ESAI 1
PSIKOLOGI LINGKUNGAN
MERINGKAS
JURNAL
DOSEN
PENGAMPU :
Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA
Asna Khoirunisa / 22310410153
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Meringkas
Jurnal
Nama Jurnal |
Jurnal
Administrative Reform, Vol 8, No. 2, Desember 2020 |
Judul Jurnal |
STUDI TENTANG
PENGELOLAAN SAMPAH OLEH DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SAMARINDA BERDASARKAN
PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN
SAMPAH. |
Tahun Terbit |
2020 |
Peringkas |
Asna
Khoirunisa/22310410153 |
Penulis Jurnal |
Adrianus
Nagong |
Latar Belakang Masalah |
Di
dalam pengelolaan sampah perkotaan, masalah utama kota-kota di Indonesia
adalah terbatasnya kemampuan pemerintahan di daerah dalam menghadapi masalah
pengumpulan dan pembuangan sampah yang terus meningkat. Pada umumnya hanya
sedikit sampah yang dapat dikumpulkan dan dibuang dengan cara yang benar
sehingga penanganan sampah di Indonesia sangat kurang dan diperkirakan akan
semakin buruk pada masa mendatang akibat semakin bertambahnya volume timbunan
sampah Sistem pengolahan sampah di Indonesia umumnya masih terbilang
tradisional ini seringkali akhirnya berubah menjadi praktek pembuangan sampah
secara sembarangan tanpa mengikuti ketentuan teknis di lokasi yang sudah
ditentukan. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan.
Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia,
karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan sampah. Sampah
merupakan suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Volume
peningkatan sampah sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia. |
Tujuan Penelitian |
Artikel
ini akan menguraikan dan menganalisis tentang pengelolaan sampah oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kota Samarinda berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda
Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah. Artikel ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dan data yang diperoleh dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi, serta dianalisis dengan mengunakan model analisis
interaktif. Temuan penelitian menunjukkan belum berjalan dengan optimal
karena masih adanya masyarakat yang belum memahami pengelolaan sampah mulai
dari sumber sampah, masih adanya masyarakat yang membuang sampah sembarangan,
kurangnya sarana dan prasarana, kurangnya pekerja lapangan, kurangnya
kesadaran partisipasi masyarakat akan kebersihan serta lemahnya pengawasan
dan sanksi kepada masyarakat yang melanggar peraturan. |
Teori/ Isi |
Dye
(dalam Agustino, 2014:55) mendefinisikan kebijkan publik adalah pekerjaan
yang dilakukan oleh pemerintah (entah itu bertujuan untuk menyelesaikan
masalah, meningkatkan sumberdaya manusia, menghentikan tindakan terorisme,
ataupun lainnya) dan kerja tersebut menghasilkan sesuatu (what difference it
makes). Dunn (dalam Pasolong, 2013:39) kebijakan Publik adalah suatu
rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat lembaga atau
pejabat pemerintahan pada bidangbidang yang menyangkut tugas pemerintahan,
seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan
masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan lain-lain. Selanjutnya Friedrich
(dalam Agustino, 2014:7) menyatakan kebijakan publik adalah arah tindakan
yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu, yang memberikan hambatan-hambatan atau
kesempatan-kesempatan dalam rangka mencapai suatu tujuan atau merealisasikan
suatu sasaran atau maksud tertentu. Terdapat beberapa tahapan dalam kebijakan
publik. Menurut Dunn (2003:76) tahapan-tahapan kebijakan publik adalah tahap
penyusunan agenda, tahap formulasi kebijakan, tahap adopsi kebijakan, tahap
implementasi kebijakan, dan tahap evaluasi kebijakan. |
Metode |
Kualitatif |
Hasil |
Berdasarkan
hasil penelitian yang peneliti lakukan berkaitan dengan pemilahan sampah yang
dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda khususnya bagi petugas
sampah di lingkungan RT terkendala oleh perilaku masyarakat itu sendiri yang
belum mampu memilah sampah-sampah
yang dihasilkan oleh masyarakat mana yang dimaksudkan dengan sampah basah dan
sampah kering, tetapi perilaku masyarakat itu terkadang sampah yang bisa
didaur ulang disatukan dengan sampah basah yang tidak dapat didaur ulang
sebelum membuangnya. Petugas kebersihan mengambil sampah yang disimpan oleh
masyarakat di depan halaman rumah, dengan menggunakan gerobak sampah khusus
bagi masyarakat yang ada di dalam gang.
Serta berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di lapangan berkaitan dengan pengelolaan Sampah Berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Sampah berkaitan dengan pemilahan sampah belum dilaksanakan dengan optimal
masih banyaknya masyarakat yang belum melakukan pemilahan sampah mulai dari
sumber sampah. |
Kesimpulan |
Pengelolaan
sampah di Kota Samarinda saat ini masih belum berjalan optimal meskipun
secara regulasi sudah ada perda yang mengatur terkait hal tersebut.
Pengelolaan terlihat belum maksimal mulai dari pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan serta proses akhir sampah. Pengelolaan sampah di TPA
yang berlokasi di Bukit Pinang belum mengunakan teknologi yang ramah
lingkungan dimana pengelolaan sampah masih bersifat open dumping, control
landfill. Berdasarkan hasi temuan dan kesimpulan, maka rekomendasi yang
diberikan adalah DLH Kota Samarinda memfasilitasi agar setiap RT memiliki
TPS, DLH Kota Samarinda harus intensif dalam melakukan sosialisasi kepada
masyarakat berkaitan dengan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 02 Tahun
2011 tentang Pengelolaan Sampah, DLH Kota Samarinda perlu meningkatkan jumlah
pekerja lapangan dalam melaksanakan pengelolaan sampah serta menambah armada
dan memperbaiki armada pengangkut sampah. |
0 komentar:
Posting Komentar