Perubahan Positif yang Menciptakan Kebahagiaan
Nama : Nurul Mawaddah
NIM : 21310410028
Essai Ujian Akhir Semester 5
Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dra. Arundati Sinta, S.Psi., M.Psi.
Ketika
kita berbicara tentang perubahan, itu bukan hanya perubahan dalam penampilan
fisik atau gaya hidup, tetapi juga perubahan dalam jiwa dan pandangan hidup.
Cerita-cerita tentang transformasi pribadi membuktikan bahwa perubahan bukanlah
sekadar proses, melainkan perjalanan yang menginspirasi.
Proses
terjadinya persepsi dimulai dari adanya objek yang menimbulkan stimulus, dan
stimulus mengenai alat indera. Stimulus yang diterima alat indera diteruskan
oleh saraf sensoris ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar,
atau apa yang dirasa. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh
individu dalam berbagai macam bentuk (Walgito, 2010).
Persepsi
mahasiswa terhadap instruksi dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri
melalui kegiatan olah raga secara teratur selama minimal 8 minggu
dapat memengaruhi sejauh mana mereka menerapkan perilaku berolahraga secara
teratur. Jika mahasiswa memiliki persepsi positif terhadap manfaat perubahan
diri melalui olahraga, kemungkinan besar mereka akan lebih termotivasi untuk
mengikuti petunjuk dosen dan menjalani kegiatan olahraga sesuai dengan yang
diinstruksikan. Sebaliknya, persepsi negatif atau kurangnya pemahaman terhadap
manfaatnya dapat menghambat keterlibatan mereka dalam kegiatan tersebut.
Diri
merupakan serangkaian persepsi-persepsi, keyakinan-keyakinan yang mengorganisir
mengenai diri sendiri. Didalamnya termuat kesadaran akan siapa saya, apa yang
saya lakukan, yang keseluruhannya akan mewarnai persepsi terhadap dunia luar
sehingga pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkah laku yang muncul. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa semua tingkah laku yang muncul dari individu
merupakan hasil proses persepsi bebas yang dibangun dan diarahkan oleh individu
sesuai dengan dirinya. Jadi diri sekalipun tidak secara langsung mempengaruhi
tingkah laku juga berfungsi sebagai objek dari sikap serta perasaan-perasaan,
sekalipun juga berfungsi sebagai proses yang mengarahkan dan membangun tingkah
laku.
Pada
awalnya saya merasa kesulitan untuk mengikuti instruksi tersebut, saya merasa
terpaksa untuk selalu rutin melakukan kegiatan olahraga hanya agar mendapatkan
nilai dari dosen. Namun, setelah beberapa minggu saya merasakan manfaat dari
kegiatan tersebut, dengan berolahraga saya mendapatkan tubuh yang bugar dan
ideal seperti yang saya impikan. Sejak saat saya menyadari manfaat positif dari
kegiatan tersebut saya menjadi termotivasi dan bersemangat untuk terus rutin
melakukannya bukan hanya sekedar untuk mendapatkan nilai saja.
Memang
tidaklah mudah untuk melakukan perubahan diri jika kita belum merasakan atau
memikirkan manfaat positif dari hal tersebut namun, dengan tekad yang kuat dan
memiliki mindset positif terhadap perubahan diri, maka perubahan yang
diinginkan akan dapat tercapai. Ketika dapat meraih pencapaian yang diharapkan
Bahagia rasanya. Setiap perilaku dan upaya yang dilakukan oleh manusia
sesungguhnya mengarah pada pencapaian kebahagiaan. Kebahagiaan menurut Seligman
adalah kondisi ketika individu mengetahui kekuatan atau kelebihan yang dimiliki
lalu berusaha mengembangkan dan menerapkan hal tersebut pada kehidupan
masing-masing. Menurutnya, kebahagiaan adalah sumber motivasi mendasar bagi
manusia.
Sangat
mungkin untuk kegiatan tersebut terus berelanjut, karena dengan melakukannya
saya sudah mendapatkan kebahagiaan atas hasil yang sudah tercapai. Ketika
dijalani dengan senang hati maka kegiatan tersebut akan terus ditekuni dan
dijalankan hingga benar-benar mendapatkan kepuasan dari hasil yang sudah
dicapai. Tidak ada syarat-syarat tertentu untuk melanjutkan kegiatan yang sudah
dirutinkan untuk perubahan diri yang positif.
DAFTAR PUSTAKA
Seligman,
Martin E.P. Authentic Happiness: Using The New Positive Psychology To Realize
Your Potential For Lasting Fulfillment. New York: The Free Press, 2002.
Bimo,
Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi.
Shinta, A. (2013). Persepsi
terhadap lingkungan. Kupasiana.
Retrieved from:
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar