PERUBAHAN POSITIF
Diah Novita Sari
21310410111
Essay UAS
essay ini dibuat untuk memenuhi Ujian Akhir Semester 5
Psikologi Inovasi
Dosen pengampu: Dra. Arundati
Shinta, M.A.
Perubahan merupakan sesuatu yang baik untuk dilakukan, berbicara
tentang perubahan, perubahan juga merupakan hal yang sangat positif baik itu
untuk diri sendiri maupun orang lain. Seligman sebagai tokoh psikologi positif memperkenalkan
psikologi positif, cabang psikologi baru yang berfokus pada studi tentang emosi
positif, kekuatan karakter, dan membangun kehidupan yang berkembang. Psikologi
positif berfokus pada kekuatan daripada kelemahan dan mendorong individu untuk
menetapkan dan bekerja menuju tujuan yang bermakna. Walaupun kita tidak
dapat memilih kekuatan kita namun kita bisa memutuskan kapan dan bagaimana cara
menggunakannya. Dan kekuatan ini penting
bagi kesehatan mental kita, mengidentifikasi serta menciptakan peluang untuk
menggunakan kekuatan telah terbukti efektif menurunkan depresi hingga tiga dan
enam bulan (Seligman, 2011).
Lalu bagaimana hubungan antara persepsi mahasiswa
dengan perilaku yang dimunculkan ketika ada instruksi dosen agar mahasiswa
melakukan kegiatan perubahan diri melalui kegiatan olah raga secara teratur
selama minimal 8 minggu, 1 jam / minggu?
Shinta (2013) mengatakan “Dalam pembahasan
tentang persepsi terhadap lingkungan hidup, hal yang paling penting
adalah coping behavior atau usaha-usaha individu untuk
mengatasi stress akibat situasi lingkungan hidup tidak nyaman. Pengetahuan
tentang perilaku pengatasan stress ini penting untuk berbagi pengalaman,
sehingga kita semua mampu berpikir alternatif ketika menghadapi kesuntukan
akibat situasi lingkunga hidup di sekeliling tidak nyaman.” Persepsi
yang dimunculkan mahasiswa adalah ia akan merasa senang jika sudah terbiasa dan
senang olahraga, bagi orang yang terbiasa tersebut perubahan diri akan lebih
mudah terjadi karena hanya memerlukan pengembangan dibidang2 lain yang positif
selain olahraga, sedangkan bagi orang-orang yang jarang apalagi yang
hampir tidak pernah berolahraga, perubahan diri melalui metode ini akan sangat-sangat
berat dijalankan, yang perlu dilakukan adalah penguatan motivasi untuk para
mahasiswa, dan pemberian pemahaman yang lebih untuk mereka bahwa olahraga
adalah suatu kegiatan penting dalam bagian perubahan diri, kesehatan merupakan
pondasi kuat untuk tetap konsisten menjalani kehidupan yang baik, positive,
dan menyenangkan.
Evaluasi mahasiswa untuk
kegiatan tersebut adalah, akan muncul berbagai macam persepsi pada kegiatan
tersebut, ada yang merasa berhasil, merasa malas dan tidak perlu, atau merasa
perlu tapi tidak konsisten. Untuk mahasiswa yang konsisten menjalaninya, ia
akan sedikit demi sedikit menjadikannya sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk
dilakukan, akan menjadi pola pikir dan kebiasaan yang wajib dilakukan setiap
harinya, hal tersebut akan menciptakan perubahan diri yang positif yang
tercipta secara continue, hal tersebut akan berdampak sangat sangat baik bagi
mahasiswa tersebut.
Sedangkan bagi mahasiswa yang
merasa malas karena merasa tidak perlu melakukan olahraga untuk perubahan diri,
ia akan tetap ditempat yang itu itu saja, perubahan akan sulit terjadi,
dibutuhkan pemberian pemahaman yang penting agar mahasiswa tersebut mengerti
bahwa olahraga adalah awal yang wajib dilakukan untuk memulai perubahan diri,
kesehatan merupakan faktor penting dalam hal perubahan, pengembangan, dan
konsistensi diri dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Bagaimana cara untuk menjadikan
olahraga menjadi sesuatu yang berkelanjutan ini adalah tantangan utama dalam
perubahan diri. Perubahan motivasi, lingkungan hidup, dan perubahan kegiatan
disetiap harinya akan menjadi rintangan utama bagi mahasiswa untuk melakukan
olahraga secara berkelanjutan.
Konsistensi akan tercipta jika
mahasiswa tersebut mencari lingkungan yang mensupport dirinya melakukan
olahraga disetiap harinya, lingkungan yang positif dan supportif akan sangat
berpengaruh untuk mahasiswa tersebut.
Selain mencari lingkungan yang
positif dan supportif ia juga harus menghindari hal hal yang menyebabkan
dirinya kehilangan motivasi untuk berolahraga, seperti, tidur yang tak
beraturan, pola makan yang tidak seimbang, dan kegiatan yang terlalu padat, ia harus
menciptakan keseimbangan kegiatan disetiap harinya, melakukan setiap hal dengan
baik, tepat waktu, dan tersistem. Hal tersebut akan menciptakan pola hidup yang
seimbang dan baik untuk perubahan diri.
Referensi:
Seligman, M.. (2011). Flourish: A visionary new understanding of happiness and well-being. North Sydney: Random House Australia Pty Ltd
Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar