23.6.24

ESSAY UAS-PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH RENGGA FERNANDO

 PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SAMPAH DAN CARA PENANGGULANGANNYA

Tugas Mata Kuliah Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA, MA








 




Rengga Fernando (22310410137)

Kelas : SP

 





Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, seperti alam berupa tanah, air, flora, dan fauna. Semua itu adalah kombinasi yang unik dan saling berkaitan. Saling membutuhkan satu sama lain.  Maka dari itu, semua unsur yang ada di lingkungan harus saling menjaga dan tidak saling merusak. Disini peran manusia sangat besar karena manusia diberi akal dan pikiran yang jauh lebih tinggi. Manusia harus mampu menjaga dan merawat lingkungan yang ada di sekitar. Namun, hal itu masih berbanding terbalik dengan keadaan yang terjadi belakangan ini. Justru kebanyakan manusia sekarang malah tidak peduli dengan apa yang disekitarnya. Manusia terlalu egois untuk urusan kebersihan lingkungan. Entah mereka berpikir bahwa lingkungan hanya tanggung jawab petugas kebersihan saja atau memang manusia itu adalah makhluk yang egois.


Tentu kita sebagai manusia kalau terus menerus mengikuti Ego kita maka kita tidak akan tersadarkan atas apa yang kita perbuat. Masalah sampah ini harus kita atasi dengan cara dimulai dari pembenahan pola pikir kita dahulu terhadap sampah, karena dengan kita mengubah pola pikir kita satu persatu dari kita akan tersadarkan betapa pentingnya kita merawat lingkungan kita, meskipun kita tidak mendapat bantuan dana dari pemerintah untuk mengelola sampah kita. Kita bisa menghasilkan uang dengan mengelola sampah ini.


Pada umumnya permasalahan manusia terhadap terletak pada pengetahuan mereka yang masih minim tentang cara pengelolaan sampah yang baik dan kemalasan mereka untuk mengelola sampah atau hanya mencari praktisnya saja dengan cara membuang atau dibakar. Salah satu contohnya saya masih sering menjumpai sampah yang dibuang di pinggir jalan ringroad, kemungkinan besar ini ulah masyarakat sekitar yang malas untuk mengelola sampah tersebut atau malas untuk memanggil tukang sampah atau membuang ke TPST. Faktor ini terjadi karena :


1. Kurangnya kesadaran dan kepedulian, banyak orang masih membuang sampah sembarangan karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Beberapa alasan yang sering dilontarkan adalah tidak adanya tempat khusus untuk membuang sampah atau ketidakpedulian terhadap rasa malas untuk membuang sampah pada tempatnya.

2. Kurangnya empati dan apati, beberapa orang mungkin tidak merasa terhubung dengan masalah sampah atau merasa apatis terhadap dampaknya. Rasa denial dan ketidaknyamanan untuk mengakui bahwa permasalahan sampah adalah hal yang nyata juga dapat memengaruhi perilaku masyarakat terhadap sampah.

3. Minimnya pemilahan sampah di rumah tangga, proses pemilahan sampah yang minim di rumah tangga juga berkontribusi pada perilaku tidak peduli terhadap sampah. Sampah yang tidak dipilah dengan baik dapat menghambat pengelolaan sampah secara efisien.


Padahal dengan adanya TPST dan Bank sampah dapat membuat kita untung. Di   Bank sampah kita bisa menabung dan menjual sampah, memang keuntungan kita tidak seberapa tapi dengan rutin keuangan kita bisa sedikit terbantu dengan menjual sampah tersebut, karena di bank sampah, sampah tersebut akan didaur ulang dan dijadikan barang berguna lagi. Salah satu contohnya sampah plastik disulap menjadi tas seperti foto dibawah ini, tentu sekarang banyak yang butuh tas yang digunakan untuk membawa barang belanjaan atau yang lain.



  



Dengan masalah sampah ini kita perlu mengubah perilaku ini, penting untuk meningkatkan kesadaran, edukasi, dan memperkuat empati terhadap lingkungan. Semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, perlu bekerja sama untuk mengurangi dampak negatif sampah pada lingkungan sekitar kita. Ayo kita jadikan sampah yang sering dipandang tidak berguna dan menjijikan ini kita ubah menjadi barang yang menguntungan. Salam lingkungan bebas sampah, hidup makin tambah sehat.



Daftar Pustaka:

Duckworth, A.L. & Gross, J.J. (2020). Behavior change. Organizational Behavior and Human Decision Processes. 161, 39–49.

Hendra, Y. (2016). The comparison between waste management system in Indonesia and South Korea: 5 aspects of waste management analysed. Aspirasi. (7)1, Juni, 77-91.

Patimah, A.S., Shinta, A. & Al-Adib, A. (2024). Persepsi terhadap lingkungan. Jurnal Psikologi. 20(1), Maret, 23-29.

https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/1807

Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo & Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.


0 komentar:

Posting Komentar