PERILAKU POSITIF DENGAN
RASA OPTIMIS SEBAGAI BEKAL UNTUK PERUBAHAN DIRI
Essay
Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi
Meylita
Ayu Herbafalony
NIM
: 21310410084
Kelas
Reguler / Semester 5
Dosen
Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Perubahan
diri terus terjadi seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, dimana
perkembangan ini membawa pengaruh baik dan buruk bagi kehidupan individu
tersebut serta masyarakat sekitar terhadap perilaku yang diterapkan diantaranya
perilaku positif maupun perilaku negatif. Jika perilaku tersebut negatif, maka
akan memberikan kerugian dan menimbulkan kekhawatiran dalam kehidupan
masyarakat dan diri sendiri. Sebaliknya, jika perilaku pada perubahan diri
tersebut positif, maka akan memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat dan
diri sendiri, menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung perkembangan
individu. Untuk itu, perilaku negatif tidak dapat dibiarkan begitu saja dan
perlu adanya perubahan diri untuk menuju perilaku yang positif. Pengertian
perilaku positif sendiri merupakan suatu tindakan perilaku yang condong
memberikan keuntungan baik untuk diri sendiri maupun orang lain, perilaku
positif ini umumnya disukai oleh orang lain, karena pada dasarnya setiap
tindakan positif memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan jika dilakukan
secara konsisten dan berkelanjutan (Bahasan Sosiologi, 2023). Salah satu contoh
berperilaku positif yaitu dengan berfikir positif atau yang biasa diisebut
dengan optimis. Menurut Martin Seligman, seseorang yang memiliki jiwa optimis
akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya, meyakini bahwa
selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan dengan berfikir positif, cara
berpikir ini memiliki konsekuensi signifikan terhadap pencapaian tujuan yang
diinginkan oleh seseorang dan jiwa optimis memegang peranan penting dalam
memberikan makna pada kehidupan seseorang (Widiyawati & Nurjannah, 2023).
Dalam
konteks instruksi dari dosen yang menyarankan mahasiswa untuk melakukan
kegiatan perubahan diri melalui olahraga secara teratur selama minimal 8 minggu
dengan durasi 1 jam per minggu, terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa
dengan perilaku yang dimunculkan ketika terdapat instruksi dari dosen tersebut,
contohnya pada persepsi positif yaitu mahasiswa berpersepsi jika mengikuti
instruksi tersebut maka akan mendapatkan banyak manfaat untuk kesehatan fisik
dan merubah diri menjadi lebih baik lagi. Masalah yang timbul sehubungan dengan
persepsi adalah bahwa manusia memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dalam
membentuk persepsi mereka berdasarkan pada manfaat yang mungkin diperoleh
(Shinta, 2013). Dalam hal ini, dapat diasumsikan bahwa mahasiswa yang memiliki
persepsi positif terhadap instruksi dan pemahaman yang baik terkait manfaat
olahraga mungkin cenderung lebih aktif dan konsisten dalam menjalankan kegiatan
perubahan diri tersebut. Sebaliknya, pada persepsi negatif mahasiswa berfikiran
bahwa jika melaksanakan instruksi tersebut tidak akan mendapatkan manfaat dan
hanya mendapatkan rasa lelahnya saja, ini dapat diasumsikan bahwa persepsi
negatif atau ketidakpahaman terhadap manfaat olahraga bisa mempengaruhi tingkat
keterlibatan dan konsistensi mahasiswa dalam melaksanakan instruksi tersebut.
Sehingga terdapat hubungan antara persepsi dengan instruksi dari dosen yang
dipengaruhi oleh perilaku seseorang, baik perilaku positif maupun negatif. Isu
yang krusial adalah bagaimana merangsang kreativitas perilaku untuk mengatasi
situasi yang tidak menyenangkan dalam perubahan diri, perilaku yang dipilih
seharusnya tidak melanggar aturan, tidak menimbulkan risiko pada diri sendiri
atau orang lain, bahkan dapat menginspirasi orang lain untuk lebih peduli terhadap
lingkungan hidup atau sosial (Shinta, 2013).
Evaluasi
mahasiswa terhadap kegiatan berolahraga yang diinstruksikan oleh dosen adalah
merasa senang karena sudah terbiasa untuk melakukan kegiatan olahraga dan
olahraga menjadi bagian hobi dari seseorang tersebut. Hal ini diterapkan sesuai
dengan tulisan pokok pikiran Seligman Martin yaitu pada positive emotion mahasiswa memiliki emosi yang positif untuk
melaksanakan olahraga, kemudian pada engagement
mahasiswa secara konsisten dapat melaksanakan olahraga selama 8 minggu,
selanjutnya pada relationship mahasiswa
dapat menjalin hubungan yang baik ketika sudah tuntas melaksanakan olahraga
tersebut dengan rutin terhadap dosen, pada meaning
mahasiswa menjadi lebih bisa menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang tidak
terbiasa menjadi suatu hal yang terbiasa karena dilaksanakan secara rutin, dan
yang terakhir pada accomplishment
mahasiswa dapat berprestasi yang awalnya kegiatan olahraga dilaksanakan rutin,
maka mahasiswa berani untuk mengikuti lomba dan akan berpeluang untuk
mendapatkan kejuaraan.
Kegiatan
olahraga dapat dilaksanakan secara sustain (berkelanjutan) . Alasan utamanya
adalah karena olahraga memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental, sehingga
mendorong seseorang untuk menjadikan olahraga sebagai gaya hidup yang
berkelanjutan dengan syarat-syaratnya seperti (S.Gz & Annisa L., 2023) :
·
Kegiatan olahraga yang
dipilih harus sesuai dengan preferensi dan minat individu serta tujuan yang
jelas.
·
Membuat variasi dalam
jenis olahraga yang dilakukan membantu mencegah kebosanan dan cedera akibat
gerakan monoton.
·
Menyusun jadwal olahraga
yang realistis dan fleksibel mempermudah seseorang untuk mengintegrasikan
kegiatan tersebut dalam rutinitas harian mereka.
·
Meningkatkan intensitas
atau durasi secara perlahan membantu tubuh beradaptasi dengan olahraga.
·
Melibatkan teman,
keluarga, atau bergabung dalam kelompok olahraga dapat memberikan dukungan
sosial yang mendorong seseorang untuk melanjutkan kegiatan olahraga.
REFERENSI :
Bahasan Sosiologi. Pengertian Perilaku
Positif, Cara, dan Contohnya. (2023, August 5). DosenSosiologi.com.
Retrieved December 28, 2023, from https://dosensosiologi.com/perilaku-positif/#Kehidupan_Sehari-Hari
S.Gz, A. J., & Annisa L. (2023, October 23). Tips
agar kamu bisa konsisten dalam berolahraga dan menjaga kesehatan tubuh.
Mufit Indonesia. Retrieved December 28, 2023, from https://mufit.id/blog/workout/tips-agar-kamu-bisa-konsisten-dalam-berolahraga-dan-menjaga-kesehatan-tubuh.html
Shinta,
A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana.
Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
Widiyawati,
A., & Nurjannah. (n.d.). KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI POSITIF
MARTINSELIGMAN DAN PSIKOLOGI ISLAM. Jurnal Contemplate, Vol. 4, No. 1.
https://doi.org/10.53649/contemplate.v4i1.245
0 komentar:
Posting Komentar