23.6.24

ESSAY UAS : PSIKOLOGI LINGKUNGAN_OLEH RIZKY LIANA DEWI

 PROSES TERJADINYA PERILAKU TIDAK PEDULI PADA MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH YANG DIPRODUKSINYA SENDIRI MENGGUNAKAN SKEMA PEREPSI DARI PAUL A.BELL DKK.

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

Nama : Rizky Liana Dewi

Nim : 22310410171

Kelas : SP

Secara umum Psikologi Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alamiah atau yang dibangun inividu itu sendiri. Menurut Paul A.Bell (1978),mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu tentang saling hubungan antara tingkah laku dengan ligkungan buatan atau alamiah.

Manusia mempunyai sifat yang bermacam macam, salah satunya adalah sifat yang selalu menginginkan yang terbaik untuk dirinya sediri tanpa memikirkan dan memperlakukan lingkungan dengan baik.Selain itu juga manusia akan berbeda beda dalam mempersepsikan rangsangan atau stimulus yang muncul dari lingkungan. Persepsi lingkungan didefinisikan sebagai kesadaran terhadap lingkungan dan sebagai tindakan memahami stimulus lingkungan yang dihadapinya.

Terdapat 2 pandangan dalam proses presepsi, yaitu yang pertama pandangan Konvensional yang mengaitkan antara stimulus – pengindraan – persepsi yang melibatkan konstruktivisme,dan fungsi aktif kesadaran yang disebut juga dengan pandangan fungsional. Yang kedua adalah pandangan ekologi pesperktif mengenai yang mempengaruhi hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya. Persepsi ini terjadi secara spontan dan langsung yang disebabkan oleh manusia yang selalu ingin mengeksplor lingkungannya. Sifat ini mempunyai makna tertentu dan disebut dengaan affodances (kemanfaatan).

Berikut skema persepsi berdasarkan pandangan Paul A Bell ;

Pada skema tersebut jika dikaitkan dengan terjadinya perilaku tidak peduli pada masyarakat terhadap sampah yang diproduksinya sendiri. Tahap awal adalah terjadinya interaksi masyarakat dengan lingkungan sekitar seperti kontak fisik. Lingkungan sendiri lahir dengan berbagai manfaatnya, sedangakan masyarakat juga hadir dengan sifat sifat inividualnya, pengalaman masalalu, kepribadian,sikap, dan minat masing masing. Sebagai contoh masyarakat akan mempresepsikan sampah sebagai barang yang bisa dimanfaatkan sebagai barang yang berharga dan dapat dijual,(hal itu persepsi berada pada batas optimal dan masyarakat tersebut bisa dikatakan dalam keadaan homeo staatis )dan sebagian masyarakat mempresepsikan sampah sebagai barang yang menjijikan dan tidak ada manfaatnya dan mengganggu ( yang hal itu persepsi berada pada diluar batas optimal )yang akan menimbulkan perilaku masyarakat tidak peduli dengan sampah yang diproduksinya sendiri.tekanan tekanan yang terjadi akan menimbulkan stres dan mengharuskan masyarakat untuk melakukan coping untuk menyesuaikan dirinya terhadap sampah tersebut. 

Contoh coping yang dilakukan masyarakat salah satunya seperti menyetorkan sampah ke TPS. Jika masyarakat merasa tindakan tersebut sukses dapat mengatasi permasalahan sampah tersebut, maka ia telah berhasil melakukan adaptasi. Dan apabila pengalaman berhasil mengatasi stres ini terjadi berulang akan sukses mengubah masyarakat tersebut lebih  peduli engan sampah, walaupun tidak dengan mengubah sampah menjadi barang yang bermanfaat tetapi menyetorkan sampah tersebut ke TPS.

Namun jika ternyata coping tersebut gagal dan terjadi secara berulang kali akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan muncul dan mengakibatkan stres berkelanjutan dan berpengaruh pada individu itu sendiri dan persepsinya.

Daftar Pustaka 


Ai, S., Arundati, S., & Amin, a. (2024). Persepi terhadap Lingkungan . Jurnal Psikologi.

Indra, G. (2006). Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat.





0 komentar:

Posting Komentar