3.5.24

Tugas Essay 1: Psikologi Lingkungan - Review Journal - "PERAN KOMUNITAS DALAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS POLA PILAH KUMPUL OLAH TERHADAP REDUKSI SAMPAH KOTA" Oleh Farichatul Lail Hudhalifah

 Psikologi Lingkungan  / Essay 1

Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Farichatul Lail Hudhalifah / 22310410176




Topik

Komunitas, pengelolaan sampah, reduksi sampah kota

Sumber

Darwati, S, Anggraini, F, Murdiyati dan Widyahantari, R. 2008. Penerapan 3R di Malang dan Probolinggo. Pusat Penelitan dan Pengembangan Permukiman

Permasalahan

Masalahnya adalah  kebersihan dan keindahan di lingkungan mereka. Kegiatan ini

juga merupakan salah satu bentuk dari upaya proaktif pemerintah dan warga masyarakat untuk secara bersama-sama mewujudkan peningkatan kemandirian masyarakat dalam mengelola kebersihan di lingkungan mereka.

Tujuan

Penelitian

mendeskripsikan peran komunitas, organisasi masyarakat dan pemerintah dalam

menerapkan pola pilah kumpul dengan mengambil studi kasus Kota Probolinggo dalam menunjang reduksi sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah.

Isi

1. Pola pilah kumpul yang dilakukan masyarakat dan olah yang dilakukan oleh Pemerintah daerah di unit pengomposan di TPA menciptakan pembagian peran dan kemitraan yang baik antara masyarakat dan pemda dalam pengelolaan sampah di Kota Probolinggo.

2. Pola pilah kumpul dan olah dapat meningkatkan/menghasilkan reduksi volume

sampah domestik yang masuk TPA ± 6,4 ton/ hari (6%) dan masyarakat mendapat tambahan penghasilan antara Rp. 20.000,– Rp. 30.000,- per hari.

3. Pola pemasaran kompos dengan ketentuan 70% untuk masyarakat dan 30% dikelola UPTD Komposting meningkatkan penghargaan atas partisipasi pokmas dalam melakukan pemilahan dan pengumpulan yang sudah dimulai dari sumber.

4. Kunci keberhasilan dalam pengelolaan sampah adalah perubahan perilaku masyarakat serta adanya pembinaan dari tokoh penggerak masyarakat/fasilitator. Perubahan perilaku perlu didukung oleh kegiatan yang dapat menumbuhkan motivasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penghargaan dan motif keuntungan ekonomi dan lingkungan.

 

Metode

Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara terstruktur terhadap 10 responden stakeholder kunci yaitu: (1) Bagian Teknis Persampahan, Badan Lingkungan Hidup Kota

Probolinggo

(2) Pengelola UPTD Komposting di TPA Probolinggo

(3) Pengelola Pokmas

(4) Pengelola PAPESA

(5) Pengelola Komunitas FORJAMANSA

(6) Pengelola Komunitas EcoPesantren

(7) Pengelola Komunitas Rembug KAHBI

(8) Pengelola Paguyuban Kader Lingkungan (PKL)

(9) Ketua RT/RW (10) Kader Lingkungan. Data wawancara terhadap pemerintah berupa data

karakteristik fisik daerah penelitian dan data mengenai kondisi sistem pengelolaan sampah yang ada meliputi sarana persampahan yang tersedia, pengelolaan persampahan serta timbulan sampah Kota Probolinggo. Wawancara terhadap komunitas meliputi peran dalam pemilahan, pengumpulan, pemanfaatan sampah organik, sosialisasi, perencana program, pelatihan, dialog, partnership dan pendanaan. Wawancara terhadap masyarakat meliputi peran dan kerjasama dengan pemerintah dalam pola pilah, kumpul dan olah. Metode analisis dilakukan deskriptif evaluatif terhadap aspek pembiayaan dan kelembagaan

Hasil

v  Pengomposan Rumah Tangga

BLH Kota Probolinggo memberikan setiap Rumah tangga satu KOMPOSTER untuk dikelola oleh warganya. Contohnya di Perumahan Kopian Indah, BLH telah menyediakan KOMPOSTER AEROB ini secara cuma-cuma.

v  Pengomposan kawasan

Di Kota Probolinggo, saat ini ada empat lokasi pengolahan sampah menjadi kompos

adalah Unit Pelaksanaan Teknis Pengolahan Sampah dan Limbah yang menjadi induknya serta UPT Pengolahan Sampah Pasar Baru Kota Probolinggo hasil kerjasama dengan Yayasan Danamon Peduli. Kedua unit pengolahan tersebut untuk skala kawasan. Sedangkan dua unit lainnya termasuk skala lingkungan adalah Pengolahan

Sampah di Perumahan Sumber Taman dan Perumahan Ketapang

Diskusi

v  Kelompok masyarakat yang ada sekarang ini sangat membantu dalam proses pengolahan sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis. Pengelolaan sampah di sumber akan mengurangi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).

v  Kegiatan pembuatan pupuk organik kompos di Kota Probolinggo supaya terus dikembangkan, sehingga dapat mereduksi sampah > 6,4 ton per hari dan sebaiknya direplikasi di daerah-daerah di Indonesia karena bermanfaat dalam penyediaan pupuk organik, menjaga kebersihan kota dan memberi manfaat ekonomi bagi pengelola kebersihan.


0 komentar:

Posting Komentar