3.5.24

Esai 4 - Berperilaku Inovatif, Merintis Usaha

 

Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi

Tugas : Esai 4 Berperilaku Inovatif, Merintis Usaha

Daur Ulang Sampah Plastik

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA

 


Arti Muizzah Aisyawati (23310410038)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 2024

    Masalah lingkungan, seperti degradasi sumber daya alam, hilangnya spesies biologi dan juga ancaman pemanasan global menjadi perhatian banyak produsen saat ini. Menurut (Purwaningrum, 2016) Permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi masalah yang belum terselesaikan, sementara itu dengan bertambahnya jumlah penduduk maka volume timbunan sampah juga meningkat. Untuk menangani sampah plastik perlu dilakukan dengan konsep 3R yaitu reuse, reduse, dan recycle. Dengan melakukan recycle untuk memanfaatkan sampah plastik maka timbunan sampah plastik akan berkurang. Selain kesadaran untuk melakukan recycle isu permasalahan lingkungan dan pola konsumen mulai dilirik para pelaku usaha. Hal ini akan membantu mengurangi sampah plastik karena gerakan perubahan pola pendekatan bisnis yang mengarah pada aktivitas bisnis yang melestarikan lingkungan. Ancaman ini membuat perusahaan perlu melakukan konsep baru mengenai bisnis dengan menerapkan isu-isu mengenai lingkungan atau bisa disebut green marketing. Menurut (Kusumawati, 2019) di Indonesia sendiri kesadaran perusahaan-perusahaan mengenai isu lingkungan semakin meningkat. Dengan meningkatnya jumlah produk ramah lingkungan, memungkinkan berkembangnya bisnis ritel untuk meningkatkan penjualan produk ramah lingkungan. Menurut ( Alamsyah et al., dalam Kusumawati, 2019) saat ini di Indonesia minat beli konsumen pada produk ramah lingkungan masih rendah. Strategi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan promosi. Kurangnya iklan produk ramah lingkungan menjadi penyebab kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai produk ramah lingkungan. Menurut hasil penelitian (Sienatra & Evani, 2021) minat beli memberikan respon positif terhadap iklan dengan konsep ramah lingkungan yang dipromosikan melalu media sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan yang memasarkan produk ramah lingkungan dengan menampilkan informasi fakta mengenai pentingnya ikut melestarikan lingkungan maka konsumen akan menunjukkan sikap lebih tertarik untuk membeli produk yang ramah lingkungan. Sehingga dalam hal ini iklan menjadi salah satu indicator yang panting dalam melakukan promosi mengenai produk ramah lingkungan serta gerakan recycle untuk mengurangi timbunan sampah plastik.

Alat dan bahan yang digunakan:

  •  Bungkus downy
  • Tali sepatu
  • Kancing baju
  • Gantungan kunci
  • Benang dan Jarum
  • Gunting

Langkah-Langkah pembuatan sebagai berikut:

  •  Potong bagian atas dan bawah dari bungkus downy, kemudian mencuci bungkus downy hingga bersih.
  •  Setelah itu melipat bagian atas dan bawah downy ke dalam bungkus downy hingga menyisakan bagian yang memiliki motif saja.
  • Setelah semua bungkus downy terlipat, hal yang dilakukan kemudian adalah menganyam bungkus downy hingga membentuk persegi panjang. Setelah semua teranyam satukan ujung kanan dan kiri bungkus downy kemudian dianyam kembali hingga membentuk tabung.
  • Setelah itu melipat bagian ujung atas bungkus downy ke dalam, lalu menganyam bagian bawahnya hingga tertutup rapat, agar lebih rapat bisa dijahit bagian bawahnya.
  • Menjahit bagian sisi samping kanan dan kiri bagian tas untuk menyatukan tas dengan tali sepatu sebagai tali tas.
  • Lalu menjahit kancing di bagian depan tas yang berguna sebagai pengait tas nantinya.
  • Setelahnya menjahit tali sepatu sebagai pengaitnya dari bagian dalam tas.
  •  Menambahkan gantungan tas yang dianyam menyerupai segi empat untuk di taruh pada samping tas.
  • Tas siap digunakan.
Hambatan yang dialami dalam proses memproduksi barang ialah lamanya waktu yang digunakan untuk melipat bungkus downy satu persatu dan juga ketepatan dalam melipat agar ukurannya sama, selain itu dalam proses menganyam diperlukan konsentrasi yang lebih untuk memastikan bahwa anyaman terdapat motif yang sama. Cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan konsentrasi khusus dalam pembuatannya, sabar, dan tidak terburu-buru dalam pengerjaan agar anyaman yang dihasilkan bisa rapi. Dalam pemasaran barang menggunakan promosi media sosial yang memungkin barang dapat dengan mudah dan juga sebagai ladang promosi gerakan recycle pada anak muda. Produk yang dipasarkan belum laku.

Link : https://www.instagram.com/p/C6flb3cxHYsgdWSjIUA7Tx9acPwWEkv59iXi7k0/?igsh=MTZxNnpvZXczNzFicw==

Lampiran :

 
        


Daftar Pustaka:

Kusumawati, E. (2019). Minat Beli Produk Ramah Lingkungan Sebagai Dampak dari Implementasi Green Advertising. Jurnal Kajian Ilmiah19(1), 57.

Purwaningrum, P. (2016). Upaya mengurangi timbulan sampah plastik di lingkungan. Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology8(2), 141-147.

Sienatra, K. B., & Evani, E. S. (2021). Efek Green Marketing Mix terhadap Minat Beli Produk Ramah Lingkungan. Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan5(2), 220-225.

 

 


0 komentar:

Posting Komentar