28.12.23

Psikologi Positif dalam Kegiatan Olahraga Mahasiswa: Analisis Persepsi, Evaluasi, dan Faktor Kesinambungan


 

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta, MA

Nama : Alwiyah Dwi Pratiwi

NIM : 21310410034

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Psikologi Positif dalam Kegiatan Olahraga Mahasiswa: Analisis Persepsi, Evaluasi, dan Faktor Kesinambungan

Persepsi individu terhadap lingkungan, seperti yang dijelaskan dalam skema persepsi (Shinta, 2013) dapat memengaruhi perilaku mereka. Ketika ada instruksi dari dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri melalui olahraga, persepsi mahasiswa terhadap manfaat dan kenyamanan kegiatan tersebut akan beragam.

Analoginya dapat dilihat dari contoh di Bangsring, di mana perbedaan persepsi tentang kondisi lingkungan (rusaknya terumbu karang) memunculkan perilaku yang berbeda pula. Mahasiswa yang mempersepsikan manfaat olahraga untuk perubahan diri mungkin akan lebih cenderung melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan tersebut. Di sisi lain, mahasiswa yang mempersepsikan kegiatan tersebut sebagai sesuatu yang menyita waktu dan tidak memberikan manfaat mungkin akan kurang termotivasi untuk melakukannya.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan olahraga, penting untuk memahami dan merespon perbedaan persepsi mereka. Dosen dapat memberikan informasi yang memotivasi dan menggarisbawahi manfaat positif yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut. Selain itu, menciptakan lingkungan yang mendukung, memberikan dukungan sosial, dan memahami variabilitas dalam persepsi mahasiswa juga dapat membantu mencapai tujuan tersebut.

Evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan olahraga dapat dianalisis berdasarkan teori psikologi positif yang dikemukakan oleh Martin Seligman. Dalam teori ini, Martin Seligman menekankan konsep kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai aspek utama evaluasi psikologis. Pada evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan olahraga berdasarkan teori psikologi positif Martin Seligman adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa merasa kesulitan

Dalam teori Seligman, kesulitan atau tantangan dianggap sebagai bagian penting dari pertumbuhan dan kesejahteraan psikologis. Mahasiswa yang merasa kesulitan mungkin mengalami "pertumbuhan pribadi" atau dapat memiliki kemajuan jika mereka dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

 2. Mahasiswa merasa senang karena sudah terbiasa berolahraga

Hal ini dapat dilihat sebagai contoh aplikasi prinsip "flow" Seligman, di mana seseorang merasa bahagia dan puas ketika terlibat dalam aktivitas yang sesuai dengan keterampilan mereka. Jika mahasiswa merasa senang, hal ini dapat menunjukkan adanya keseimbangan antara tantangan dan kemampuan.

 3. Mahasiswa merasa tertekan karena tidak senang dengan olahraga

Seligman memperkenalkan konsep "learned helplessness," di mana individu yang merasa tidak dapat mengontrol atau mengubah suatu situasi dapat mengalami tekanan mental. Jika mahasiswa merasa tertekan karena tidak menyukai olahraga, mungkin perlu dilibatkan dalam refleksi positif dan pencarian alternatif kegiatan yang disukai.

 4. Mahasiswa merasa kegiatan sia-sia

Mahasiswa merasa kegiatan olahraga tersebut tidak mungkin membuat mahasiswa menjadi lebih baik. Pemikiran negatif ini dapat dikaitkan dengan konsep optimisme Seligman. Penting untuk menggali persepsi positif dan membantu mahasiswa melihat nilai dan manfaat dari kegiatan olahraga. Mendorong pola pikir optimis dapat membantu mengubah pandangan mahasiswa terhadap potensi perubahan positif.

Pendekatan Seligman menekankan pada pengembangan kebahagiaan dan kesejahteraan melalui penguasaan diri, optimisme, dan pencarian makna dalam kehidupan. Oleh karena itu, evaluasi mahasiswa tidak hanya dapat difokuskan pada pencapaian fisik, tetapi juga pada perkembangan pribadi dan psikologis yang mungkin terjadi melalui keterlibatan dalam kegiatan olahraga.

Dengan adanya evaluasi tersebut bukan tidak mungkin kegiatan tersebut dapat terus dilakukan dan berkelanjutan. Selanjutnya syarat agar kegiatan olahraga tersebut dapat berkelanjutan adalah sebagai berikut.

a)       Mahasiswa memilih untuk terlibat dalam kegiatan olahraga karena menyadari bahwa hal tersebut dapat meningkatkan kesehatan pribadi dan memberikan energi positif

b)      Memiliki fasilitas olahraga yang nyaman dan mudah diakses di sekitar tempat tinggal.

c)       Kesadaran diri mahasiswa terhadap dukungan institusional

d)      Menyesuaikan pilihan kegiatan olahraga yang sesuai dengan minatnya

e)      Memiliki kesadaran tentang manfaat kesehatan dari berolahraga

f)        Adanya dukungan sosial yang akan membuat lebih termotivasi

g)       Adanya penghargaan atau reward yang diberikan dalam kegiatan olahraga tersebut

Dengan adanya keterkaitan syarat-syarat kesinambungan tersebut dengan pilihan dan pengalaman pribadi mahasiswa, kita dapat melihat bagaimana faktor-faktor terebut dapat memengaruhi motivasi dan keterlibatan mahasiswa dalam melakukan kegiatan olahraga yang berkelanjutan.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Seligman, M. E. P. (2011). Flourish: A Visionary New Understanding of Happiness and Well-being.Free Press.

Linley, P. A., & Joseph, S. (Eds.). (2004). Positive Psychology in Practice. John Wiley & Sons.

Roberts, G. C. (Ed.). (2012). Motivation in Sport and Exercise. Champaign, IL: Human Kinetics.

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

 

 

0 komentar:

Posting Komentar