ESSAY
UJIAN AKHIR SEMESTER
Mata Kuliah:
Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M. A
Oleh:
Destiana Dini
Safitri (21310410090)
Kelas A/Reguler
Fakultas Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Terkadang seseorang merasa tidak berdaya ketika
menghadapi suatu situasi yang cukup menyulitkannya. Misalnya, ketika seseorang
terus-menerus gagal dalam mencari pekerjaan meskipun usahanya sudah maksimal,
dapat mengalami rasa putus asa dan kehilangan keyakinan bahwa usahanya dapat
mengubah situasi. Atau contoh lainnya, ketika siswa selalu mendapatkan nilai
yang rendah, ia akan merasa bahwa upayanya untuk belajar tidak pernah
membuahkan hasil, hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan motivasi
belajarnya dan merasa bahwa dirinya tidak akan sukses di bidang akademik. Dalam
psikologi, kedua contoh tersebut disebut dengan learned helplessness atau
rasa tidak berdaya. Timbulnya persepsi bahwa respon yang diberikan akan
menghasilkan akhir yang sama, namun dalam kenyataanya hasil yang didapatkan
tidak sesuai dengan respon yang diberikan sehingga memunculkan penurunan
keinginan untuk merespon (Seligman, 1975).
Dalam
diskusi tentang persepsi lingkungan hidup, hal yang paling penting adalah
perilaku individu untuk mengatasi stres yang disebabkan oleh kondisi lingkungan
hidup yang tidak nyaman. Ini penting untuk berbagi pengalaman ini, sehingga
kita semua dapat berpikir alternatif ketika menghadapi kesulitan yang
disebabkan oleh kondisi lingkungan hidup yang tidak nyaman (Shinta, A. 2013). Yang menjadi
permasalahan ialah perbedaan persepsi pada setiap individu. Individu yang
menerima stimulus dengan rasa optimis tidak akan merasa terbebani, namun
sebaliknya individu yang menerima stimulus dengan rasa pesimis akan merasa
berat dan tidak berdaya.
Begitupun
dengan persepsi mahasiswa saat di kelas, dari sekian banyaknya mahasiswa pasti
terdapat persepsi yang berbeda-beda pada setiap stimulus yang diberikan oleh
dosen. Hubungan antara persepsi mahasiswa dengan perilaku yang dimunculkan
ketika ada instruksi dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri
melalui kegiatan olahraga secara teratur selama minimal 8 minggu dengan durasi
minimal 1 jam setiap minggunya, yakni ketika mahasiswa memiliki persepsi
positif tentang kegiatan tersebut maka perilaku yang ditunjukkan juga akan
positif, mahasiswa tidak akan merasa terbebani atau merasa tidak berdaya,
sebaliknya jika mahasiswa merasa pesimis dengan kegiatan tersebut maka ia akan
merasa berat dan tidak berdaya untuk melakukannya.
Evaluasi
mahasiswa terhadap kegiatan tersebut tentu bermacam-macam. Ada yang merasa
senang-senang saja karena memang sudah terbiasa berolahraga, namun tentu ada
juga mahasiswa yang pada awalnya mengeluh mengenai kegiatan tersebut karena
memang tidak pernah berolahraga, namun pada akhirnya ia menjalankan kegiatan
tersebut. Mahasiswa mungkin berpikir bahwa kegiatan tersebut rumit dan
membutuhkan banyak tenaga serta waktu. Namun, dilihat dari tulisan Martin
Seligman tentang berpikir positif, mahasiswa tetap menjalankan kegiatan
tersebut karena mereka melihat hal-hal positif dari kegiatan tersebut, seperti
menyehatkan badan, memperbaiki mood, membuat tubuh menjadi lebih bugas, dan
lain-lain.
Kegiatan
tersebut akan terus berkelanjutan jika mahasiswa memiliki persepsi bahwa
kegiatan tersebut membawa banyak keuntungan dan manfaat, seperti membuat diri
mahasiswa menjadi lebih produktif, tubuh menjadi sehat dan bugar, mood menjadi
lebih baik, dan sebagainya. Selain itu, jika mahasiswa memiliki tujuan atau
target yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut, akan menjadi motivasi yang
bagus agar terus melakukan kegiatan tersebut.
Jadi,
ketika kita memiliki persepsi yang positif dan merasa optimis pada sesuatu maka
kita akan merasa bahwa kita mampu melakukan sesuatu tersebut. Sebaliknya, jika
dari awal kita sudah memiliki persepsi yang negatif dan merasa pesimis, maka
kita akan merasa bahwa sesuatu itu akan berat dijalani dan merasa tidak berdaya
(learned helplessness). Sehingga, memiliki persepsi yang positif sangat
penting bagi kita agar kita tidak mengalami learned helplessness.
Daftar Pustaka
Seligman, M. E. P.
(1975). Helplessness on Depression, Development and Death. San
Fransisco: W.H Freeman and Company.
Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from:
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar