29.12.23

Ujian Akhir Semester

 

Nama : Cica Ayu Betiyanti

Nim : 21310410026

Mata Kuliah : Psikologi Inovasi

Pengampu : Arundati Shinta



 

Martin Seligman, tokoh Psikologi Positif, menjelaskan bahwa ada banyak hal yang bisa diajarkan kepada orang. Itu antara lain rasa pesimis dan rasa optimis. Rasa pesimis yang merupakan hasil belajar menyebabkan terjadinya learned helplessness. Rasa optimis juga bisa diajarkan pada orang yang semula pesimis terus, sehingga individu bisa move on, bangkit dan menjadi percaya diri. Cara pengajarannya yang selama ini dianggap efektif adalah dengan pelatihan, pendampingan dan konseling. Cara tersebut efektif karena perubahan tersebut dilakukan berdasarkan unit analisis individu. Bila perubahannya dilakukan secara makro (unit analisis masyarakat / kelompok), maka pelatihan cenderung tidak efektif. James (2010) menjelaskan bahwa mengubah sikap adalah penting namun hal itu tidak cukup. Ini karena dalam banyak pelatihan, 94% peserta mengatakan bahwa mereka mempunyai sikap positif pada perubahan namun hanya 2% saja peserta yang benar-benar mampu berperilaku nyata (menerapkan hasil pelatihan). Sikap dan perilaku yang tidak sinkron ini menunjukkan bahwa ada hal-hal mendasar yang kurang diperhatikan selama pelatihan kelompok. Hal-hal mendasar itu adalah persepsi / kognisi.

Terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa dengan perilaku yang dimunculkan ketika ada instruksi dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri melalui kegiatan olah raga secara teratur selama minimal 8 minggu, @ 1 jam / minggu. Menurut Seligman potensi diri manusia yang positif ini dipengaruhi oleh dua aspek yakni institusi positif dan positif self. Institusi positif lingkungan yang mendorong individu menjadi individu yang lebih baik, bertanggung jawab, sopan, toleransi, moderat, penuh cinta kasih, peduli dan memiliki etos kerja yang tinggi (Seligman dan Csikszentmihalyi dalam…2012). Sedangkan positif self yang dimaksud adalah factor internal atau factor yang berada di bawah pengendalian individu yang memiliki dapak positif bagi kehidupan.Dalam hal ini mahasiswa termasuk dalam Institusi positif lingkungan.

Hubungan antara persepsi mahasiswa dengan perilaku yang dimunculkan ketika ada instruksi dosen mengenai perubahan diri tersebut yaitu kaget, di awal terasa shock. Merasa bahwa mengapa harus seperti ini, bukankah ini tidak termasuk inovasi sedangkan mata kuliahnya psikologi inovasi. Untuk perilakunya sendiri pun beragam ada mahasiswa yang karena dia sudah berprofesi menjadi polisi maka baginya tugas ini menjadi hal biasa karena ia sering melakukan hal ini tanpa adanya tugas ataupun paksaan, namun bagi orang yang biasanya lebih suka rebahan maka hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang berat yang mana akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan melakukannya pun karena terpaksa. Namun kita semua menyadari bahwa semua memang harus berubah tidak bisa stagnan disitu saja, harus ada perubahan dalam hidup. Jadi saya sendiri pun awalnya melakukan hal atau kegiatan selama 8 minggu ini terpaksa, namun etelah saya melakukan saya merasa ada perubahan hal positif di badan saya dan akhirnya saya ingin melakukannya lagi dan sampai sekarang sudh terbiasa, harapan saya adalah saya bisa melakukan ini tanpa terputus atau bukan karena motivasi ekstrinsik saja. Seligman mengungkap bahwa kebahagiaan merupakan fatornya jadi jika kita bisa menjalaninya dengan senang hati maka kita kan mendapatkan kebahagiaan itu. Mengenai evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan tersebut Misalnya, mahasiswa merasa kesulitan; merasa senang karena sudah terbiasa berolah raga; merasa tertekan karena tidak senang dengan olah raga; merasa kegiatan tersebut sia-sia saja dan tidak mungkin membuat mahasiswa menjadi lebih baik; dan sebagainya. Evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan tersebut beragam, tidak dapat dipungkiri pastinya ada mahasiswa yang merasa kesulitan karena belum terbiasa, namun juga ada mahasiswa yang sudah terbiasajadi bisa melakukannya tanpa beban. Dari kegiatan ini ada banyak manfaat seperti mendapat emosi yang positif. Dan pastinya memperoleh kehidupan yang bermakna. Kebahagiaan dimulai dari kesadaran akan banyaknya keinginan manusia dan konflik yang berlangsung diantara keduanya. Wujud kebahagiaan itu apakah merupakan pengalaman ruhaniah semata atau hanya pengalamana jasmaniah atau bahkan pengalaman jasmani dan rohani.kegatan ini akan berlanjut atau sustain apabila terpenuhi 3 syarat yaitu Kehidupan Menyenangkan, Kehidupan Baik, dan Kehidupan Bermakna. Kehidupan menyenangkan disini yang dimaksud adalah individu tersebut mampu enjoy atau senang dengan kegiatan ini. Kehidupan baik, yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu terciptanya individu yang sehat bugar dan hidup sehat adi nanti akan memberikan dampak baik bagi kehidupa saat ini dan di masa mendatang. Kehidupan bermakna. Kegiatan ini akan continue jika individu memperoleh makna dari kegiatan selama 8 minggu ini. Misal makna pola makan teratur dan tidur teratur.

 

Daftar Pustaka:

James, R. (2010). Promoting sustainable behavior: A guide to successful communication. Barkeley: Berkeley bright green, University of Carolina.

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from:

http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

---- selamat & sukses ---

 

0 komentar:

Posting Komentar