28.12.23

PERILAKU POSITIF DENGAN RASA OPTIMIS SEBAGAI BEKAL UNTUK PERUBAHAN DIRI

 

PERILAKU POSITIF DENGAN RASA OPTIMIS SEBAGAI BEKAL UNTUK PERUBAHAN DIRI

Essay Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi

 

Meylita Ayu Herbafalony

NIM : 21310410084

Kelas Reguler / Semester 5

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 



 

Perubahan diri terus terjadi seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, dimana perkembangan ini membawa pengaruh baik dan buruk bagi kehidupan individu tersebut serta masyarakat sekitar terhadap perilaku yang diterapkan diantaranya perilaku positif maupun perilaku negatif. Jika perilaku tersebut negatif, maka akan memberikan kerugian dan menimbulkan kekhawatiran dalam kehidupan masyarakat dan diri sendiri. Sebaliknya, jika perilaku pada perubahan diri tersebut positif, maka akan memberikan pengaruh positif terhadap masyarakat dan diri sendiri, menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung perkembangan individu. Untuk itu, perilaku negatif tidak dapat dibiarkan begitu saja dan perlu adanya perubahan diri untuk menuju perilaku yang positif. Pengertian perilaku positif sendiri merupakan suatu tindakan perilaku yang condong memberikan keuntungan baik untuk diri sendiri maupun orang lain, perilaku positif ini umumnya disukai oleh orang lain, karena pada dasarnya setiap tindakan positif memiliki potensi untuk mencapai kesuksesan jika dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan (Bahasan Sosiologi, 2023). Salah satu contoh berperilaku positif yaitu dengan berfikir positif atau yang biasa diisebut dengan optimis. Menurut Martin Seligman, seseorang yang memiliki jiwa optimis akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya, meyakini bahwa selalu ada jalan keluar dari setiap kesulitan dengan berfikir positif, cara berpikir ini memiliki konsekuensi signifikan terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan oleh seseorang dan jiwa optimis memegang peranan penting dalam memberikan makna pada kehidupan seseorang (Widiyawati & Nurjannah, 2023).

Dalam konteks instruksi dari dosen yang menyarankan mahasiswa untuk melakukan kegiatan perubahan diri melalui olahraga secara teratur selama minimal 8 minggu dengan durasi 1 jam per minggu, terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa dengan perilaku yang dimunculkan ketika terdapat instruksi dari dosen tersebut, contohnya pada persepsi positif yaitu mahasiswa berpersepsi jika mengikuti instruksi tersebut maka akan mendapatkan banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan merubah diri menjadi lebih baik lagi. Masalah yang timbul sehubungan dengan persepsi adalah bahwa manusia memiliki tingkat kreativitas yang tinggi dalam membentuk persepsi mereka berdasarkan pada manfaat yang mungkin diperoleh (Shinta, 2013). Dalam hal ini, dapat diasumsikan bahwa mahasiswa yang memiliki persepsi positif terhadap instruksi dan pemahaman yang baik terkait manfaat olahraga mungkin cenderung lebih aktif dan konsisten dalam menjalankan kegiatan perubahan diri tersebut. Sebaliknya, pada persepsi negatif mahasiswa berfikiran bahwa jika melaksanakan instruksi tersebut tidak akan mendapatkan manfaat dan hanya mendapatkan rasa lelahnya saja, ini dapat diasumsikan bahwa persepsi negatif atau ketidakpahaman terhadap manfaat olahraga bisa mempengaruhi tingkat keterlibatan dan konsistensi mahasiswa dalam melaksanakan instruksi tersebut. Sehingga terdapat hubungan antara persepsi dengan instruksi dari dosen yang dipengaruhi oleh perilaku seseorang, baik perilaku positif maupun negatif. Isu yang krusial adalah bagaimana merangsang kreativitas perilaku untuk mengatasi situasi yang tidak menyenangkan dalam perubahan diri, perilaku yang dipilih seharusnya tidak melanggar aturan, tidak menimbulkan risiko pada diri sendiri atau orang lain, bahkan dapat menginspirasi orang lain untuk lebih peduli terhadap lingkungan hidup atau sosial (Shinta, 2013).

Evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan berolahraga yang diinstruksikan oleh dosen adalah merasa senang karena sudah terbiasa untuk melakukan kegiatan olahraga dan olahraga menjadi bagian hobi dari seseorang tersebut. Hal ini diterapkan sesuai dengan tulisan pokok pikiran Seligman Martin yaitu pada positive emotion mahasiswa memiliki emosi yang positif untuk melaksanakan olahraga, kemudian pada engagement mahasiswa secara konsisten dapat melaksanakan olahraga selama 8 minggu, selanjutnya pada relationship mahasiswa dapat menjalin hubungan yang baik ketika sudah tuntas melaksanakan olahraga tersebut dengan rutin terhadap dosen, pada meaning mahasiswa menjadi lebih bisa menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang tidak terbiasa menjadi suatu hal yang terbiasa karena dilaksanakan secara rutin, dan yang terakhir pada accomplishment mahasiswa dapat berprestasi yang awalnya kegiatan olahraga dilaksanakan rutin, maka mahasiswa berani untuk mengikuti lomba dan akan berpeluang untuk mendapatkan kejuaraan.

Kegiatan olahraga dapat dilaksanakan secara sustain (berkelanjutan) . Alasan utamanya adalah karena olahraga memberikan manfaat kesehatan fisik dan mental, sehingga mendorong seseorang untuk menjadikan olahraga sebagai gaya hidup yang berkelanjutan dengan syarat-syaratnya seperti (S.Gz & Annisa L., 2023) :

·         Kegiatan olahraga yang dipilih harus sesuai dengan preferensi dan minat individu serta tujuan yang jelas.

·         Membuat variasi dalam jenis olahraga yang dilakukan membantu mencegah kebosanan dan cedera akibat gerakan monoton.

·         Menyusun jadwal olahraga yang realistis dan fleksibel mempermudah seseorang untuk mengintegrasikan kegiatan tersebut dalam rutinitas harian mereka.

·         Meningkatkan intensitas atau durasi secara perlahan membantu tubuh beradaptasi dengan olahraga.

·         Melibatkan teman, keluarga, atau bergabung dalam kelompok olahraga dapat memberikan dukungan sosial yang mendorong seseorang untuk melanjutkan kegiatan olahraga.

 

 

 

REFERENSI :

Bahasan Sosiologi. Pengertian Perilaku Positif, Cara, dan Contohnya. (2023, August 5). DosenSosiologi.com. Retrieved December 28, 2023, from https://dosensosiologi.com/perilaku-positif/#Kehidupan_Sehari-Hari

S.Gz, A. J., & Annisa L. (2023, October 23). Tips agar kamu bisa konsisten dalam berolahraga dan menjaga kesehatan tubuh. Mufit Indonesia. Retrieved December 28, 2023, from https://mufit.id/blog/workout/tips-agar-kamu-bisa-konsisten-dalam-berolahraga-dan-menjaga-kesehatan-tubuh.html

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

Widiyawati, A., & Nurjannah. (n.d.). KEBAHAGIAAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI POSITIF MARTINSELIGMAN DAN PSIKOLOGI ISLAM. Jurnal Contemplate, Vol. 4, No. 1. https://doi.org/10.53649/contemplate.v4i1.245

 

 

0 komentar:

Posting Komentar