29.12.23

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI INOVASI

 

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI INOVASI



Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.

 

Oleh:

Brhyllianda Ridwan Susila

21310410115

 

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45


  1. Menurut Shinta (2013), faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa pada saat diberikan perintah untuk melaksanakan kegiatan olah raga secara teratur selama minimal 8 minggu, @ 1 jam / minggu adalah presepsi dari masing-masing mahasiswa itu sendiri. Presepsi tersebut antara lain adalah cara mahasiswa memandang kejadian, perintah dan stimlus. Hasil dari presepsi yang mereka dapat pada saat menerima perintah tentu berdeba beda. Pandangan positif tentu akan menimbulkan presepsi yang baik, antara lain mereka akan memandang perintah tersebut dengan pemikiran bahwa olahaga adalah suatu kegiatan positif yang berdampak baik pada tubuh. Jika dilakukan secara konisten tentunya menjadi sebuah investasi pada masa depan individu. Perintah dari dosen akan dilaksanakan secara senang hati tanpa ada keterpaksaan, tentunya mahasiswa akan pro dengan dengan perintah dosen tersebut. Sebaliknya, jika presepsi yang ditimbulkan negatif, pandangan mahasiswa adalah bahwa kegitan kegiatan olah raga secara teratur selama minimal 8 minggu, @ 1 jam / minggu adalah kegiatan yang membuang-buang waktu tenaga maupun kesenangan individu. Maka hal tersebut akan dilakukan oleh mahasiswa secara terpaksa. Mahasiswa akan kontra dengan perintah dan tidak akan maksimal saat melaksanakannnya.

 

  1. Evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan olahraga selama delapan minggu, sesuai instruksi dosen, dapat dipahami melalui lensa Psikologi Positif Martin Seligman. Persepsi mahasiswa terhadap olahraga bervariasi, dengan penekanan pada pentingnya melihatnya sebagai tantangan yang dapat diatasi. Usman (2017) menyatakan bahwa emosi positif dapat timbul dari kegembiraan dan kenikmatan. Sikap mahasiswa terhadap olahraga bervariasi antara senang dan tidak senang, dengan perluasan perhatian untuk membantu mahasiswa yang memiliki sikap negatif agar dapat mengubah persepsi mereka. Pentingnya memahami sikap ini terkait dengan faktor-faktor psikologis, di mana beberapa mahasiswa merasa senang dan termotivasi berolahraga, sementara yang lain mungkin menghadapi kesulitan dalam melihat manfaatnya. Untuk merubah sikap negatif, pendekatan holistik yang melibatkan motivasi intrinsik, kesadaran akan manfaat kesehatan, dan dukungan sosial diperlukan. Analisis yang lebih mendalam terhadap sikap mahasiswa terhadap olahraga dapat membantu mengembangkan strategi yang lebih spesifik untuk meningkatkan partisipasi dan pengalaman positif dalam kegiatan tersebut Evaluasi perilaku setelah delapan minggu mencerminkan sejauh mana mahasiswa menerapkan perubahan, dan penting untuk mencocokkan sikap positif dengan tindakan nyata. Beberapa mahasiswa mungkin merasa kegiatan sia-sia, dan Seligman menyarankan pendekatan holistik untuk membantu mereka menetapkan tujuan yang realistis. Dengan demikian, pendekatan Seligman memberikan wawasan psikologis untuk mendukung mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan perilaku positif terkait olahraga.

 

  1. Dalam konteks instruksi dosen agar mahasiswa terlibat dalam kegiatan perubahan diri melalui olahraga selama minimal 8 minggu dengan durasi 1 jam per minggu, muncul pertanyaan krusial mengenai berkelanjutan (sustainabilitas) dari kegiatan tersebut. Keberlanjutan aktivitas ini tergantung pada sejumlah faktor esensial. Pertama, mahasiswa harus memiliki motivasi internal yang kuat untuk secara teratur mengikuti kegiatan olahraga tersebut. Dukungan sosial dan lingkungan yang mendukung juga memegang peran kunci dalam memelihara kebiasaan positif ini. Selain itu, pemilihan kegiatan olahraga harus disesuaikan dengan minat dan kemampuan mahasiswa agar dapat dijalankan secara konsisten. Pemahaman yang mendalam tentang manfaat olahraga teratur juga menjadi kunci untuk meningkatkan keberlanjutan, karena mahasiswa cenderung lebih mungkin melanjutkan aktivitas yang mereka nilai bermanfaat untuk perkembangan pribadi mereka. Oleh karena itu, keberlanjutan kegiatan perubahan diri melalui olahraga memerlukan motivasi internal yang tinggi, dukungan sosial yang berkelanjutan, kesesuaian dengan minat dan kemampuan, serta pemahaman yang mendalam mengenai manfaat yang dapat diperoleh.

 

Referensi :

Effendy, N. (2016). Konsep flourishing dalam psikologi positif: Subjective well-being atau berbeda. In Seminar Asean Psychology & Humanity (Vol. 2004, pp. 326-333).

 

Usman, J. (2017). Konsep Kebahagian Martin Seligman. Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat13(2), 359-374.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar