Review Jurnal Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar, Provinsi Bali
Mata Kuliah: Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr., Dra. Arundati Shinta, MA.
Abdul Basit Cahyana 22310410166
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Topik |
Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di
Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar, Provinsi Bali |
Sumber |
Sukerti, Ni Luh
Gede. Sudarma, I Made. Pujaastawa, I.B.G. 2017. “Perilaku Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah dam Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kecamatan Denpasar
Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali”. Ecothropic. Vol. 11 No. 2 Th. 2017. p-ISSN:
1907-5626, e-ISSN: 2503-3395. |
Permasalahan |
Permasalahan
sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup yang menjadi
perhatian dunia dan perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius
agar tidak menimbulkan dampak yang membahayakan. Semua orang tidak terlepas
dari permasalahan sampah karena setiap individu dapat menghasilkan sampah
dari aktivitasnya. (Azkha, 2007). Tanpa pengaruh stimulus yang
diterima perilaku manusia tidak akan muncul dengan sendirinya, baik itu
merupakan stimulus eksternal maupun internal. Stimulus yang diterima sebagian
besar perilaku manusia merupakan akibat dari respon terhadap stimulus eksternal
(Bimo, 1999). Oleh karena itu, variabel terpenting dalam pengelolaan sampah
berasal dari perilaku masyarakat, dan keberhasilannya harus didukung dengan
tingkat kesadaran masyarakat |
Tujuan Penelitian |
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui perilaku masyarakat di Kota Denpasar dalam pengelolaan
sampah, mengetahui hubungan faktor internal yang meliputi pengetahuan,
tingkat pendidikan, pendapatan, dan waktu luang terhadap perilaku masyarakat dalam
pengelolaan sampah, serta mengetahui hubungan faktor eksternal yang meliputi
sarana dan prasarana, sosialisasi serta penegakan hukum terhadap perilaku
masyarakat dalam pengelolaan sampah. |
Isi |
Pada jurnal ini membahas mengenai
bagaimana perilaku Masyarakat di Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar,
Bali dalam melakukan pengelolaan sampah. Serta bertujuan untuk mengevaluasi
hubungan perilaku pengelolaan sampah masyarakat dengan faktor-faktor internal
meliputi: pengetahuan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan waktu luang. Serta
faktor-faktor eksternal, meliputi: Sarana dan prasarana, sosialisasi, serta
penegakan hukum terhadap perilaku Masyarakat
dalam pengelolaan sampah. |
Metode Penelitian |
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan desain cross sectional, dimana data seluruh variabel dikumpulkan dalam pada waktu yang sama dengan objek pupulasi sebagai sampel dalam penelitian merupakan ibu rumah tangga yang bertempat tonggal dan menetap, serta memiliki KTP (sebagai penduduk) di Kecamatan Denpasar Timur. Jumlah sampel dotentukan dengan menggunakan perhitungan rumus Slovin sebanyak 100 responded, penentuan sapel dilakukan secara startified random sampling. Jumlah masing-masing sampel setiap lokasi menggunakan proportionate sampling dengan besaran sampel setiap area (desa/kelurahan) ditentukan menggunakan metode Taro Yamane. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa karakteristik responden, perilaku responden, 4 indikator dalam faktor internal (pengetahuan, Tingkat Pendidikan, pendapatan masyarakat, waktu luang), dan 3 indikator dalam faktor eksternal (sarana prasarana, penegakan hukum, dan sosialisasi pengelolaan sampah). Data sekunder yang digunakan adalah gambaran geografi dan data kependudukan di Kecamatan Denpasar Timur dari DLHK Kota Denpasar, situs internet, gambaran geografi, jurnal, literatur, skripsi, tesis serta laporan yang berkaitan dengan penelitian. Metode Analisa menggunakan tahapan, metode Analisis deskriptif, metode Analisis inferensia. Instrumen penelitian meliputi, kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. |
Hasil |
Perilaku
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Denpasar Timur. Menunjukan bahwa 51% responden melakukan pengelolaan sampah melalui prinsip swakelola, 24% membuang ke TPS resmi, 15% diambil oleh petugas atau truk sampah, 10% responden masih melakukan pengelolaan sampah dengan cara membakar sampah di lahan kosong. Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa indikator tertinggi adalah memilah sampah organik dan anorganik yaitu 0.896, yang berarti indikator tersebut memiliki hubungan paling kuat terhadap perilaku responden dalam mengelola sampah rumah tangga, sedangkan indicator menghindari membakar sampah kering atau basah di lahan kosong memiliki kategori terkecil, yaitu sebesar 0.527, artinya indicator tersebut memiliki peranan terendah terhadap perilaku responden dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Hubungan Faktor Internal yang Meliputi Pengetahuan, Tingkat Pendidikan, Pendapatan, dan Waktu Luang Terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah. Pada poin ini didapat bahwa indikator pengetahuan masyarakat memiliki kategori paling tinggi (0.738) artinya indikator tersebut memiliki hubungan paling dominan terhadap variabel faktor internal sedangkan indikator pendidikan memiliki kategori terkecil (0.537) memiliki hubungan paling rendah dengan variabel internal. Disebutkan (Dewi, 2010) bahwa pengetahuan memberikan pengaruh terhadap partisipasi masyarakat yang terbukti pada 27.78% responden yang tidak memiliki pengetahuan tentang cara pengelolaan sampah tidak melakukan pengelolaan sampah. Hubungan Faktor Eksternal yang meliputi Faktor–Faktor Sarana dan Prasarana Persampahan, Sosialisasi dan Penegakan Hukum Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah. Pada faktor eksternal menunjukan bahwa kategori paling tinggi (0.962) adalah indikator penegakan hukum yang memiliki faktor paling besar dalam variabel eksternal sedangkan indikator sosial menjadi faktor paling kecil pada variabel eksternal sebesar 0.536 Berdasarkan
hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Perilaku Masyarakat di
Kecamatan Denpasar Timur dalam mengelola sampah rumah tangga sudah dalam
kategori baik, yang ditunjukan oleh kemauan Masyarakat untuk melakukan
pewadahan sampah secara mandiri, melakukan pemilahan sampah organic dan
anorganik, menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). 2. Tingkat pengetahuan
Masyarakat merupakan kategori tertinggi dalam variabel internal yang
menentukan perilaku Masyarakat dalam pengelolaan sampah, diikuti indikator
lainnya yaitu, pendapatan, waktu luang dan yang terkecil adalah adalah
kategori tingkat pendidikan. 3. Penegakan hukum menjadi
kategori tertinggi dalam variabel eksternal yang paling berperan dalam
meningkatkan kesadaran perilaku Masyarakat dalam pengelolaan sampah diikuti
sarana dan prasarana, serta indicator terkecil dalam variabel eksternal yaitu
sosialisasi. |
Diskusi |
Tingkat pengetahuan Masyarakat
menjadi salah satu faktor yang besar mempengaruhi dalam perilaku Masyarakat
untuk melakukan pengelolaan sampah, oleh karena itu, urgensi dalam
sosialisasi serta penyuluhan mengenai pengelolaan sampah menjadi salah satu
kunci yang harus dilakukan untuk dapat terlaksananya Masyarakat yang yang
peduli lingkungan melalui pengelolaan sampah, serta peran dari elemen
Masyarakat, pemerintah daerah, penegak hukum dan instrument-instrumen
Masyarakat lainnya hendaknya selalu berjibaku dalam mewujudkan Masyarakat
yang pro-lingkungan hidup serta mau dan mampu melakukan pengelolaan sampah. |
0 komentar:
Posting Komentar