23.6.24

ESSAY UAS-PSIKOLOGI LINGJUNGAN OLEH BOBY SANJAYA

 ESSAY_UAS_ PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH BOBY SANJAYA

Proses Persepsi Terhadap Lingkungan

 

PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.

Oleh :

Boby Sanjaya (22310410172)

(SP)

FAKULTAS PSIKOLOGI


Dalam buku Psikologi Umum karya Sumanto tertulis persepsi adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus diperoleh dari respon terhadap objek, peristiwa, atau hubungan. Stimulus yang sama bisa saja dipersepsikan berbeda tau bahkan saling berlawanan oleh dua orang yang berbeda atau lebih. Dan hal tersebut juga terjadi di kebanyakan masyarakat jogja mengenai kepedulian dengan sampah. Akhir-akhir ini semakin marak sampah yang berserakan dijalan dan ditambah lagi TPA Piyungan resmi ditutup yang semakin memperparah situasi. Masih banyak orang yang berfikir bahwa sampah itu adalah tanggung jawab pemerintah dan tidak mau ikut dalam pengelolaan sampah.

Gambar 1. Sampah rumah tangga menumpuk di pinggir jalan di kawasan Banguntapan, Bantul, DIY. Sampah yang meluber ke jalan itu juga mengganggu pengendara yang melintas.

Perbedaan persepsi tentang pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan hidup telah menimbulkan perilaku yang berbeda-beda . Di satu sisi berperilaku Pro dengan pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan sedangkan perilaku lainnya tidak memperdulikan sampah bahkan lepas dari tanggung jawab dan hanya memproduksi sampah saja . Padahal di sisi lain banyak penggiat kebersihan dan komunitas-komunitas yang berusaha mengelola sampah dan meminimalisir produksi sampah residu. Karena minimnya ilmu dan kepedulian terhadap lingkungan akhirnya hampir Kebanyakan orang enggan untuk mengolah sampah karena beranggapan sampah itu jijik dan kotor.

Dalam proses persepsi oleh Paul A Bell (1978) dijelaskan bahwa persepsi adalah proses menerima informasi dari lingkungan, suatu proses untuk mendapatkan informasi dari dan tentang lingkungan seseorang yang berfokus pada penerimaan pengalaman empiris, biasanya didahului dengan adanya stimulus, proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan itu disadari dan dimengerti oleh individu yang bersangkutan ini disebur persepsi. Proses ini digambarkan melalui skema sebagai berikut,

Pada skema persepsi oleh Paul Bell (1978) dijelaskan bahwa persepsi dapat timbul dari individu dan objek fisik, lalu dari persepsi itu ada yang dalam batas optimal dan ada yang diluar batas optimal seseorang. Dalam batas optimal akan berlanjut menjadi homeostatis, jika persepsi yang didapat diluar batas optimal akan berlanjut menjadi stress. Lalu dari stress ini akan timbul 2 aksi yaitu adaptasi atau stress itu masih tetap berlanjut.

 Perilaku spasial muncul sebagai tanggapan atas rangsang yang datang dari lingkungannya. Kondisi lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia ditangkap oleh berbagai indra reseptor manusia sebagai suatu bentuk stimulus. Di dalam pikiran manusia informasi ini dikoordinasikan dan ditafsirkan sehingga manusia dapat memahami lingkungannya tersebut. (Sarwono, 1944).

Objek fisik itu mempunyai sifat-sifat tertentu misalnya Jogja yang terkenal dengan wisatanya dari tata letak infrastruktur yang rapi dan keasrian lingkungannya yang membuat banyak wisatawan yang tertarik dengan hal tersebut. Sehingga membuat Jogja ramai dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat akan tetapi dengan banyaknya wisatawan dan banyaknya konsumsi makanan dan Sampah yang dihasilkan ternyata pengalokasian sampah tidak berjalan dengan baik sehingga tempat yang awalnya terlihat estetik Indah Asri berubah menjadi tempat-tempat tumpukan sampah dari para wisatawan yang tadinya Asri udaranya sejuk menjadi sumber polusi udara dari baunya sampah sehingga sangat mengganggu masyarakat setempat yang sudah terbiasa dengan lingkungan bersih ternyata lingkungannya berbeda dari sebelumnya dan ini mengakibatkan kondisi yang berbeda dan menimbulkan stress.

Apabila situasi baru yang dihadapi oleh masyarakat ternyata sangat berbeda dengan situasi-situasi yang dialami sebelumnya maka masyarakat mungkin akan mempersepsikan bahwa situasi baru itu Di Luar Batas optimal. Berbeda ketika masyarakat mendapati lingkungannya ketika setelah datang wisatawan lingkungannya tetap bersih maka lingkungannya dipersepsikan masih dalam batas-batas optimal. 

Menghadapi banyaknya tumpukan sampah di jalan yang sangat banyak akan membuat stress sehingga ia berusaha mengatasi stres tersebut (coping behavior).apabila usaha masyarakat mengatasi stress itu sukses maka ia telah melakukan adaptasi penyesuaian diri mengubah diri agar sesuai dengan lingkungan atau melakukan adjustment mengubah lingkungan agar sesuai dengan dirinya. Contoh perilaku adaptasi seperti masyarakat berusaha mengelola sampah dengan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Atau dengan membuat bank sampah selain membiasakan masyarakat dalam kepedulian dengan sampah hal tersebut juga membantu masyarakat dalam segi ekonomi karena sampah yang dihasilkan bisa bernilai jual.

Apabila usaha masyarakat dalam mengatasi stres ternyata gagal dan kegagalan tersebut berulang kali terjadi maka situasi tersebut merupakan kondisi bagi individu meyakinkan dirinya bahwa dia adalah orang yang tidak mampu. Istilah dalam psikologi yaitu learned helplessness (tidak berdaya).

Dalam pembahasan tentang persepsi terhadap lingkungan hidup yang paling penting adalah usaha-usaha individu untuk mengatasi stres atau coping behavior dari situasi-situasi yang tidak nyaman seperti tumpukan sampah tadi. Maka di akhir tulisan ini sangat penting dan perlu ditekankan bahwa persepsi terhadap pengelolaan sampah itu sangat penting. Yaitu dengan cara mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah bahaya sampah dan nilai ekonomis yang bisa didapatkan dari sampah dengan hal tersebut harapannya permasalahan sampah yang menumpuk bisa terurai dan lingkungan masyarakat bisa ditinggali dengan nyaman dan sehat


Daftar Pustaka

Vinola Sabila, D. (2023). ANALISIS PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (Survey Terhadap Mahasiswa Kabupaten Brebes) (Doctoral dissertation, STIE Bank BPD Jateng).

Luthfi, A., & Wijaya, A. (2011). Persepsi masyarakat sekaran tentang konservasi lingkungan. Komunitas, 3(1).

Patimah, A. S., Shinta, A., & Al Adib, A. (2024). PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN. Jurnal Psikologi, 20(1), 23-29.


0 komentar:

Posting Komentar