan masyarakat yang terganggu, dan pemandangan yang tidak sedap dipandang. Pak Sujono berpesan agar masyarakat mulai memilah sampah mereka sesuai dengan jenisnya. Sampah organik, terutama, harus segera diolah untuk menghindari bau busuk yang bisa mengganggu kenyamanan masyarakat.

Namun, TPST Randu Alas juga menghadapi tantangan besar. Kendala utama adalah kurangnya peralatan yang memadai untuk pengelolaan sampah secara optimal. Meskipun telah ada usaha yang signifikan dalam mengubah sampah menjadi kompos, windrow, bata berongga, dan takakura, kekurangan alat yang mendukung membuat proses ini belum seimbang dengan volume sampah yang masuk.

TPST Randu Alas bertugas mengelola sampah dari enam padukuhan. Dahulu, lokasi ini merupakan tempat pembuangan sampah liar, namun pada tahun 2016 diusulkan melalui RT setempat untuk dibangun TPST. Berawal dari hanya 25 pelanggan, kini pengambilan sampah dilakukan dua kali seminggu menggunakan dump truck. Sampah yang dikumpulkan di TPST kemudian diolah menjadi kompos, windrow, bata berongga, dan takakura. Bahkan, ada kerjasama dengan pihak Jerman untuk pengembangan lebih lanjut.

Salah satu inovasi di TPST Randu Alas adalah pembuatan ekoenzim, enzim yang terbuat dari buah dengan perbandingan 1-3-7 dan difermentasi selama tiga bulan. Selain itu, mereka juga memproduksi MOL (mikroba), yang bahannya terdiri dari ragi tempe, ragi tape, terasi, dan bakteri dari yakult. Sampah organik yang berupa sisa makanan dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk pakan ayam peliharaan, sehingga bisa menghemat biaya pakan. Sementara itu, sampah anorganik yang dipisahkan dijual ke tempat-tempat pengepul.

Kunjungan ini membuka wawasan kami tentang pentingnya pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Kami belajar bahwa dengan pengolahan yang tepat, sampah yang awalnya dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi produk bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Pengalaman ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kami akan pentingnya berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Namun, tantangan dalam pengelolaan sampah masih tetap ada. Kesadaran masyarakat untuk memilah sampah dari rumah perlu terus ditingkatkan. Selain itu, dukungan infrastruktur dan peralatan yang lebih baik sangat diperlukan untuk mengoptimalkan proses pengolahan sampah di TPST seperti Randu Alas. Hanya dengan kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan pengelola TPST, permasalahan sampah dapat diatasi secara efektif.


0 komentar:

Posting Komentar