PSIKOLOGI INOVASI (Essay UAS)
Semester Ganjil T.A 2023/2024
Oleh :
Ade diah palupi (21310410081)
Kelas A (Reguler)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A.
Persepsi adalah suatu
proses pengetahuan yang dimiliki atau disimpan dalam memori untuk mendeteksi
atau menerima dan menafsirkan rangsangan yang diterima oleh alat indera seperti
mata, telinga dan hidung (Matlin, 1989; Solso, 1988). Persepsi antara satu
orang dengan orang lain mempunyai arti atau makna yang berbeda-beda berdasarkan
stimulusnya. Stimulus yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda oleh dua orang, bahkan dengan cara yang
berlawanan (Shinta, 2013). Gambaran tersebut dapat dijelaskan dengan persepsi
mahasiswa psikologi inovasi yang dosennya membimbing mahasiswanya untuk
melakukan aktivitas perubahan pribadi melalui aktivitas olahraga rutin minimal
8 jam seminggu, dengan frekuensi 1 jam/minggu.
Dalam hal ini dosen
memberika stimulus dalam bentuk tugas untuk melakukan kegiatan berolahraga,hal
ini nantinya dapat di lihat bahwa seseorang yang di berikan stimulus sama
apakah reaksinyaa akan sama pula. Dalam proses melakukan perubahan pribadi yang
positif, seperti rutin berolahraga, tentunya banyak kendala yang pada akhirnya
dapat membentuk persepsi. Persepsi
sendiri merupakan proses memahami sensasi (alat penginderaan) sehingga
masyarakat dapat memperoleh sudut pandang baru. Berolahraga secara teratur
berarti mengubah rutinitas yang biasa Anda lakukan, yang dapat menimbulkan
kesadaran. Ketika dihadapkan pada situasi baru yang mengharuskan kita
mencurahkan waktu dan tenaga untuk berolahraga, hal tersebut memaksa kita untuk
beradaptasi dengan rutinitas baru tersebut.Jika situasi baru yang dihadapi
seseorang ternyata sangat berbeda dengan apa yang dialaminya sebelumnya, maka
individu tersebut mungkin mendapati bahwa situasi baru tersebut berada di luar
batas optimalnya.Hal ini dapat menyebabkan mereka stres, sehingga individu
berusaha untuk mengatasi stres tersebut (Shinta, 2013).
Ada banyak metode yang
dapat kita gunakan sebagai coping
behavior agar aktivitas fisik menjadi menyenangkan dan beradaptasi dengan
situasi baru.
Misalnya:
1. Pilih olah raga dan cari tahu olah raga mana
yang menyenangkan
2. Lihat perkembangan kita.
3. Memakai
pakaian dan sepatu olah raga yang nyaman.Ini akan membantu Anda tetap konsisten
dengan pelatihan Anda.
4. Mohon membawa perlengkapan pendukung lainnya
seperti air minum dan musik agar latihan Anda menyenangkan.
5. Mencari dukungan sosial dari keluarga, teman,
atau mengikuti kelompok olah raga dapat membantu meringankan tekanan untuk olah
raga.
Tentu saja pada awalnya kegiatan olahraga ini sulit untuk dilakukan secara permanen,
apalagi latihan fisik bukanlah suatu kegiatan yang langsung terlihat hasilnya.
Oleh karena itu, selain strategi coping, Anda
juga sebaiknya memanfaatkan psikologi positif untuk membantu Anda fokus pada
kekuatan positif Anda sebagai jalan menuju perubahan pribadi yang ingin Anda
capai.
Psikologi positif adalah studi ilmiah tentang
fungsi manusia yang positif dan berkembang di berbagai tingkatan, yang mencakup
aspek kehidupan global (Seligman &
Csikszentmihalyi, 2000).
Kegiatan tersebut
berkelanjutan jika mencerminkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap
perubahan diri yang kita lakukan sehingga perubahan diri terjadi sesuai tujuan
dan rencana kita. Jik Anda bisa mengembangkan hubungan positif dengan diri
sendiri, Anda bisa menciptakan perubahan pribadi yang bertahan lama. Menurut
teori Kurt Lewin, transformasi diri direncanakan dalam tiga tahap: pencairan,
migrasi, dan pembekuan kembali. Tahap ketiga adalah tahap refreeze. Fase ini
harus dilakukan setelah perubahan diterapkan untuk memastikan keberlanjutan.
Jika langkah ini tidak dilakukan maka perubahan yang terjadi akan tetap berlaku
dalam jangka waktu singkat dan pengoperasian akan kembali pada keadaan
setimbang yang lama. Fase ini merupakan proses pengintegrasian nilai-nilai baru
yang diterapkan pada masyarakat yang sudah ada. Tujuan utama dari fase ini
adalah untuk menstabilkan keseimbangan baru yang dihasilkan dari perubahan
dengan menyeimbangkan faktor pendorong dan penghambat perubahan.Salah satu cara
untuk menerapkan langkah ketiga
Lewin adalah dengan memperkuat
pola-pola baru dan menetapkan pola-pola tersebut dalam bentuk mekanisme formal dan informal, termasuk kebijakan dan prosedur (Robbins, 2005). Kita
dapat menyimpulkan bahwa model Lewin menunjukkan pengaruh kekuatan-kekuatan
yang mendorong atau menghambat perubahan.
Daftar Pustaka
Martin,M.
W.(1989). Cognition 2 nd edition.New York: Holt, Rinehart and
Winston,inc
Shinta,
A . (2013) . Persepsi terhadap lingkungan.kupasiana. Retrieved from : http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
Seligman, M. E.P & Csikszentmihalyi, Mihaly.
(2000).Positive Psychology : An Introduction. American Psychology Association, 55 (1), 5-14.
0 komentar:
Posting Komentar