28.12.23

PERSEPSI TERHADAP PROSES PERUBAHAN DIRI KE ARAH YANG POSITIF

 


PSIKOLOGI INOVASI (Essay UAS)

Semester Ganjil T.A 2023/2024

Oleh :

Anisa Zakiatun Nufus (21310410083)

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.

          Perubahan merupakan suatu proses yang pasti terjadi didalam kehidupan. Perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan fisik, pola pikir, dan perilaku. Setiap individu, pasti akan mengalami perubahan, tak terkecuali perubahan diri. Perubahan diri, terutama perubahan yang positif, dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan berolahraga, karena dengan berolahraga secara teratur akan memberikan banyak manfaat tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental. Berolahraga juga dapat membentuk suatu gaya hidup baru yang lebih sehat yang pastinya akan memberikan dampak yang positif bagi individu yang melakukannya.

Dalam proses perubahan diri kearah yang positif seperti rutin berolahraga, tentunya banyak sekali hambatan yang pada akhirnya dapat membentuk sebuah persepsi. Persepsi sendiri merupakan proses memberi  makna  pada  sensasi (alat pengindraan) sehingga  manusia dapat memperoleh pandangan baru. Melakukan olahraga secara rutin, berarti mengubah kebiasaan yang biasa dilakukan, hal ini dapat menimbulkan persepsi. Dimana kita dihadapkan dengan situasi baru yang membuat kita harus meluangkan waktu dan tenaga untuk berolahraga, hal ini membuat kita harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru tersebut. Apabila situasi baru yang dihadapi individu ternyata sangat berbeda dengan situasi-situasi yang pernah dialaminya, maka individu mungkin akan mempersepsikan bahwa situasi baru itu di luar batas optimalnya. Yang dapat membuatnya stress, sehingga individu berusaha untuk mengatasi stress tersebut (Shinta, 2013).

Mengatasi situasi yang baru ini, tentu akan membuat kita rawan terkena stress, sehingga kita harus berusaha untuk mengatasi stress tersebut, dengan coping behavior. Coping behavior merupakan suatu tindakan atau perbuatan sembarang yang dilakukan oleh individu dengan cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya untuk menyelesaikan dan menyesuaikan sesuatu (Chaplin, 2002)

Berada di situasi yang mengharuskan kita untuk rutin berolahraga, menimbulkan banyak hambatan yang timbul seperti:

1.     Kurangnya motivasi, yang menyebabkan rasa malas untuk konsisten dalam berolahraga

2.     Munculnya kelelahan fisik, karena tubuh yang belum terbiasa berolahraga serta cara olahraga yang salah

3.     Jadwal yang padat, sehingga sulit untuk menemukan waktu yang sesuai untuk berolahraga

4.     Tidak adanya goals yang jelas, sehingga olahraga terasa membosankan

5.     Cuaca dan lingkungan yang tidak mendukung, yang menyebabkan semangat dalam berolahraga menjadi rendah, dan masih banyak lagi.

Banyak cara yang dapat kita lakukan sebagai bentuk coping behavior agar kegiatan olahraga terasa menyenangkan dan dapat membantu kita dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, seperti:

1.     Tentukan olahraga yang menyenangkan, dengan memilih jenis olahraga yang bisa kita nikmati, agar kita bisa konsisten dalam mengerjakannya

2.     Mengatur goals atau tujuan dari olahraga tersebut, agar kita dapat melihat kemajuan yang telah dicapai.

3.     Gunakan pakaian dan sepatu olahraga yang nyaman, dapat membantu kita agar konsisten saat berolahraga

4.     Menyiapkan hal-hal lain pendukung olahraga seperti air minum, dan musik agar olahraga terasa menyenangkan

5.     Mencari dukungan sosial, dari keluarga, teman, maupun bergabung dalam kelompok olahraga dapat membantu mengurangi tekanan saat berolahraga.

Pada awalnya tentu kegiatan olahraga ini menjadi hal yang sulit untuk dilakukan secara konsisten, terlebih berolahraga bukan merupakan kegiatan yang hasilnya dapat dilihat secara instant, oleh karena itu selain kemampuan coping behavior, kita juga harus menerapkan psikologi positif, agar kita dapat berfokus pada kekuatan positif sebagai jalan menuju perubahan diri yang ingin kita raih. psikologi positif merupakan studi ilmiah tentang fungsi manusia yang positif dan berkembang pada beberapa tingkat yang mencakup dimensi global didalam kehidupan (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000).

Menurut Seligman, ada tiga cara untuk bahagia. Pertama, have a pleasant life, milikilah hidup yang menyenangkan, Kedua, have a good, yakni terlibatlah dalam pekerjaan atau kegiatan yang menyenangkan, dan Ketiga, have a meaningful life, milikilah semangat berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain.

Dengan menerapkan coping behavior dan psikologi positif, terutama dengan memiliki hidup yang menyenangkan, lewat pemikiran positif bahwa olahraga yang kita lakukan memberikan banyak manfaat untuk tubuh kita, kita akan menikmati proses olahraga tersebut dan lama kelamaan akan menikmati hasilnya, dengan begitu, proses perubahan diri lewat kegiatan olahraga ini akan sustain (berkelanjutan), selain itu, kita dapat bergabung dengan klub olahraga agar kita dapat  bertemu dengan individu yang memiliki minat dan hobi yang sama dalam dan dapat berlatih bersama. Kita juga dapat dengan rutin setiap 1 bulan sekali menegikuti perlombaan olahraga agar kita lebih konsisten dan kegiatan olahraga ini dapat terus berlanjut.

 

 

 

Referensi:

Chaplin, J. P. (2002). Kamus psikologi. Jakarta: Raja Grafinda Persada.

Novinggi, V. (2019). Sensasi dan Persepsi Pada Psikologi Komunikasi. Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Kebudayaan10(1), 40-51.

Seligman, M. E.P & Csikszentmihalyi, Mihaly. (2000).Positive Psychology : An Introduction. American Psychology Association, 55 (1), 5-14.

Seligman, M. E. (2002). Authentic happiness: Using the new positive psychology to realize your potential for lasting fulfillment. Simon and Schuster.

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html


0 komentar:

Posting Komentar