3.5.24

ESSAY 1_PSIKOLOGI LINGKUNGAN OLEH RIZKY LIANA DEWI


Meringkas Jurnal Sampah

“ PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN NASABAH BANK SAMPAH “

Dosen Pengampu : Dr., Dra. ARUNDATI SHINTA MA

Mata Kuliah Psikologi Lingkungan


Oleh :

Rizky Liana Dewi

22310410171


PROGRAN STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 

YOGYAKARTA






Topik

Sampah & Perilaku

Sumber

Setiyo, B., Sri, M., Kartika, D., Umi, P., Prabandaru, E. ,., & Sutiara, P. (2021). Pengelolaan Sampah Anorganik Sebagai Upaya Pemberdayaan Nasabah Bank Sampah. Community Empowerment, 18-25.


Permasalahan

Memelihara kelestarian lingkungan dan fungsi lingkungan,merupakan tanggungjawab setiap masyarakat,salah satunya dengan cara mengelola sampah dengan baik dan benar. Kebanyakan masyarakat melakukan pembakaran atau bahkan membuang sampah ke sungai yang tentunya akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena itu masyarakat harus memperoleh pengetahuan cara cara alternatif yang positif dan solutif dalam mengolah sampah.Prinsip pengelolaan sampah yang populer disosialisasikan pemerintah meliputi 3R ( Reduce, Reuse, dan Recycle )

Tujuan

Kegiatan yang dilakuan bertujuan untuk memberdaya masyarakat atau mitra dalam mengelola recycle sampah anorganik

Isi

Sampah anorganik merupkan sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati atau tidak diproduksi secara alami oleh makhluk hidup.Salah satu cara pemanfaatan sampah anorganik adalah dengan cara mendaur ulang ( Recycle ).Beberapa sampah anorganik yang dapat didaurulang misalnya,plastik,logam,kertas dll.

Penggunaan peralatan dalam pengelolaan sampah juga menggunakan prinsip 3R yaitu : Pemanfaatan kembali barang barang yang sudah tidak dipakai (reuse), Pengurangan penggunaan benda yang berpotensi menghasilkan sampah atau limbah ( reduce ), Melakukan daur ulang sampah untuk dimanfaatkan kembali ( recycle ).

Bisnis daur ulang sampah merupakan hal yang menguntungkan, namun tidak semua orang  bisa tertarik dan mendalami bisnis ini, seorang perlu membangun sistem pengumpulan sampah yang baik, menjalin kerja sama dengan pemulung,memiliki fasilitas pengelolaan sampah serta mengenal pangsa pasar produk daurulang yang diproduksinya.

Metode

Rancangan pegelolaan sampah anorganik ini melalui beberapa metode, yaitu

  • Sosialisasi yang melibatkan seluruh anggota masyarakat serta penyampaian motivasi tentang upaya berkreasi dari sampah anorganik.

  • Pelatihan, Instruktur yang sudah terlatih memberikan tutorial dalam menyusun beberapa kerjinan tangan yang berasal dari sampah anorganik tersebut ( masyarakat akan memberikan respon berupa pertanyaan yang ditujukan kepada instruktur tsb ), tujuannya agar masyarakat mampu memahami prosedur tersebut sehingga mudah untuk diterapkan.

  • Praktik dan Pendampingan, melakukan pengawalan keberhasilan program melalui pendampingan terhadap kegiatan praktik masyarakat, Melalui pendampingan ini, masyarakat akan tertarik terhadap kegiatan mengubah sampah menjadi barang yang lebih berilai.


Hasil

  • Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah bapak bapak dan ibu ibu dusun Timoho

  • Pelatihan pembuatan kerajinan ini dilakukan ditempat penimbangan bank sampah di dusun Timoho.

  • Alat dan bahan yang digunakan dalam pelatihan ini,meliputi gunting,lem korek api, kawat dan lilin.

  • Kegiatan pelatihan ini berjalan dengan lancar dan ada beberapa komoditas yang dihasilkan seperti bunga,vas,rak buku,dan tas mukena.

Kesimpulan

Masyarakat melakukan transfer keterampilan recyle sampah anorganik sebagai upaya pemberdaya terhadap nasabah bank sampah. Ketersediaan masyarakat dalam menerapkan keterampilan ini merupakan salah satu indikator keberhasilan program pemberdayaan ini. Akan tetapi kegiatan pemberdayaan ini membutuhkan pendampingan secara berkala. Sehingga keterampilan dari pemberdayaan sampah ini akan terus berkembang dan ter asah.

Namun tidak semua masyarakat akan menindak lanjuti kegiatan ini, karena beberapa kendala seperti waktu dan kegiatan kegiatan yang lainya. Ada juga faktor lai yang menjadi hambatan masyarakat untuk melanjutkan kegiatan ini yait, belum adanya pendampingan pemasaran terhadap karya yang dihasilkan. Maka dari itu sangat dibutuhkan kerja sama dengan pihak luar yang mampu melakukan pembinaan serta memasarkan hasil kekreatifitasan masyarakat sesuai dengan kriteria kelayakan komersial.


0 komentar:

Posting Komentar