7.5.24

ESSAY 1_PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH TYAS YUNIAR KRISTANTI

 

Tugas Essay 1: Psikologi lingkungan review jurnal “STUDI PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK DAN JASA KREATIF” oleh Tyas Yuniar Kristanti

Nama : Tyas Yuniar Kristanti (22310410151)

Kelas Karyawan SP

Dosen Pembimbing DR. Arundati shinta MA.

LATAR BELAKANG

Sampah akan terus diproduksi dan tidak akan pernah berhenti selama manusia tetap ada. Dapat dibayangkan bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh penghuni bumi ini akan semakin meningkat. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas manusia dan volumenya berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Apabila tidak ditangani secara efektif dan efisien, eksistensi sampah di alam tentu akan berbalik menghancurkan kehidupan sekitarnya.

Alam memang memiliki andil besar dalam pengolahan sampah secara otomatis, terutama pada sampah organik. Namun, kerja keras alam dalam mengurai sampah secara natural sangat tidak berimbang dibanding berjuta ton volume sampah yang diproduksi setiap harinya, potensi sampah kota di beberapa kota di Indonesia ditampilkan pada Tabel 1 (Tim Penulis PS, 2008). Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan, terutama seperti kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Palembang, dan Medan. Sumber sampah terbanyak adalah yang berasal dari pemukiman, komposisinya berupa 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik.

Sampah organik telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos, briket serta biogas, tetapi sampah anorganik masih sangat minim pengelolaannya. Sampah anorganik sangat sulit didegradasi bahkan tidak dapat didegradasi sama sekali oleh alam, oleh karena itu diperlukan suatu lahan penumpukan yang sangat luas untuk mengimbangi produksi sampah jenis ini. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik. Pada tahun 2008 produksi sampah plastik untuk kemasan mencapai 925.000 ton dan sekitar 80%nya berpotensi menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan.

 

TUJUAN

Bisnis daur ulang sampah telah berlangsung sejak lama dan merupakan bisnis besar yang dijalankan secara sistematis. Meskipun menguntungkan, tidak semua orang tertarik mendalami bisnis ini. Untuk menjadi pebisnis daur ulang plastik, seorang perlu membangun sistem pengumpulan sampah  yang baik, menjalin kerjasama dengan pemulung, memiliki fasilitas pengolahan sampah, serta mengenal pangsa pasar produk daur ulang plastik yang diproduksinya. Meskipun tetap menggunakan plastik sebagai bahan baku utama, bisnis kreasi sampah plastik yang penulis tawarkan tidak sekompleks bisnis daur ulang plastik yang bercorak industrial dan bisnis ini dapat dilakukan secara mandiri.

Sebagai produk kreatif, karya kreasi sampah plastik memiliki nilai komersial yang menjanjikan. Produk ini memiliki daya jual yang dapat menghasilkan keuntungan. Secara umum, bisnis ini terbagi dalam dua jenis, yaitu produk dan jasa. Dalam konteks bisnis kreasi sampah plastik, kedua jenis bisnis tadi dapat dilakukan. Dari sisi produk, bisnis ini menghasilkan produk-produk yang

menjanjikan secara finansial. Dari sisi jasa, ide usaha dan produk yang dihasilkan ini dapat dikemas

menjadi jasa workshop/pelatihan/seminar yang menguntungkan.

Workshop bisnis kreasi sampah plastik dapat menjadi ajang transfer materi yang bisa dikemas dengan semangat entrepreneurship sehingga peserta akan mendapat pengetahuan tentang produksi karya kreatif, tips dan trik bagaimana menjalankan bisnis sampah plastik. Pelatihan produksi kreasi sampah plastik memiliki peluang bagus di kota-kota besar. Area ini potensial karena ketersediaan bahan baku melimpah dan padat penduduk, sementara orang memerlukan pekerjaan/ide bisnis, baik itu mahasiswa, ibu-ibu PKK, karang taruna, komunitas anak muda kreatif.

Bisnis kreasi sampah plastik dapat menjadi salah satu gerakan pemberdayaan komunitas. Ini merupakan salah satu kekuatan produk yang dapat dikomunikasikan pada konsumen. Proses produksi yang dilakukan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemulung, penjahit, tenaga administratif, dan lain-lain. Menjalankan bisnis sampah plastik berarti menambah lapangan pekerjaan dan membuka kemungkinan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ada hal yang positif jika konsumen mengetahui bagaimana dan oleh siapa produk dibuat. Contohnya adalah sebagai berikut: Ibu Kasmi merupakan pengusaha kerajinan dari sampah plastik “The Happy Trash Bag” (Group of The Deaf People) di Ciputat, Tangerang. Ia melatih dan mempekerjakan sejumlah anak tunarungu membuat kerajinan sampah plastik dan mempekerjakan ibu-ibu miskin di lingkungan sekitarnya. Pada produk yang dijualnya, Ibu Kasmi membubuhkan kertas bertuliskan keterangan dalam bahasa Inggris bahwa produknya dibuat oleh para tunarungu (Marpaung, 2009).

Selain sebagai informasi produk, keterangan ini memberikan informasi kepada konsumen bahwa pembelian yang dilakukannya ternyata mendatangkan kebaikan bagi pekerja yang terlibat dalam pembuatan produk. Hal ini dapat meningkatkan nilai jual produk, tetapi hal ini tidak menjadi faktor utama dalam penjualan karena harus tetap mengutamakan kualitas dari produk yang dihasilkan.

 

Kesimpulan

Setelah melalui proses analisis dan sistesis masalah, maka kesimpulan yang didapatkan dari penelitian studi literatur ini adalah sampah plastik memiliki bahaya yang cukup besar bagi keberlangsungan hidup manusia, oleh karena itu diperlukan suatu usaha yang serius oleh berbagai pihak untuk mengelolanya. Karena disamping bahaya yang ditumbulkannya, plastik sekaligus memiliki potensi yang menjanjikan untuk dikembangkan sebagai produk dan jasa kreatif. Kegiatan kreasi sampah plastik ini juga dapat menjadi salah satu gerakan pemberdayaan komunitas dan memperluas lapangan pekerjaan dan membuka kemungkinan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

 

 

 

REFRENSI

HIJRAH PURNAMA PUTRA, YEBI YURIANDALA (2010). STUDI PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MEJADI PRODUK DAN JASA KREATIF, Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan 


0 komentar:

Posting Komentar