ESSAY 5 PSIKOLOGI INOVASI PARTISIPASI LOMBA
Brhyllianda Ridwan Susila
21310410115
Dosen pengampu: Dr, Arundati Shinta, M.A.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Mengarungi
Emosi dan Perubahan Melalui Puisi: Partisipasi dalam Lomba Dua Puisi Bertema
Ayah dan Milenial Unjuk Aksi
Puisi sebagai
bentuk seni tulis telah menjadi wadah ekspresi yang penuh makna bagi para
penulis untuk menggambarkan perasaan, pengalaman, dan visi mereka terhadap
kehidupan. Lomba puisi dengan tema ayah dan milenial unjuk aksi menjadi
panggung inspiratif yang mengundang para penyair untuk mengeksplorasi kedalaman
relasi keluarga dan semangat perubahan dalam generasi muda.
Ayah: Melukis
Keindahan Kisah Kasih
Tema pertama,
ayah, membangkitkan nostalgia dan rasa cinta yang mendalam terhadap sosok yang
sering menjadi pilar kekuatan di dalam keluarga. Dalam lomba puisi ini, para
penulis memiliki kesempatan untuk merentangkan kata-kata yang merangkai kisah
tentang cinta, kesabaran, dan kebijaksanaan yang ditorehkan oleh sang ayah.
Puisi tentang
ayah dapat membuka jendela ke dalam momen-momen indah yang dibagikan antara
anak dan ayah. Karya-karya ini sering kali menjadi cermin kebaikan, kehangatan,
dan keteladanan yang tercipta melalui ikatan keluarga. Penulis dapat
menyampaikan apresiasi terhadap pengorbanan ayah dan menggambarkan bagaimana
sosok tersebut memainkan peran sentral dalam pembentukan karakter anak.
Milenial Unjuk
Aksi: Suara Generasi Muda yang Berkobar-kobar
Sementara itu,
tema kedua mengenai milenial unjuk aksi membawa kita ke arena perubahan sosial.
Generasi muda sering didefinisikan oleh semangatnya dalam menyuarakan
pemikiran, mengekspresikan aspirasi, dan terlibat dalam aksi nyata. Dalam lomba
puisi ini, penulis diundang untuk meresapi dan merangkai kata-kata yang
mencerminkan semangat revolusioner para milenial.
Puisi mengenai
milenial unjuk aksi dapat menjadi sarana bagi penulis untuk menyampaikan
pesan-pesan kebenaran, ketidakpuasan terhadap ketidakadilan, dan tekad untuk
menciptakan perubahan. Kata-kata ini tidak hanya menciptakan gambaran aksi di
jalanan, tetapi juga menyoroti perjuangan batin dan semangat kolektif yang
menggerakkan generasi ini.
Merajut Kedua
Tema: Harmoni Tradisi dan Perubahan
Partisipasi
dalam lomba puisi dengan dua tema ini membuka peluang untuk merajut kisah-kisah
yang berbeda menjadi satu narasi yang kompleks dan kaya makna. Ayah, sebagai
lambang tradisi dan stabilitas, dapat dihubungkan dengan semangat milenial yang
dinamis dan progresif. Melalui puisi, penulis dapat menggambarkan bagaimana
hubungan ini dapat menciptakan keseimbangan yang unik antara kedua generasi.
Puisi yang
menggabungkan tema ayah dan milenial unjuk aksi menjadi tempat bagi penulis
untuk menggambarkan perjalanan emosional, keterikatan keluarga, dan semangat
perubahan dalam satu rangkaian kata-kata yang indah. Dalam menggabungkan dua
tema ini, penulis dapat menciptakan sebuah karya seni yang merangkum
kompleksitas kehidupan.
Kesimpulan:
Puisi sebagai Katalisator Pemahaman dan Perubahan
Partisipasi
dalam lomba puisi dengan tema ayah dan milenial unjuk aksi memberikan
kesempatan bagi penulis untuk menjelajahi kedalaman emosi dan merayakan
semangat perubahan. Puisi mampu menjadi katalisator pemahaman
dan refleksi terhadap nilai-nilai keluarga, serta memberikan suara pada
semangat progresif yang membawa kita ke arah masa depan yang lebih baik. Puisi
adalah jendela ke dalam pikiran, perasaan, dan aksi, menciptakan ruang di mana
kata-kata menjadi lebih dari sekadar ungkapan; mereka menjadi gerakan menuju
perubahan yang diimpikan.
0 komentar:
Posting Komentar