29.12.23

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER

 

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah: Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A

Oleh:

Destiana Dini Safitri (21310410090)

Kelas A/Reguler

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Terkadang seseorang merasa tidak berdaya ketika menghadapi suatu situasi yang cukup menyulitkannya. Misalnya, ketika seseorang terus-menerus gagal dalam mencari pekerjaan meskipun usahanya sudah maksimal, dapat mengalami rasa putus asa dan kehilangan keyakinan bahwa usahanya dapat mengubah situasi. Atau contoh lainnya, ketika siswa selalu mendapatkan nilai yang rendah, ia akan merasa bahwa upayanya untuk belajar tidak pernah membuahkan hasil, hal ini dapat menyebabkan siswa kehilangan motivasi belajarnya dan merasa bahwa dirinya tidak akan sukses di bidang akademik. Dalam psikologi, kedua contoh tersebut disebut dengan learned helplessness atau rasa tidak berdaya. Timbulnya persepsi bahwa respon yang diberikan akan menghasilkan akhir yang sama, namun dalam kenyataanya hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan respon yang diberikan sehingga memunculkan penurunan keinginan untuk merespon (Seligman, 1975).  

Dalam diskusi tentang persepsi lingkungan hidup, hal yang paling penting adalah perilaku individu untuk mengatasi stres yang disebabkan oleh kondisi lingkungan hidup yang tidak nyaman. Ini penting untuk berbagi pengalaman ini, sehingga kita semua dapat berpikir alternatif ketika menghadapi kesulitan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan hidup yang tidak nyaman (Shinta, A. 2013). Yang menjadi permasalahan ialah perbedaan persepsi pada setiap individu. Individu yang menerima stimulus dengan rasa optimis tidak akan merasa terbebani, namun sebaliknya individu yang menerima stimulus dengan rasa pesimis akan merasa berat dan tidak berdaya.

Begitupun dengan persepsi mahasiswa saat di kelas, dari sekian banyaknya mahasiswa pasti terdapat persepsi yang berbeda-beda pada setiap stimulus yang diberikan oleh dosen. Hubungan antara persepsi mahasiswa dengan perilaku yang dimunculkan ketika ada instruksi dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri melalui kegiatan olahraga secara teratur selama minimal 8 minggu dengan durasi minimal 1 jam setiap minggunya, yakni ketika mahasiswa memiliki persepsi positif tentang kegiatan tersebut maka perilaku yang ditunjukkan juga akan positif, mahasiswa tidak akan merasa terbebani atau merasa tidak berdaya, sebaliknya jika mahasiswa merasa pesimis dengan kegiatan tersebut maka ia akan merasa berat dan tidak berdaya untuk melakukannya.

Evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan tersebut tentu bermacam-macam. Ada yang merasa senang-senang saja karena memang sudah terbiasa berolahraga, namun tentu ada juga mahasiswa yang pada awalnya mengeluh mengenai kegiatan tersebut karena memang tidak pernah berolahraga, namun pada akhirnya ia menjalankan kegiatan tersebut. Mahasiswa mungkin berpikir bahwa kegiatan tersebut rumit dan membutuhkan banyak tenaga serta waktu. Namun, dilihat dari tulisan Martin Seligman tentang berpikir positif, mahasiswa tetap menjalankan kegiatan tersebut karena mereka melihat hal-hal positif dari kegiatan tersebut, seperti menyehatkan badan, memperbaiki mood, membuat tubuh menjadi lebih bugas, dan lain-lain.

Kegiatan tersebut akan terus berkelanjutan jika mahasiswa memiliki persepsi bahwa kegiatan tersebut membawa banyak keuntungan dan manfaat, seperti membuat diri mahasiswa menjadi lebih produktif, tubuh menjadi sehat dan bugar, mood menjadi lebih baik, dan sebagainya. Selain itu, jika mahasiswa memiliki tujuan atau target yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut, akan menjadi motivasi yang bagus agar terus melakukan kegiatan tersebut.

Jadi, ketika kita memiliki persepsi yang positif dan merasa optimis pada sesuatu maka kita akan merasa bahwa kita mampu melakukan sesuatu tersebut. Sebaliknya, jika dari awal kita sudah memiliki persepsi yang negatif dan merasa pesimis, maka kita akan merasa bahwa sesuatu itu akan berat dijalani dan merasa tidak berdaya (learned helplessness). Sehingga, memiliki persepsi yang positif sangat penting bagi kita agar kita tidak mengalami learned helplessness.

 

 

 

Daftar Pustaka

Seligman, M.  E.  P.  (1975). Helplessness on Depression, Development and Death. San Fransisco:  W.H Freeman and Company.

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from:

http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

 


0 komentar:

Posting Komentar