Psikologi Inovasi
Ujian Akhir
Semester Ganjil
Dosen Pengampu :
Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Ahmat Ramadanil –
21310410077
Perubahan diri menurut para ahli psikologi dan
perkembangan manusia dapat dijelaskan melalui beberapa teori. Menurut teori
perkembangan Erik Erikson mengemukakan bahwa individu mengalami serangkaian
krisis psikososial sepanjang hidup mereka yang dapat membentuk identitas dan
kepribadian mereka. Sementara itu teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget
menekankan perubahan dalam cara individu memproses informasi seiring
bertambahnya usia, memahami dunia sekitarnya, serta ,mengembangkan kemampuan
berpikir abstrak. Para ahli perkembangan sosial yang bernama Lev Vygotsky
menyoroti peran interaksi sosial dalam perkembangan individu. Proses
sosialisasi dalam pembelajaran dari lingkungan sosial dapat membentuk suatu
individu dalam proses perubahan diri dan pandangan hidup kedepannnya.
Secara umum yang menjadi latar belakang masalah
perubahan diri diantaranya misalkan seperti pergantian tubuh selama masa
pubertas atau juga perubahan fisik karena faktor kesehatan dapat menimbulkan
ketidaknyamanan suatu individu, proses pemikiran dan pemahaman yang berkembang
dapat menciptakan ketidakpastian atau kebingungan tentang dunia dan diri
sendiri, flustuasi emosional, seperti perasaan cemas atau depresi, bisa muncul
seiring perubahan kehidupan atau lingkungan, transisi dalam hubungan sosial,
seperti pindah sekolah atau bekerja dapat mempengaruhi identitas dan perasaan
kepribadian, perubahan signifikan dalam lingkungan fisik atau sosial seperti
perpindahan tempat kerja dapat menjadi pemicu perubahan diri serta pengalaman
traumatis atau peristiwa yang mengguncang dapat menghasilkan perubahan drastis
dalam cara individu melihat diri mereka sendiri dan dunia.
Hubungan antara persepsi mahasiwa dengan perilaku yang
muncul ketika mau melakukan perubahan diri adalah kompleks dan dapat mempengaruhi
berbagai macam faktor, diantaranya Persepsi
mahasiswa terhadap diri mereka sendiri, termasuk keyakinan tentang kemampuan,
nilai diri, dan citra tubuh, dapat mempengaruhi keinginan untuk melakukan
perubahan diri. Jika mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap diri mereka
sendiri, mereka mungkin lebih mungkin terbuka terhadap perubahan yang mendukung
pertumbuhan pribadi. Persepsi terhadap lingkungan pendidikan, termasuk dukungan
sosial, tekanan akademik, dan peluang untuk pengembangan diri, dapat memainkan
peran dalam perilaku perubahan diri. Mahasiswa yang merasa didukung dan
memiliki akses ke sumber daya yang mendukung perubahan positif mungkin lebih
cenderung untuk mencari pertumbuhan pribadi. Persepsi terhadap tujuan dan
motivasi untuk mencapai tujuan tertentu dapat mendorong mahasiswa untuk
mengambil langkah-langkah perubahan diri. Mahasiswa yang memiliki persepsi yang
jelas tentang tujuan akademik, karier, atau pengembangan pribadi mungkin lebih
termotivasi untuk melakukan perubahan yang diperlukan. Pengalaman pendidikan,
baik yang positif maupun negatif, dapat membentuk persepsi mahasiswa terhadap
kemampuan mereka untuk melakukan perubahan. Pengalaman belajar yang memotivasi
dan mendukung dapat merangsang perubahan positif, sementara pengalaman negatif
mungkin menjadi pemicu refleksi dan perubahan diri. Persepsi mahasiswa terhadap
kesulitan atau tantangan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh dapat
mempengaruhi perilaku perubahan diri. Mahasiswa yang memiliki tingkat
resiliensi yang tinggi mungkin lebih cenderung untuk mengatasi rintangan dan
melakukan perubahan positif setelah menghadapi kesulitan. Serta persepsi
terhadap perubahan itu sendiri juga penting. Jika mahasiswa merasa bahwa
perubahan itu memungkinkan dan bermanfaat, mereka mungkin lebih cenderung untuk
mengadopsi perilaku perubahan diri.
Evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan
perubahan diri dapat dilakukan melalui pendekatan yang holistik dan melibatkan
berbagai aspek. Berikut adalah beberapa cara untuk mengevaluasi perubahan diri
mahasiswa terkait dengan kegiatan tertentu:
·
Desain
survei atau kuesioner yang mencakup pertanyaan terkait perubahan diri.
Mahasiswa dapat diminta untuk menilai sejauh mana mereka merasakan perubahan
dalam berbagai aspek kehidupan mereka, seperti perkembangan akademik,
keterampilan interpersonal, dan kesejahteraan emosional.
·
Melakukan
wawancara individu atau kelompok dengan mahasiswa untuk mendapatkan pandangan
mendalam tentang pengalaman perubahan diri mereka. Ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mendukung atau
menghambat perubahan.
Kegiatan tersebut bisa berkelanjutan
dengan syarat harus memiliki tujuan yang jelas, motivasi yang kuat, rencana
tindakan yang terstruktur, dukungan sosial, serta kesadaran diri yang tinggi.
Daftar
Pustaka :
Riniwati, H. (2016). Manajemen sumberdaya manusia: Aktivitas
utama dan pengembangan SDM. Universitas Brawijaya Press.
0 komentar:
Posting Komentar