DOSEN
PENGAMPU :
Dr.,
Dra. ARUNDATI SHINTA MA
OLEH
:
HERLINA
TAFLA LUBIS
22310410161
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
Topik |
Sampah makanan, Perilaku, Pemilahan, Pemanfaatan,
Sampah perkotaan, Area perkotaan. |
Sumber |
Chaerul, M., & Zatadini, S. U. (2020). Perilaku
Membuang Sampah Makanan dan Pengelolaan Sampah Makanan di Berbagai Negara:
Review. Jurnal Ilmu Lingkungan, 18(3), 455-466. |
Permasalahan |
Permasalahan utama yang dibahas adalah meningkatnya
timbulan sampah makanan sebagai akibat dari pertumbuhan populasi dan
perubahan pola konsumsi global. Dengan proyeksi populasi mencapai 9,1 miliar
orang pada 2050, produksi makanan meningkat, menyebabkan kehilangan makanan
dan timbulan sampah yang besar. Hal ini penting karena mengakibatkan kerugian
sumber daya pangan dan dampak lingkungan negatif dari produksi, transportasi,
dan pembuangan sampah makanan yang tidak efisien. Penanganan masalah ini
penting untuk menjaga ketersediaan pangan dan mengurangi dampak lingkungan. |
Tujuan
Penelitian |
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan review
terhadap perilaku individu terhadap sampah makanan (food waste behavior)
dan pengelolaan sampah makanan di berbagai negara. Tujuannya adalah untuk
mengumpulkan pengalaman dan strategi yang berhasil diterapkan di negara lain
sebagai acuan untuk pengembangan pengelolaan sampah makanan, khususnya untuk
kondisi perkotaan di Indonesia. |
Isi |
·
Pola pikir seseorang
terkait pentingnya isu food waste dapat memengaruhi seberapa sering mereka
membuang makanan. Faktor-faktor seperti perasaan bersalah dan pertimbangan
finansial juga dapat berperan dalam mengurangi pembuangan makanan. ·
Norma subjektif
mencerminkan tekanan sosial terhadap perilaku, sementara PBC menunjukkan
keyakinan individu terhadap kemampuannya dalam mengendalikan food waste. ·
Tahapan dari persiapan
hingga pembuangan sisa makanan dalam rumah tangga dapat mempengaruhi jumlah
makanan yang dibuang. ·
Faktor-faktor seperti
usia, status pekerjaan, jenis kelamin, dan jumlah anggota keluarga dapat
memberikan gambaran tentang kecenderungan individu dalam membuang makanan. |
Metode |
Metode survei yang sering digunakan, seperti
kuesioner dan wawancara, memungkinkan para peneliti untuk mengumpulkan data
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembuangan makanan.
Kuesioner umum dan self-report questionnaire memberikan wawasan yang
berbeda terkait perilaku food waste, sementara analisis menggunakan
Structural Equation Model (SEM) dapat memberikan pemahaman yang mendalam
tentang hubungan antarvariabel yang terlibat dalam food waste behavior. |
Hasil |
Tingkat kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan
melalui edukasi dan kampanye yang terarah, regulasi yang ketat dalam
pengelolaan sampah makanan dapat memberikan insentif bagi individu dan bisnis
untuk mengurangi pemborosan makanan, penerapan teknologi seperti smart
fridges dan aplikasi seluler dapat membantu dalam perencanaan dan penggunaan
makanan secara efisien, partisipasi aktif dari masyarakat, bisnis, dan
pemerintah sangat penting dalam upaya pengurangan sampah makanan, pengurangan
sampah makanan juga berdampak pada ketersediaan sumber daya alam dan
lingkungan, dan studi kasus dari negara-negara pionir memberikan wawasan
tentang strategi dan praktik efektif dalam mengatasi masalah timbulan sampah
makanan. |
Diskusi |
·
Peningkatan kesadaran
melalui edukasi dan kampanye penting. ·
Regulasi ketat
mendukung pengelolaan sampah makanan. ·
Teknologi seperti smart
fridges dan aplikasi seluler efisien. ·
Partisipasi masyarakat,
bisnis, dan pemerintah kunci sukses. ·
Pengurangan sampah
makanan berdampak pada lingkungan. ·
Studi kasus
negara-negara pionir memberikan strategi efektif. |
0 komentar:
Posting Komentar