28.12.23

Essay Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi. Dosen pengampu: Arundati Shinta. Tiyana Arum Sari. 21310410073

 Tiyana Arum Sari / 21310410073

Essay Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi

Dosen pengampu: Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Martin Seligman, tokoh Psikologi Positif, menjelaskan bahwa ada banyak hal yang bisa diajarkan kepada orang. Itu antara lain rasa pesimis dan rasa optimis. Rasa pesimis yang merupakan hasil belajar menyebabkan terjadinya learned helplessness. Rasa optimis juga bisa diajarkan pada orang yang semula pesimis terus, sehingga individu bisa move on, bangkit dan menjadi percaya diri. Cara pengajarannya yang selama ini dianggap efektif adalah dengan pelatihan, pendampingan dan konseling. Cara tersebut efektif karena perubahan tersebut dilakukan berdasarkan unit analisis individu. Bila perubahannya dilakukan secara makro (unit analisis masyarakat / kelompok), maka pelatihan cenderung tidak efektif. James (2010) menjelaskan bahwa mengubah sikap adalah penting namun hal itu tidak cukup. Ini karena dalam banyak pelatihan, 94% peserta mengatakan bahwa mereka mempunyai sikap positif pada perubahan namun hanya 2% saja peserta yang benar-benar mampu berperilaku nyata (menerapkan hasil pelatihan). Sikap dan perilaku yang tidak sinkron ini menunjukkan bahwa ada hal-hal mendasar yang kurang diperhatikan selama pelatihan kelompok. Hal-hal mendasar itu adalah persepsi / kognisi. Anda sebagai Sarjana Psikologi UP45, tentu bisa menjawab pertanyaan berikut:

 

1. Bagaimana hubungan antara persepsi mahasiswa dengan perilaku yang dimunculkan ketika ada instruksi dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri melalui kegiatan olah raga secara teratur selama minimal 8 minggu, @ 1 jam / minggu? Jelaskan dengan menggunakan tulisan Shinta  (2013).

Jawab : Hubungan antara persepsi mahasiswa dengan perilaku yang dimunculkan ketika ada intruksi dosen agar mahasiswa melakukan perubahan diri melalui kegiatan olah raga secara teratur selama minimal 8 minggu, @ 1 jam / minggu  yaitu sama halnya dengan persepsi lingkungan dengan cara-cara individu memahami dan menerima stimulus lingkungan yang dihadapinya. Proses pemahaman tersebut menjadi lebih mudah karena individu mengaitkan objek yang diamatinya dengan pengalaman tertentu, dengan fungsi objek, dan dengan menciptakan makna-makna yang terkandung dalam objek itu. Mahasiswa mengamati bahwa dampak dari intruksi dosen sangat baik bagi kualitas hidup dan pola hidup sehat dengan melakukan rutin olahraga. Dengan pengetahuan akan manfaat dari olahraga menjadikan mahasiswa peduli akan kesehatannya.

 

2. Bagaimana evaluasi mahasiswa terhadap kegiatan tersebut? Misalnya, mahasiswa merasa kesulitan; merasa senang karena sudah terbiasa berolah raga; merasa tertekan karena tidak senang dengan olah raga; merasa kegiatan tersebut sia-sia saja dan tidak mungkin membuat mahasiswa menjadi lebih baik; dan sebagainya. Jelaskan dengan menggunakan tulisan Martin Seligman.

Jawab : Evaluasi untuk mendorong perilaku berkelanjutan mahasiswa terhadap kegiatan tersebut yaitu dengan menarik perhatiandan menjaganya, strategi untuk mendorong perubahan. Perubahan perilaku menuju pola hidup sehat sangat berdampak bagi masa depan. Mempertahakan komitmen yang telah dibangun guna mencapai titik keberhasilan (sehat). Konsisten workout adalah melakukan latihan secara teratur dan terencana untuk mencapai hasil yang optimal untuk kesehatan tubuh. Dalam artikel ini, akan diulas 12 cara efektif agar kamu dapat menjaga konsistensi dalam berolahraga. 

 

3. Apakah mungkin kegiatan tersebut sustain (berkelanjutan)? Apa syaratnya?

Jawab : Persepsi yang terbentuk menjadikan orang paham akan dampak yang dirasakan, baik dampak baik dan buruknya. Dampak baik yang dirasakan tubuh juga mengisyaratkan untuk tetap melanjutkan kegiatan olahraga yang rutin. Olahraga yang rutin sangat berpengaruh terhadap peredaran darah otak, apapun olahraganya tergantung keinginan yang ingin dicapa setiap individu. Namun semua olaharaga pasti memiliki dampak positif. Studi dari jurnal Cureus juga mengungkapkan bahwa konsistensi dalam berolahraga berkontribusi positif pada kesehatan mental, termasuk perbaikan tidur, pengurangan kecemasan, stres, serangan panik, depresi, dan peningkatan fungsi kognitif.  

0 komentar:

Posting Komentar