ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati
Shinta, MA
Nama : Alwiyah Dwi Pratiwi
NIM : 21310410034
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Psikologi
Positif dalam Kegiatan Olahraga Mahasiswa: Analisis Persepsi, Evaluasi, dan
Faktor Kesinambungan
Persepsi individu terhadap lingkungan, seperti yang dijelaskan
dalam skema persepsi (Shinta, 2013) dapat memengaruhi perilaku mereka. Ketika
ada instruksi dari dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri
melalui olahraga, persepsi mahasiswa terhadap manfaat dan kenyamanan kegiatan
tersebut akan beragam.
Analoginya dapat dilihat dari contoh di Bangsring, di mana
perbedaan persepsi tentang kondisi lingkungan (rusaknya terumbu karang)
memunculkan perilaku yang berbeda pula. Mahasiswa yang mempersepsikan manfaat
olahraga untuk perubahan diri mungkin akan lebih cenderung melibatkan diri
secara aktif dalam kegiatan tersebut. Di sisi lain, mahasiswa yang
mempersepsikan kegiatan tersebut sebagai sesuatu yang menyita waktu dan tidak
memberikan manfaat mungkin akan kurang termotivasi untuk melakukannya.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam
kegiatan olahraga, penting untuk memahami dan merespon perbedaan persepsi
mereka. Dosen dapat memberikan informasi yang memotivasi dan menggarisbawahi
manfaat positif yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut. Selain itu,
menciptakan lingkungan yang mendukung, memberikan dukungan sosial, dan memahami
variabilitas dalam persepsi mahasiswa juga dapat membantu mencapai tujuan
tersebut.
Evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan olahraga dapat dianalisis berdasarkan teori psikologi positif yang dikemukakan oleh Martin Seligman. Dalam teori ini, Martin Seligman menekankan konsep kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai aspek utama evaluasi psikologis. Pada evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan olahraga berdasarkan teori psikologi positif Martin Seligman adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa merasa kesulitan
Dalam teori Seligman, kesulitan atau tantangan
dianggap sebagai bagian penting dari pertumbuhan dan kesejahteraan psikologis.
Mahasiswa yang merasa kesulitan mungkin mengalami "pertumbuhan
pribadi" atau dapat memiliki kemajuan jika mereka dapat mengatasi
hambatan-hambatan tersebut.
Hal ini dapat dilihat sebagai contoh aplikasi
prinsip "flow" Seligman, di mana seseorang merasa bahagia dan puas
ketika terlibat dalam aktivitas yang sesuai dengan keterampilan mereka. Jika
mahasiswa merasa senang, hal ini dapat menunjukkan adanya keseimbangan antara
tantangan dan kemampuan.
Seligman memperkenalkan konsep "learned
helplessness," di mana individu yang merasa tidak dapat mengontrol atau
mengubah suatu situasi dapat mengalami tekanan mental. Jika mahasiswa merasa
tertekan karena tidak menyukai olahraga, mungkin perlu dilibatkan dalam
refleksi positif dan pencarian alternatif kegiatan yang disukai.
Mahasiswa merasa kegiatan olahraga tersebut tidak
mungkin membuat mahasiswa menjadi lebih baik. Pemikiran negatif ini dapat
dikaitkan dengan konsep optimisme Seligman. Penting untuk menggali persepsi
positif dan membantu mahasiswa melihat nilai dan manfaat dari kegiatan
olahraga. Mendorong pola pikir optimis dapat membantu mengubah pandangan mahasiswa
terhadap potensi perubahan positif.
Pendekatan Seligman menekankan pada pengembangan kebahagiaan dan
kesejahteraan melalui penguasaan diri, optimisme, dan pencarian makna dalam
kehidupan. Oleh karena itu, evaluasi mahasiswa tidak hanya dapat difokuskan
pada pencapaian fisik, tetapi juga pada perkembangan pribadi dan psikologis
yang mungkin terjadi melalui keterlibatan dalam kegiatan olahraga.
Dengan adanya evaluasi tersebut bukan tidak mungkin kegiatan tersebut dapat terus dilakukan dan berkelanjutan. Selanjutnya syarat agar kegiatan olahraga tersebut dapat berkelanjutan adalah sebagai berikut.
a) Mahasiswa memilih untuk terlibat dalam kegiatan olahraga karena menyadari bahwa hal tersebut dapat meningkatkan kesehatan pribadi dan memberikan energi positif
b) Memiliki fasilitas olahraga yang nyaman dan mudah diakses di sekitar tempat tinggal.
c) Kesadaran diri mahasiswa terhadap dukungan institusional
d) Menyesuaikan pilihan kegiatan olahraga yang sesuai dengan minatnya
e) Memiliki kesadaran tentang manfaat kesehatan dari berolahraga
f) Adanya dukungan sosial yang akan membuat lebih termotivasi
g) Adanya penghargaan atau reward yang diberikan dalam kegiatan olahraga tersebut
Dengan adanya keterkaitan syarat-syarat kesinambungan tersebut dengan
pilihan dan pengalaman pribadi mahasiswa, kita dapat melihat bagaimana
faktor-faktor terebut dapat memengaruhi motivasi dan keterlibatan mahasiswa
dalam melakukan kegiatan olahraga yang berkelanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Seligman, M. E. P. (2011). Flourish: A Visionary New Understanding
of Happiness and Well-being.Free Press.
Linley, P. A., & Joseph, S. (Eds.). (2004). Positive
Psychology in Practice. John Wiley & Sons.
Roberts, G. C. (Ed.). (2012). Motivation in Sport and Exercise.
Champaign, IL: Human Kinetics.
Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar