Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi
Tugas : Esai Prestasi
Esai Prestasi : Pengabdian Masyarakat Urip Iku Urup : Program Konseling Teman Sebaya sebagai Upaya Meningkatkan Mental Health Awareness di SMK Berbudi Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan mutu
peserta didik di perguruan tinggi, dengan tujuan menghasilkan individu yang
mampu mengaplikasikan, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu pengetahuan,
teknologi, serta kesenian untuk memperkaya budaya nasional. PKM Pengabdian
kepada Masyarakat menjadi bagian integral dari Pekan Kreativitas Mahasiswa,
fokus pada penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup, mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan
sosial, serta melindungi lingkungan.
Saya
dan tim sekelompok memilih untuk terlibat dalam PKM Pengabdian kepada
Masyarakat dengan mengusung program "Urip Iku Urup: Program Konseling
Teman Sebaya sebagai Upaya Meningkatkan Mental Health Awareness di SMK Berbudi
Yogyakarta". Program ini dirancang untuk menerapkan filosofi 'urip iku
urup' melalui konseling teman sebaya menggunakan board game Mental Health
Awareness, dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental
remaja di SMK Berbudi Yogyakarta.
Kami berhasil melewati
tahap pendanaan dan saat ini sedang dalam proses intervensi dari 29 Mei 2024
hingga 3 Juni 2024. Saya dan tim sekelompok merancang tahap – tahap intervensi.
Tahap pertama dari intervensi adalah pemilihan konselor teman sebaya dengan menyebarkan
post – test kepada seluruh siswa SMK Berbudi Yogyakarta. Post – test ini berisi
pertanyaan yang dirancang untuk mengukur potensi dan minat siswa dalam menjadi
konselor teman sebaya. Dari hasil post – test, terpilihlah 9 siswa yang
memiliki potensi dan minat yang tinggi untuk menjadi konselor teman sebaya.
Siswa – siswa terpilih ini kemudian diundang untuk mengikuti pelatihan konselor
teman sebaya.
Pelatihan konselor teman
sebaya dibimbing oleh Psikolog sekaligus dosen Universitas Proklamasi 45, Izzah
Annisatur Rahma, M.Psi., Psikolog. Pelatihan ini berfokus pada peningkatan
pemahaman tentang Mental Health Awareness. Setelah mengikuti pelatihan,
konselor teman sebaya siap untuk menerapkan program konseling. Saya dan tim
sekelompok memilih board game monopoli sebagai media atau perantara konseling.
Board game monopoli dipilih karena dianggap dapat membantu siswa untuk lebih
terbuka dan nyaman dalam berdiskusi dengan konselor. Selain itu, board game
monopoli juga dapat membantu konselor untuk lebih mudah memahami kondisi dan
perspektif siswa.
Setelah program konseling
berjalan sebanyak dua kali, Saya dan tim sekelompok melakukan post – test untuk
mengevaluasi efektivitas intervensi terhadap peningkatan mental health
awareness siswa. Selain post – test, Saya dan tim sekelompok juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberikan feedback mengenai program konseling
yang telah diterapkan. Feedback ini digunakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan program konseling di masa depan.
Peran Saya dalam program ini
tidak hanya sebagai perancang intervensi bersama tim sekelompok, tetapi juga
sebagai bendahara yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan program
kami. Saya secara aktif mengontrol pemasukan dan pengeluaran dana untuk
memastikan semua anggaran terkelola dengan baik sesuai dengan rencana yang
telah disusun.
Dalam peran ini, Saya
menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Pertama, Saya harus
mempertimbangkan kondisi dan karakteristik siswa di SMK Berbudi Yogyakarta
untuk merancang intervensi yang relevan dan efektif. Hal ini memerlukan
adaptasi strategis agar program dapat memberikan manfaat maksimal bagi siswa di
SMK Berbudi Yogyakarta. Selain tantangan tersebut, Saya juga menghadapi
tantangan pribadi yang memerlukan keterampilan teliti dan kehati – hatian.
Sebagai bendahara, Saya harus sangat teliti dalam mencatat setiap transaksi
keuangan dan mengarsipkan daftar serta nota pengeluaran program. Hal ini tidak
hanya untuk memastikan akuntabilitas keuangan yang baik, tetapi juga untuk
memenuhi standar dan prosedur yang berlaku dalam pengelolaan dana program.
Dengan mengatasi tantangan ini, Saya tidak hanya meningkatkan keterampilan manajemen proyek dan keuangan, tetapi juga memberikan kontribusi yang berarti dalam mencapai tujuan program. Melalui pengalaman ini, Saya belajar betapa pentingnya kolaborasi tim yang solid dan komunikasi yang efektif dalam mencapai keberhasilan dalam proyek berbasis masyarakat.
Lampiran :
0 komentar:
Posting Komentar