20.6.24

Tugas : Esai Prestasi Pengabdian Masyarakat Urip Iku Urup : Program Konseling Teman Sebaya sebagai Upaya Meningkatkan Mental Health Awareness di SMK Berbudi Yogyakarta

 Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi

Tugas : Esai Prestasi 

Esai Prestasi : Pengabdian Masyarakat Urip Iku Urup : Program Konseling Teman Sebaya sebagai Upaya Meningkatkan Mental Health Awareness di SMK Berbudi Yogyakarta

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA


Naeri Khasna (23310410046)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan salah satu upaya penting dalam meningkatkan mutu peserta didik di perguruan tinggi, dengan tujuan menghasilkan individu yang mampu mengaplikasikan, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kesenian untuk memperkaya budaya nasional. PKM Pengabdian kepada Masyarakat menjadi bagian integral dari Pekan Kreativitas Mahasiswa, fokus pada penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam rangka meningkatkan kualitas hidup, mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial, serta melindungi lingkungan.

Saya dan tim sekelompok memilih untuk terlibat dalam PKM Pengabdian kepada Masyarakat dengan mengusung program "Urip Iku Urup: Program Konseling Teman Sebaya sebagai Upaya Meningkatkan Mental Health Awareness di SMK Berbudi Yogyakarta". Program ini dirancang untuk menerapkan filosofi 'urip iku urup' melalui konseling teman sebaya menggunakan board game Mental Health Awareness, dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental remaja di SMK Berbudi Yogyakarta.

Kami berhasil melewati tahap pendanaan dan saat ini sedang dalam proses intervensi dari 29 Mei 2024 hingga 3 Juni 2024. Saya dan tim sekelompok merancang tahap – tahap intervensi. Tahap pertama dari intervensi adalah pemilihan konselor teman sebaya dengan menyebarkan post – test kepada seluruh siswa SMK Berbudi Yogyakarta. Post – test ini berisi pertanyaan yang dirancang untuk mengukur potensi dan minat siswa dalam menjadi konselor teman sebaya. Dari hasil post – test, terpilihlah 9 siswa yang memiliki potensi dan minat yang tinggi untuk menjadi konselor teman sebaya. Siswa – siswa terpilih ini kemudian diundang untuk mengikuti pelatihan konselor teman sebaya.

Pelatihan konselor teman sebaya dibimbing oleh Psikolog sekaligus dosen Universitas Proklamasi 45, Izzah Annisatur Rahma, M.Psi., Psikolog. Pelatihan ini berfokus pada peningkatan pemahaman tentang Mental Health Awareness. Setelah mengikuti pelatihan, konselor teman sebaya siap untuk menerapkan program konseling. Saya dan tim sekelompok memilih board game monopoli sebagai media atau perantara konseling. Board game monopoli dipilih karena dianggap dapat membantu siswa untuk lebih terbuka dan nyaman dalam berdiskusi dengan konselor. Selain itu, board game monopoli juga dapat membantu konselor untuk lebih mudah memahami kondisi dan perspektif siswa.

Setelah program konseling berjalan sebanyak dua kali, Saya dan tim sekelompok melakukan post – test untuk mengevaluasi efektivitas intervensi terhadap peningkatan mental health awareness siswa. Selain post – test, Saya dan tim sekelompok juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan feedback mengenai program konseling yang telah diterapkan. Feedback ini digunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan program konseling di masa depan.

Peran Saya dalam program ini tidak hanya sebagai perancang intervensi bersama tim sekelompok, tetapi juga sebagai bendahara yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan program kami. Saya secara aktif mengontrol pemasukan dan pengeluaran dana untuk memastikan semua anggaran terkelola dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Dalam peran ini, Saya menghadapi beberapa tantangan yang signifikan. Pertama, Saya harus mempertimbangkan kondisi dan karakteristik siswa di SMK Berbudi Yogyakarta untuk merancang intervensi yang relevan dan efektif. Hal ini memerlukan adaptasi strategis agar program dapat memberikan manfaat maksimal bagi siswa di SMK Berbudi Yogyakarta. Selain tantangan tersebut, Saya juga menghadapi tantangan pribadi yang memerlukan keterampilan teliti dan kehati – hatian. Sebagai bendahara, Saya harus sangat teliti dalam mencatat setiap transaksi keuangan dan mengarsipkan daftar serta nota pengeluaran program. Hal ini tidak hanya untuk memastikan akuntabilitas keuangan yang baik, tetapi juga untuk memenuhi standar dan prosedur yang berlaku dalam pengelolaan dana program.

Dengan mengatasi tantangan ini, Saya tidak hanya meningkatkan keterampilan manajemen proyek dan keuangan, tetapi juga memberikan kontribusi yang berarti dalam mencapai tujuan program. Melalui pengalaman ini, Saya belajar betapa pentingnya kolaborasi tim yang solid dan komunikasi yang efektif dalam mencapai keberhasilan dalam proyek berbasis masyarakat.

Lampiran :


 

0 komentar:

Posting Komentar