20.6.24

Tugas : Esai Prestasi Pengabdian Masyarakat Kontribusi Perayaan Idul Adha "Kurban"

 Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi

Tugas : Esai Prestasi 

Esai Prestasi : Pengabdian Masyarakat Kontribusi Perayaan Idul Adha "Kurban"

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Naeri Khasna (23310410046)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Setiap tahun, umat islam merayakan Hari Raya Idul Adha, sebuah perayaan yang menandai puncak dari ibadah Haji di Makkah, Arab Saudi. Tanggal 10 Dzulhijjah ini merupakan momen penting di mana kita mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim yang siap menyembelih putranya, Ismail, sebagai bentuk ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT. Hari ini, tradisi berkurban hewan seperti kambing atau sapi menjadi simbol dari kesetiaan dan pengabdian kita kepada Tuhan.

Di desa Saya Rendeng Kulon, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, perayaan Idul Adha bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga merupakan kesempatan untuk berbagi dengan sesama. Pada perayaan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445/17 Juni 2024 Saya berperan sebagai pencatat masyarakat yang akan berkurban. Sebagai pencatat, tugas Saya sangat krusial karena Saya harus memastikan bahwa setiap warga yang telah berkomitmen untuk berkurban tercatat dengan benar. Hal ini memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, di mana setiap detail seperti nama, jenis hewan yang akan dikurbankan, dan waktu pengantaran harus dicatat dengan teliti.

Tantangan terbesar dalam peran sebagai pencatat adalah kewajiban untuk selalu siap siaga di tempat pengumpulan hewan kurban, tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kehadiran Saya di sana tidak hanya untuk mencatat namun juga untuk memastikan tidak ada hewan kurban yang terlewat tanpa dicatat. Ini adalah tanggung jawab yang membutuhkan ketelitian dan kedisiplinan yang tinggi, karena setiap hewan kurban yang tidak tercatat bisa mengganggu proses pembagian daging yang adil dan sesuai aturan.

Selain itu Saya juga terlibat dalam proses berkurban sebagai pembantu yang bertanggung jawab untuk mengurus daging-daging kurban yang akan dibagikan kepada masyarakat di desa. Peran Saya tidak hanya meliputi tugas-tugas fisik seperti mengiris, menimbang, dan mempacking daging, tetapi juga mengikuti aturan yang ketat yang mengatur pembagian kurban. Tantangan terbesar yang Saya hadapi adalah menjaga ketelitian dalam setiap langkah proses pembagian daging. Dari proses awal memisahkan bagian daging yang berbeda, hingga penimbangan yang akurat untuk memastikan bahwa setiap bagian kurban sesuai dengan ketentuan agama dan bisa dinikmati dengan penuh syukur oleh penerima manfaatnya. Keberhasilan dalam menjalankan proses ini tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis, tetapi juga kesabaran dan kepedulian yang mendalam terhadap kebutuhan orang lain.

Selain tantangan teknis, Saya juga menghadapi tantangan emosional, seperti menahan bau yang khas dari daging kurban selama proses pemotongan dan pembagian. Meskipun bau ini mungkin tidak menyenangkan bagi beberapa orang, Saya memandangnya sebagai bagian dari pengorbanan yang harus kita hadapi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Proses berkurban juga mengajarkan Saya tentang nilai-nilai solidaritas dan kebersamaan dalam masyarakat. Saya bekerja tidak hanya sebagai individu, tetapi sebagai bagian dari tim yang bekerja keras untuk memastikan bahwa semua persiapan dan proses pembagian daging kurban berjalan lancar. Ini adalah momen di mana kami belajar untuk saling mendukung dan berkolaborasi, dengan tujuan bersama untuk menyebarkan kebaikan dan kemurahan hati kepada sesama.

Lebih dari sekadar ritual keagamaan, perayaan Idul Adha mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada kita dan untuk selalu siap berbagi dengan mereka yang kurang beruntung. Setiap tahun, pengalaman ini tidak hanya memperdalam rasa ketaatan agama, tetapi juga memperkuat komitmen kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih peduli terhadap kebutuhan orang lain di sekitar kita. Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga pelajaran berharga tentang pengorbanan, kesabaran, dan solidaritas yang mewarnai nilai-nilai kehidupan sosial dan kemanusiaan kita. Semoga pengalaman ini senantiasa menginspirasi untuk terus meningkatkan diri dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. 

Lampiran :




 

0 komentar:

Posting Komentar