PSIKOLOGI LIGKUNGAN
ESAI 3
Before - After
Dosen pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI
SHINTA MA
Disusun oleh : Maria Laras Wati
Candra Sari / 22310410188
Membersihkan sampah di tempat umum? Siapa takut!
Banyak tempat-tempat
umum yang sering kita kunjungi, seperti pantai, tempat rekreasi, pasar, taman, dan
masih banyak lagi. Diantara tempat tersebut, sudahkah anda memperhatikan
keadaan sekitar anda? Apakah tempat tersebut bersih? Apakah tempat tersebut
nyaman? Ataukah tempat tersebut layak untuk menjadi destinasi wisata? Jawabannya,
tentu saja tidak! Tempat-tempat umum yang benar-benar bebas sampah, masih
sangat jarang ditemukan di kota Yogyakarta ini. Masyarakat yang menyandang
budaya membuang sampah sembarangan, masih menjadi mayoritas. Padahal tempat
sampah yang ada di tempat umum sudah banyak tersedia di sudut-sudut, ataupun di
tempat yang mudah dijangkau.
Lalu, faktor apa yang
menyebabkan hal ini terjadi? Ada beberapa alasan yang sering digunakan untuk
masyarakat membuang sampah di tempat umum adalah;
·
Kurangnya
edukasi lingkungan yang sehat.
·
Kebiasaan
masyarakat membuang sampah disembarang tempat dikatakan “praktis”, tanpa harus
berjalan ke area pembuangan/tempat sampah. Hal ini disebut sebagai “kemalasan”.
·
Persepsi
yang mengatakan “dia buang sampah disitu, saya ikutan deh”, sehingga menjadi
budaya membuang sampah.
·
Ketidakpedulian
akan lingkungan, seperti dampak pembuangan sampah, dampak limbah, dsb.
·
Tidak
adanya sanksi yang tegas terhadap pelaku pembuangan sampah.
Dari faktor diatas, dapat dikatakan
bahwa masyarakat diYogyakarta bisa dikatakan “malas” dan kurang memahami tentang
dampak lingkungan yang sehat. Oleh sebab itu, kita sebagai mahasiswa psikologi
lingkungan, yang harus memulai untuk membersihkan tempat-tempat umum.
Sebagai
langkah awal, saya memulai kegiatan before-after dengan membersihkan area pasar
Ngangkruk, Potorono. Karena disana banyak sampah bekas berjualan yang
berceceran di lapak-lapak penjual. Diantaranya banyak sayuran sisa (sayuran
yang layu/yang daunnya menguning) yang tidak dapat di jual/dimasak lagi. Saya
membersihkan area pasar dari pukul 11.00-12.00 siang saat pedagang sudah mulai meninggalkan
area pasar. Sampah yang banyak terdiri dari sayuran tersebut, kemudian
ditimbang dan mendapatkan hampir 10kg. Sayuran yang masih belum membusuk, dipilah,
kemudian saya bawa pulang, guna dimanfaatkan untuk membuat eco enzym (kebetulan
di hari berikutnya ada workshop tentang eco-enzym). Dan sayuran yang sudah
membusuk, dibuang di tempat sampah yang selanjutnya akan diambil oleh depo
sampah.
Lokasi
yang kedua melakukan before-after adalah area sungai. Daerah Berlian Bintaran,
yang sebelumnya dikenal dengan nama pasar Kebon Empring. Dimulai dari pukul
17:00-18:00 sore, disela-sela hujan, sehingga kurang efektif untuk melakukan
before-after, dan hanya mendapatkan sedikit sampah bekas makanan, dan sampah
bekas mainan. Sampah tersebut tidak dapat didaur ulang, sehingga saya kumpulkan
di tempat sampah yang berada di lokasi tersebut. Dilain hari, bersama dengan
teman -teman psikologi lingkungan, kami membersihkan area pasar ngasem di
bagian taman, dan mendapatkan sampah organik berupa daun dan bunga kamboja.
Sampah organik tersebut kemudian saya bawa pulang untuk kemudian daunnya dijadikan
pupuk kompos dan bunga kambojanya dijadikan aromatik.
Apa tujuan melakukan kegiatan before-after tersebut? Tentu
saja agar kita sebagai mahasiswa psikologi lingkungan, menjadi model yang
secara nyata dapat mengajak masyarakat disekitarnya untuk berani dan ikut serta
dalam membersihkan sampah. Sehingga dapat mengurangi dampak dari pencemaran dan
penimbunan sampah di tempat-tempat umum.
0 komentar:
Posting Komentar