PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DI QATAR
FAKULTAS PSIKOLOGI Universitas Proklamasi 45 YOGYAKARTA
Mahasiswa: Finda Pensiuna Wati
NIM: 22310410189
Dosen Pembimbing : Arundati Shinta
Email: Findapensiunawati7@gmail.com
|
TopikSumber Permasalahan Tujuan Penelitian Isi Metode |
|
Pengolahan limbah padat, penelitian kualitatifSalman zafar, 29 juni 2022. EkoMena,
mangaungkan keberlanjutan di Mena. Pengolahan
limbah padat domestik, DSWMC, daur ulang, strategi pembangunan nasional Qatar,
pengelolaan limbah. Jurnal : pengelolaan limbah padat di
Qatar. 29 Juni 2022. Qatar merupakan negara yang pertumbuhan
ekonominya sangat cepat di dunia. Penanganan limbah perkotaan di Qatar merupakan tantangan serius yang saat ini
sedang di hadapi oleh negara Teluk ini. Dengan tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk, urbanisasi dan pertumbuhan industri maupun ekspansi ekonominya.
Qatar merupakan salah satu negara yang tingkat timbulan sampah per kapita
tertinggi di dunia, karena mencapai 1,8 kg per hari. Qatar juga menghasilkan
lebih dari 2,5 juta ton sampah kota di setiap tahunnya. Dimana aliran limbah
padat sebagian besar terdiri dari bahan organik yang mencapai 60 %, sedangkan
sisanya adalah limbah uap yang mana terdiri dari bahan daur ulang seperti
kaca, kertas, logam dan plastik. Untuk
mendiskripsikan pengelolaan sampah dan penanganan limbah padat domestik yang
ada di Qatar saat ini. Tingkat timbulan
sampah padat rumah tangga yang telah di perkirakan mencapai 1,7 sampai 2,7 kg
per kapita/ hari. Mengingat bahwa Qatar secara geografis dan demografis kecil
secara global, total timbulan sampah di negara ini cukup rendah di banding
kan negara – negara Timur Tengah lainnya. Akan tetapi setelah di lakukan
analisis berdasarkan per kapita, ternyata Qatar merupakan salah satu negara dengan
tingkat timbulan sampah tertinggi di dunia ( Al Thani & park, 2019). Berdasarkan
kategori limbah padat paling signifikan yang telah di hasilkan oleh Qatar yang
mencakup limbah padat kota ( MSW ), limbah kontruksi dan pembongkaran ( CDW ).
Limbah besar, ban yang telah lama tidak terpakai ( ELT), dan kendaraan yang
sudah habis masa pakainya ( ELV). Dengan dua kategori pertama, yaitu CDW dan
MSW di mana merupakan kontribusi utama timbulan sampah di Qatar. CDW merupakan
limbah terbesar yang di hasilkan oleh Qatar
sekitar 80 % dari seluruh limbah padat yang di hasilkan ( Al Tamimi
& Company, 2021). Bentuk limbah ini di karenakan adanya proyek kontruksi yang
mencangkup limbah pembongkaran hingga material yang berlebih yang tidak
terpakai terjadi selama dua dekade terakhir. MSW yang
merupakan kategori dari sampah terbesar kedua berdasarkan sumbernya (Al
Maaded et al 2012). Dimana Qatar telah menghasilkan kurang lebih dari 2,5 juta ton MSW setiap tahunnya. Produksi
sampah harian per kapita pada tahun 2015 di Qatar kurang lebih sebesar 1,8 kg
( zafar, 2016). MSW di hasilkan dari
rumah tangga ataupun perusahaan komersial. Namun mayoritas zat yang menyusun
MSW meliputi kertas, bahan nabati, plastik, logam, tekstil, karet, dan kaca (
USEPA, 2013). Ini tidak termasuk limbah kimia atau berbahaya. Sedangkan
sampah organik kurang lebih sebesar 57 % dari total sampah kota yang di
hasilkan, sementara kaca, kertas, logam, dan plastik memiliki porsi yang
lebih kecil akan tetapi bernilai dari sampah kota yang di hasilkan ( QDB,
2017). Total timbulan
sampah padat berfluktuasi sesuai dengan pelaksanaan proyek pembangunan besar
di negara ini. Jumlah tersebut meningkat dari 8 juta ton pada tahun 2008
manjadi 12 juta ton dari pada tahun 2013, kemudian menurun hingga di bawah 10
juta ton pada tahun 2014 ( otoritas perencanaan & statistik, 2019). Metode umum pembuangan
limbah padat penimbunan ( landfiling). Sampah yang terkumpul akan di buang ke
berbagai stasiun pemindahan dan kemudian akan di kirim ke TPA. Ada tiga
tempat untuk pembuangan sampah di
Qatar. Yakni, Umm Al - Afai untuk
limbah besar dan domestik, Rawda Rashed untuk limbah kontruksi dan
pembongkaran, dan Al – Krana untuk limbah limbah. Namun metode pembuangan
sampah melalui TPA bukanlah solusi praktis untuk Qatar yang merupakan
persediaan lahannya sangat terbatas. Rencana untuk
pengelolaan limbah padat yang komprehensif sedang di laksanakan yang akan
mengkoordinasikan tanggung jawab, kegiatan dan perencanaan untuk mengelola
limbah dari rumah tangga, industry dan Perusahaan komersial, dan industry
konstruksi. Targetnya adalah untuk mendaur ulang 38% sampah padat, naik ke 8%
saat ini. Dan akan mungurangi timbulan sampah domestic per kapita. Pendirian Domestic
Solid Waste Management Centre (DSWMC), di Mesaieed. Pusat ini dirancang untuk
memaksimalkan pemulihan sumber daya dan energi dari limbah dengan memasang
teknologi canggih untuk pemisahan, pra-pemrosesan, daur ulang mekanis dan
organik, serta teknologi limbah menjadi energi dan pengomposan. Pabrik ini
akan mengolah 1.550 ton sampah per hari, dan diharapkan dapat menghasilkan
listrik yang cukup untuk kebutuhan internal, dan menyuplai surplus sebesar
34,4 MW ke jaringan listrik nasional. |
|
|
|
|||
|
|
Kesimpulan Perbaikan mekanisme pengumpulan sampah di tepi jalan dan pendirian
fasilitas pemulihan material serta pusat daur ulang juga dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam inisiatif pengelolaan sampah.
0 komentar:
Posting Komentar