6.5.24

Tugas Essay 1: Psikologi Lingkungan - Review Journal - "PERMASALAHAN SAMPAH DAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH " Oleh Emilia Sinta

 Emilia Sinta Maharani (22310410180)

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta, MA

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Topik

Permasalahan Sampah, Pengelolaan Sampah, Faktor-faktor penyebab kekumuhan. 


Sumber

Mastufatul, A., Safira, N., & Niken, P. (2023). Permasalahan Sampah Dan System Pengelolaan Sampah Pasar Tanjung Jember . Jurnal Dakwah dan Sosial Humaniora.4(2), April 2023, 123-135 


Permasalahan

Permasalahan sampah yang sampai saat ini masih belum dapat teratasi juga dialami di daerah Pasar Tanjung Kabupaten Jember. Permasalahan sampah di Pasar Tanjung adalah sistem pengelolaan yang tidak efektif, penumpukan sampah yang menjadi satu tidak dipilah-pilah, serta tidak adanya pihak khusus yang ditugaskan oleh pengelola pasar untuk menangani dan mengontrol masalah kebersihan dan sampah-sampah di pasar yang menyebabkan banyak sampah bertebaran di mana-mana. Bukan hanya dari sisi pedagang namun hal ini juga disebabkan juga oleh pihak pengunjung atau pembeli di pasar, sebagian besar dari mereka belum memiliki kepekaan dan kesadaran untuk dapat membuang sampah pada tempatnya. 


Tujuan Penelitian

Untuk mendeskripsikan permasalahan sampah dan pengelolaan sampah.


Isi

  1. Kondisi Sampah 

Pasar Tanjung, sebuah pasar tradisional yang cukup besar di Jember, masih menjadi sumber masalah lingkungan akibat penumpukan sampah yang belum terkelola dengan baik. Sampah-sampah bertebaran di sepanjang jalanan pasar, dari tangga-tangga hingga ke wilayah kios-kios pedagang. Masalah utamanya adalah kurangnya pemisahan antara sampah organik dan anorganik serta kurangnya kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Sampah kering seperti bekas bungkus makanan dan plastik bercampur dengan sampah basah seperti sisa-sisa sayur atau buah yang membusuk. Kondisi ini menciptakan bau yang tidak sedap dan mengganggu kenyamanan bagi pedagang dan pembeli. Fasilitas tempat sampah yang tersedia juga tidak memadai untuk menampung sampah secara efektif, sehingga sampah seringkali meluap dan berserakan di sekitar area pasar. Selain itu, kurangnya petugas khusus kebersihan dan pengelolaan sampah di pasar juga menyebabkan kinerja pengelola pasar belum maksimal. Tidak adanya sanksi yang tegas untuk pelanggaran kebersihan juga menjadi masalah, karena tidak ada dorongan yang kuat bagi pedagang dan pengunjung untuk mematuhi aturan kebersihan. Sebagian besar masyarakat, baik pedagang maupun pengunjung, belum memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pasar. Mereka masih memiliki kebiasaan membuang sampah sembarangan di area pasar tanpa memperhatikan dampaknya bagi lingkungan. Selain itu, kurangnya informasi yang tersedia dan perbedaan persepsi masyarakat tentang risiko juga mempengaruhi tingkat kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, upaya yang lebih serius dan komprehensif dalam pengelolaan sampah di Pasar Tanjung sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan pasar yang bersih dan nyaman bagi semua pihak.




  1. Sistem Pengolahan dan Pengumpulan Sampah 

Pengumpulan sampah di Pasar Tanjung dilakukan untuk mengumpulkan limbah dari sumbernya menuju ke lokasi TPS. Sampah-sampah seperti sayuran dan buah yang sudah busuk serta sampah lainnya dikumpulkan oleh pedagang atau petugas pengambilan sampah, kemudian diangkut ke tempat pembuangan sementara atau langsung ke tempat pembuangan atau pemrosesan akhir. Tujuannya adalah agar sampah di pasar tidak menumpuk dan tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi partisipasi masyarakat dan pedagang juga penting untuk menjaga kebersihan lingkungan. Bersihnya lingkungan pasar dapat meningkatkan kenyamanan pembeli saat berbelanja. Oleh karena itu, sistem pengelolaan sampah harus dapat mengkonversi sampah menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan seminimal mungkin. Proses konversi sampah memerlukan informasi tentang karakteristik sampah, teknologi konservasi, karakter pasar dari produk pengolahan, implikasi lingkungan, persyaratan lingkungan, dan ketersediaan dana.

Pengelolaan sampah di Pasar Tanjung, Jember, saat ini dilakukan secara mandiri oleh pedagang untuk pewadahan dan pengumpulan, namun pengangkutan menuju TPA diatur oleh Dinas Lingkungan Hidup melalui pekerja. Sayangnya, pengelolaan sampah ini belum sepenuhnya mengoptimalkan peluang ekonomi. Peraturan Pasar Tanjung terkait pengelolaan sampah masih kurang jelas dan detail, sehingga menghambat efisiensi dalam penanganan sampah pasar. Keterlibatan pemulung bisa menjadi solusi, karena mereka dapat mendaur ulang sampah yang ada, sehingga membantu mengurangi volume sampah di pasar.

Pemilahan sampah di Pasar Tanjung belum optimal, baik dari pedagang maupun petugas kebersihan pasar. Sampah hanya dihimpun menjadi satu tanpa dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan jenisnya. Hal ini meningkatkan volume sampah karena tidak ada kesadaran dalam memilah sampah yang bisa didaur ulang. Seharusnya, sampah sebelum dibuang harus dikelompokkan terlebih dahulu menjadi organik dan anorganik oleh pedagang, pembeli, dan petugas kebersihan. Dengan demikian, sampah yang dapat didaur ulang dapat dimanfaatkan kembali, sehingga volume sampah di pasar dapat dikurangi.


Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode studi kasus yang mana merupakan salah satu pendekatan dalam metode penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sistem pengolahan sampah di Pasar Tanjung, penelitian dilakukan dengan melakukan survei lokasi secara langsung dan mewawancarai pihak yang terlibat pada pengolahan sampah di Pasar. Manfaat penelitian ini untuk memecahkan suatu permasalahan lingkungan dan untuk meminimalisasi timbunan sampah yang ada serta memberikan alternatif penyelesaian. Sehingga diharapkan permasalahan lingkungan di Pasar Tanjung dapat segera teratasi.

Hasil

  • Perencanaan sistem pengelolaan sampah di Pasar Tanjung mencakup pemberian dua tong sampah berukuran 42 liter untuk sampah organik dan anorganik di setiap kios, serta dua tong sampah berukuran 240 liter di setiap blok pasar. Penempatan tong sampah ini bertujuan untuk mencegah penumpukan sampah dan memudahkan pengelolaan serta pemilahan sampah. Namun, meskipun telah dibedakan, kesadaran masyarakat untuk membuang sampah sesuai kategorinya masih rendah. Banyak yang masih membuang sampah secara sembarangan, bahkan jika tong sampahnya sudah terpisah. Hal ini mengurangi efektivitas sistem pengelolaan sampah, karena sampah-sampah yang seharusnya dapat didaur ulang masih tercampur. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan mengoptimalkan pengelolaan sampah, perlu terus menerus dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya membuang sampah dengan memisahkan kategorinya. Dengan demikian, produk daur ulang juga dapat dimanfaatkan secara lebih efisien, mendukung keberlangsungan hidup manusia, dan meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.

  • Pengumpulan sampah di Pasar Tanjung dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan malam hari oleh petugas kebersihan. Sampah-sampah dari setiap kios dan blok dikumpulkan dan dihimpun di lokasi yang telah ditentukan untuk kemudian diangkut oleh truk pengangkut sampah. Tujuan pengangkutan ini adalah agar sampah yang sudah dipilah tidak menumpuk dan menjadi sumber penyakit. Direkomendasikan untuk melakukan pengangkutan sampah setiap hari dalam seminggu, dengan menggunakan dump truck yang dilengkapi dengan pemisah sampah di baknya. Hal ini bertujuan agar sampah yang telah dipisahkan tetap terpisah saat proses pengangkutan. Pengangkutan sampah B3 dilakukan secara terpisah dan dapat dilakukan seminggu sekali karena jumlahnya yang sedikit dan tidak memiliki jadwal pasti.

  • Untuk menghindari gangguan terhadap lingkungan selama perjalanan menuju tempat pembuangan akhir, kontainer pengangkut sampah sebaiknya dilengkapi dengan tutup yang rapat dan tidak rembes agar leachate tidak tercecer. Kontainer yang tidak memiliki tutup harus dilengkapi dengan tutup terpal selama pengangkutan, dan bak komunal juga perlu disediakan di pinggir jalan sekitar Pasar Tanjung. Hal ini penting karena jika truk pengangkut sampah tidak memiliki tutup, sampah yang diangkut bisa tercecer dan merusak lingkungan sekitarnya serta mengancam kebersihan dan kesehatan. Pengelolaan sampah yang tepat diperlukan agar tidak menimbulkan masalah serius, seperti banjir dan pencemaran tanah, akibat penumpukan sampah yang berlebihan.

  • Dengan meningkatnya pencemaran di udara, tanah, dan laut, masalah penumpukan sampah plastik yang mencapai angka berton-ton menjadi tantangan yang serius. Sampah plastik di Indonesia, termasuk di Pasar Tanjung Jember, mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Untuk mengurangi pencemaran ini, diperlukan paradigma baru dalam pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan, seperti konsep 3R: reduce, reuse, dan recycle. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan sampah, reuse adalah penggunaan kembali sampah untuk fungsi yang sama atau berbeda, dan recycle adalah pengelolaan kembali sampah menjadi barang atau produk yang bermanfaat. 

  • Pengelolaan sampah dengan mendaur ulang diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan di pasar. Melalui daur ulang, sampah-sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang yang berguna dan tidak mencemari lingkungan. Kesadaran akan pentingnya daur ulang sampah dapat membantu mengurangi volume sampah secara keseluruhan.

  • Partisipasi masyarakat dalam pembuangan sampah perlu ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya membuang sampah dengan benar merupakan langkah penting dalam menciptakan kesadaran akan kebersihan lingkungan. Kebiasaan malas dalam membuang sampah dapat menyebabkan penumpukan sampah yang berlebihan.


Diskusi

  • Pasar Tanjung menghadapi beberapa masalah serius dalam pengelolaan sampahnya. Salah satu permasalahan utamanya adalah sistem pengelolaan yang tidak efektif dan kurangnya pemilahan sampah. Sampah yang menumpuk di pasar tersebut tidak dipilah-pilah dengan baik, dan tidak ada pihak yang ditugaskan khusus untuk menangani dan mengontrol masalah kebersihan dan sampah di pasar. Kondisi ini menyebabkan banyak sampah bertebaran di mana-mana, menjadikan area Pasar Tanjung terlihat kumuh dan kurang bersih. Selain itu, kurangnya kesadaran penghuni pasar akan pentingnya menjaga kebersihan juga menjadi faktor utama penyebab kumuhnya area pasar tersebut.

  • Tidak hanya dari pedagang, kurangnya kesadaran juga terlihat dari pihak pengunjung atau pembeli di pasar. Banyak dari mereka yang masih membuang sampah sembarangan di area pasar, tanpa memperhatikan tempat sampah yang tersedia. Kurangnya infrastruktur juga menjadi kendala, seperti tempat sampah yang kurang memadai sehingga sampah tidak tertampung dengan baik dan akhirnya meluap serta mengotori area sekitar.

  • Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan sistem pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dengan menerapkan teknik 3R (Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengkonversi sampah menjadi bahan yang berguna secara efisien dan ekonomis, dengan dampak lingkungan seminimal mungkin. Namun, upaya ini belum optimal karena kinerja petugas pengelola pasar belum maksimal dan fasilitas tempat sampah yang kurang memadai. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan juga menjadi hambatan dalam penanggulangan sampah di Pasar Tanjung.


0 komentar:

Posting Komentar