28.12.23

PERSEPSI TENTANG PROSES PERUBAHAN KE ARAH YANG POSITIVE

 


PSIKOLOGI INOVASI (Essay UAS)

Semester Ganjil T.A 2023/2024

Oleh :

Ade diah palupi (21310410081)

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.

Persepsi adalah suatu proses pengetahuan yang dimiliki atau disimpan dalam memori untuk mendeteksi atau menerima dan menafsirkan rangsangan yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung (Matlin, 1989; Solso, 1988). Persepsi antara satu orang dengan orang lain mempunyai arti atau makna yang berbeda-beda berdasarkan stimulusnya. Stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda  oleh dua orang, bahkan dengan cara yang berlawanan (Shinta, 2013). Gambaran tersebut dapat dijelaskan dengan persepsi mahasiswa psikologi inovasi yang dosennya membimbing mahasiswanya untuk melakukan aktivitas perubahan pribadi melalui aktivitas olahraga rutin minimal 8 jam seminggu, dengan frekuensi 1 jam/minggu.

Dalam hal ini dosen memberika stimulus dalam bentuk tugas untuk melakukan kegiatan berolahraga,hal ini nantinya dapat di lihat bahwa seseorang yang di berikan stimulus sama apakah reaksinyaa akan sama pula. Dalam proses melakukan perubahan pribadi yang positif, seperti rutin berolahraga, tentunya banyak kendala yang pada akhirnya dapat membentuk  persepsi. Persepsi sendiri merupakan proses memahami sensasi (alat penginderaan) sehingga masyarakat dapat memperoleh sudut pandang baru. Berolahraga secara teratur berarti mengubah rutinitas yang biasa Anda lakukan, yang dapat menimbulkan kesadaran. Ketika dihadapkan pada situasi baru yang mengharuskan kita mencurahkan waktu dan tenaga untuk berolahraga, hal tersebut memaksa kita untuk beradaptasi dengan rutinitas baru tersebut.Jika situasi baru yang dihadapi seseorang ternyata sangat berbeda dengan apa yang dialaminya sebelumnya, maka individu tersebut mungkin mendapati bahwa situasi baru tersebut berada di luar batas optimalnya.Hal ini dapat menyebabkan mereka stres, sehingga individu berusaha untuk mengatasi stres tersebut (Shinta, 2013).

 

 

Ada banyak metode yang dapat kita gunakan sebagai  coping behavior agar aktivitas fisik menjadi menyenangkan dan beradaptasi dengan situasi baru.

 Misalnya:

1.      Pilih olah raga dan cari tahu olah raga mana yang menyenangkan

2.      Lihat perkembangan kita.

3.     Memakai pakaian dan sepatu olah raga yang nyaman.Ini akan membantu Anda tetap konsisten dengan pelatihan Anda.

4.      Mohon membawa perlengkapan pendukung lainnya seperti air minum dan musik agar latihan Anda menyenangkan.

5.      Mencari dukungan sosial dari keluarga, teman, atau mengikuti kelompok olah raga dapat membantu meringankan tekanan untuk olah raga.

 

Tentu saja pada awalnya  kegiatan olahraga ini  sulit untuk dilakukan secara permanen, apalagi latihan fisik bukanlah suatu kegiatan yang langsung terlihat hasilnya.

 Oleh karena itu, selain strategi coping, Anda juga sebaiknya memanfaatkan psikologi positif untuk membantu Anda fokus pada kekuatan positif Anda sebagai jalan menuju perubahan pribadi yang ingin Anda capai.

 Psikologi positif adalah studi ilmiah tentang fungsi manusia yang positif dan berkembang di berbagai tingkatan, yang mencakup aspek kehidupan global  (Seligman & Csikszentmihalyi, 2000).

 

Kegiatan tersebut berkelanjutan jika mencerminkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap perubahan diri yang kita lakukan sehingga perubahan diri terjadi sesuai tujuan dan rencana kita. Jik Anda bisa mengembangkan hubungan positif dengan diri sendiri, Anda bisa menciptakan perubahan pribadi yang bertahan lama. Menurut teori Kurt Lewin, transformasi diri direncanakan dalam tiga tahap: pencairan, migrasi, dan pembekuan kembali. Tahap ketiga adalah tahap refreeze. Fase ini harus dilakukan setelah perubahan diterapkan untuk memastikan keberlanjutan. Jika langkah ini tidak dilakukan maka perubahan yang terjadi akan tetap berlaku dalam jangka waktu singkat dan pengoperasian akan kembali pada keadaan setimbang yang lama. Fase ini merupakan proses pengintegrasian nilai-nilai baru yang diterapkan pada masyarakat yang sudah ada. Tujuan utama dari fase ini adalah untuk menstabilkan keseimbangan baru yang dihasilkan dari perubahan dengan menyeimbangkan faktor pendorong dan penghambat perubahan.Salah satu cara untuk menerapkan langkah ketiga  Lewin  adalah dengan memperkuat pola-pola baru dan menetapkan pola-pola tersebut dalam bentuk mekanisme  formal dan informal, termasuk  kebijakan dan prosedur (Robbins, 2005). Kita dapat menyimpulkan bahwa model Lewin menunjukkan pengaruh kekuatan-kekuatan yang mendorong atau menghambat perubahan.

 

Daftar Pustaka

Martin,M. W.(1989). Cognition 2 nd edition.New York: Holt, Rinehart and Winston,inc

Shinta, A . (2013) . Persepsi terhadap lingkungan.kupasiana. Retrieved from : http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

Seligman, M. E.P & Csikszentmihalyi, Mihaly. (2000).Positive Psychology : An Introduction. American Psychology Association, 55 (1), 5-14.

 

0 komentar:

Posting Komentar