PSIKOLOGI INOVASI (Essay UAS)
Semester Ganjil T.A 2023/2024
Oleh :
Anisa Zakiatun Nufus (21310410083)
Kelas A (Reguler)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A.
Perubahan
merupakan suatu proses yang pasti terjadi didalam kehidupan. Perubahan yang
terjadi dapat berupa perubahan fisik, pola pikir, dan perilaku.
Setiap individu, pasti akan mengalami perubahan, tak terkecuali perubahan diri.
Perubahan diri, terutama perubahan yang positif, dapat dilakukan dengan banyak
cara, salah satunya adalah dengan berolahraga, karena dengan berolahraga secara
teratur akan memberikan banyak manfaat tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi
juga kesehatan mental. Berolahraga juga dapat membentuk suatu gaya hidup baru
yang lebih sehat yang pastinya akan memberikan dampak yang positif bagi individu
yang melakukannya.
Dalam
proses perubahan diri kearah yang positif seperti rutin berolahraga, tentunya
banyak sekali hambatan yang pada akhirnya dapat membentuk sebuah persepsi.
Persepsi sendiri merupakan proses memberi
makna pada sensasi (alat pengindraan) sehingga manusia dapat memperoleh pandangan baru.
Melakukan olahraga secara rutin, berarti mengubah kebiasaan yang biasa
dilakukan, hal ini dapat menimbulkan persepsi. Dimana kita dihadapkan dengan
situasi baru yang membuat kita harus meluangkan waktu dan tenaga untuk
berolahraga, hal ini membuat kita harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru
tersebut. Apabila situasi baru yang dihadapi individu ternyata sangat berbeda
dengan situasi-situasi yang pernah dialaminya, maka individu mungkin akan
mempersepsikan bahwa situasi baru itu di luar batas optimalnya. Yang dapat
membuatnya stress, sehingga individu berusaha untuk mengatasi stress tersebut
(Shinta, 2013).
Mengatasi
situasi yang baru ini, tentu akan membuat kita rawan terkena stress, sehingga
kita harus berusaha untuk mengatasi stress tersebut, dengan coping behavior. Coping behavior merupakan
suatu tindakan atau perbuatan sembarang yang dilakukan oleh individu dengan
cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya untuk menyelesaikan dan
menyesuaikan sesuatu (Chaplin, 2002)
Berada
di situasi yang mengharuskan kita untuk rutin berolahraga, menimbulkan banyak
hambatan yang timbul seperti:
1. Kurangnya
motivasi, yang menyebabkan rasa malas untuk konsisten dalam berolahraga
2. Munculnya
kelelahan fisik, karena tubuh yang belum terbiasa berolahraga serta cara
olahraga yang salah
3. Jadwal
yang padat, sehingga sulit untuk menemukan waktu yang sesuai untuk berolahraga
4. Tidak
adanya goals yang jelas, sehingga
olahraga terasa membosankan
5. Cuaca
dan lingkungan yang tidak mendukung, yang menyebabkan semangat dalam
berolahraga menjadi rendah, dan masih banyak lagi.
Banyak
cara yang dapat kita lakukan sebagai bentuk coping
behavior agar kegiatan olahraga terasa menyenangkan dan dapat membantu kita
dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, seperti:
1. Tentukan
olahraga yang menyenangkan, dengan memilih jenis olahraga yang bisa kita
nikmati, agar kita bisa konsisten dalam mengerjakannya
2. Mengatur
goals atau tujuan dari olahraga
tersebut, agar kita dapat melihat kemajuan yang telah dicapai.
3. Gunakan
pakaian dan sepatu olahraga yang nyaman, dapat membantu kita agar konsisten
saat berolahraga
4. Menyiapkan
hal-hal lain pendukung olahraga seperti air minum, dan musik agar olahraga
terasa menyenangkan
5. Mencari
dukungan sosial, dari keluarga, teman, maupun bergabung dalam kelompok olahraga
dapat membantu mengurangi tekanan saat berolahraga.
Pada
awalnya tentu kegiatan olahraga ini menjadi hal yang sulit untuk dilakukan
secara konsisten, terlebih berolahraga bukan merupakan kegiatan yang hasilnya
dapat dilihat secara instant, oleh karena itu selain kemampuan coping behavior, kita juga harus
menerapkan psikologi positif, agar kita dapat berfokus pada kekuatan positif sebagai
jalan menuju perubahan diri yang ingin kita raih. psikologi positif merupakan
studi ilmiah tentang fungsi manusia yang positif dan berkembang pada beberapa
tingkat yang mencakup dimensi global didalam kehidupan (Seligman &
Csikszentmihalyi, 2000).
Menurut
Seligman, ada tiga cara untuk bahagia. Pertama, have a pleasant life, milikilah hidup yang menyenangkan, Kedua, have a good, yakni terlibatlah dalam
pekerjaan atau kegiatan yang menyenangkan, dan Ketiga, have a meaningful life, milikilah semangat berkontribusi dan
bermanfaat untuk orang lain.
Dengan
menerapkan coping behavior dan
psikologi positif, terutama dengan memiliki hidup yang menyenangkan, lewat
pemikiran positif bahwa olahraga yang kita lakukan memberikan banyak manfaat
untuk tubuh kita, kita akan menikmati proses olahraga tersebut dan lama
kelamaan akan menikmati hasilnya, dengan begitu, proses perubahan diri lewat
kegiatan olahraga ini akan sustain
(berkelanjutan), selain itu, kita dapat bergabung dengan klub olahraga agar
kita dapat bertemu dengan individu yang
memiliki minat dan hobi yang sama dalam dan dapat berlatih bersama. Kita juga dapat
dengan rutin setiap 1 bulan sekali menegikuti perlombaan olahraga agar kita
lebih konsisten dan kegiatan olahraga ini dapat terus berlanjut.
Referensi:
Chaplin, J. P. (2002). Kamus
psikologi. Jakarta: Raja Grafinda Persada.
Novinggi, V. (2019). Sensasi dan Persepsi
Pada Psikologi Komunikasi. Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial
dan Kebudayaan, 10(1), 40-51.
Seligman, M. E.P & Csikszentmihalyi,
Mihaly. (2000).Positive Psychology : An Introduction. American Psychology Association, 55 (1), 5-14.
Seligman, M. E. (2002). Authentic
happiness: Using the new positive psychology to realize your potential for
lasting fulfillment. Simon and Schuster.
Shinta, A.
(2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana.
Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar