Persepsi Terhadap Perilaku Berkelanjutan
Oleh:
Humairah Natsir
21310410042
Kelas
Reguler/semester 5
Program
Studi Psikologi
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
2023
Essay
ini dibuat dalam rangka memenuhi UAS
Mata Kuliah Psikologi Inovasi
Dosen
Pengampu Ibu Dr. Dra. Arundati Shinta, M.A.
Persepsi
merupakan sebuah perjalanan penerimaan stimulus oleh seseorang melalui
perjalanan sensori atau panca indera, di mana stimulus tadi tidak berhenti
tetapi dilanjutkan ke perjalanan berikutnya sehingga membentuk kesan yang
didahului oleh penginderaan. (Walgito, 2010). Adapun persepsi setiap orang
tentunya berbeda bergantung pada cara seseorang merespon stimulus. Persepsi ini
berkaitan dengan perilaku yang dimunculkan ketika mendapatkan instruksi.
Ketika
seseorang dihadapkan oleh kondisi baru
yang sangat berbeda dengan kondisi sebelumnya yang pernah ia alami, maka seseorang mungkin akan mempersepsikan bahwa kondisi baru tersebut di luar batas maksimum. Kondisi ini dapat membuat seseorang
menjadi stress, sehingga perlu mengatasi stress tersebut (coping behavior). Jika usaha
seseorang itu sukses maka ia
telah melakukan adaptasi (penyesuaian diri, perubahan diri
agar sesuai dengan lingkungan) atau melakukan pengaturan (perubahan lingkungan agar sesuai dengan dirinya). (Shinta, 2013). Misalnya dosen yang memberikan
instruksi untuk berolahraga rutin tiap pekan sejam selama delapan pekan, maka
tentunya mahasiswa akan memiliki persepsi yang berbeda-beda. Adanya persepsi
tersebut akan mempengaruhi mahasiswa dalam merespon dan bertidak untuk
instruksi tersebut.
Sifat
umum dari kelemahan yang diakibatkan
oleh peristiwa yang tidak terkendali di seluruh tugas dan sistem motivasi. Ada 4
hal, yaitu (1) perlakuan awal dengan nada permusuhan yang tidak dapat
dihindari, dapat dihindari, atau dikontrol diikuti dengan pengujian pelarian
shuttlebox; (2) perlakuan awal dengan masalah diskriminasi yang tidak dapat
larut, dapat larut, atau terkontrol diikuti dengan pengujian solusi anagram; (3)
perlakuan awal dengan nada permusuhan yang tidak dapat dihindari, dihindari,
atau dikendalikan diikuti dengan pengujian larutan anagram; dan (4) perlakuan
awal dengan masalah diskriminasi yang tidak dapat larut, dapat larut, atau
terkendali yang diikuti dengan pengujian pelepasan shuttlebox. Ketidakberdayaan
yang dipelajari ditemukan pada keempat eksperimen: Ketidakmampuan dan
ketidakterhindaran menghasilkan kegagalan untuk melarikan diri dan kegagalan
untuk memecahkan anagram. Disarankan bahwa ketidakterhindaran dan
ketidakterlarutan keduanya menimbulkan harapan bahwa respons tidak bergantung
pada penguatan. Sifat umum dari proses ini menunjukkan bahwa ketidakberdayaan
yang dipelajari mungkin merupakan suatu "sifat" yang diinduksi. (Hiroto
& Seligmen, 1975). Misalkan instruksi dosen tadi tersebut di atas, tentunya
mahasiswa setelah melakukan instruksi lari akan merasa kesulitan, merasa senang karena sudah
terbiasa berolahraga, merasa tertekan
karena tidak senang dengan olahraga, merasa kegiatan tersebut sia-sia dan tidak
mungkin membuatnya lebih baik. Maka evaluasi yang bisa dilakukan adalah dengan
melawan ketidakberdayaan yang telah dipelajarinya. Rasa psimis yang ada pada
diri mahasiswa harus disingkirkan dan ditumbuhkan dengan rasa optimis. Ini bisa
dilakukan dengan memberikan afeksi positif pada diri dan mengenali diri jauh
lebih baik.
Kegiatan
yang dilakukan tersebut juga bisa berkelanjutan jika mahasiswa memiliki
persepsi yang melawan ketidakberdayaannya. Optimis yang dibangun pada diri
untuk bisa berubah jauh lebih baik lagi. Dan tentunya mahasiswa harus
mengetahui tujuan dari hal yang dilakkannya, maka ketika dirinya merasa tidak
berdaya tujuan tersebut dapat menjadi motivasi untuk dirinya konsisten
melakukan hal sehingga dapat berkelanjutan.
Rujukan:
Hiroto, D. S., & Seligman,
M. E. (1975). Generality of learned helplessness in man. Journal of personality and social psychology, 31(2), 311.
Shinta, A. (2013). Persepsi
terhadap lingkungan. Kupasiana.
Diakses melalui : http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html pada 28 Desember 2023.
Walgito, Bimo. 2010. Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
0 komentar:
Posting Komentar