29.12.23

Essay UAS Persepsi Mahasiswa Terhadap Perubahan Diri

 


Aulia Khoiru Ummatin – 21310410086

Ujian Akhir Semester Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Persepsi Mahasiswa Terhadap Perubahan Diri

 

Suatu kejadian dalam keadaan yang sama mungkin saja akan menimbulkan persepsi yang berbeda bagi tiap individu. Hal ini terjadi pada keadaan mahasiswa dalam satu kelas mata kuliah Psikologi Inovasi yang mendapatkan intruksi dari dosen untuk melakukan perubahan diri melalui kegiatan olahraga secara teratur selama minimal 8 minggu yang mana dalam seminggu wajib melakukan aktivitas olahraga tersebut minimal satu jam. Perbedaan persepsi tentang intruksi dosen yang mewajibkan melakukan kegiatan perubahan diri melalui kegiatan olahraga telah menimbulkan perilaku yang berbeda juga. Satu perilaku ke arah pro berkegiatan olahraga, sedangkan perilaku lainnya tidak mempedulikan kegiatan berolahraga. Perbedaan persepsi tentang kegiatan berolahraga yang sering menjadi persoalan pada mahasiswa. Psikologi inovasi dituntut untuk membantu menumbuhkan persepsi pro kegiatan berolahraga pada mahasiswa. Dalam konteks ini, persepsi mahasiswa terhadap instruksi dosen untuk melakukan kegiatan olah raga mungkin melibatkan berbagai aspek, seperti pemahaman tentang manfaat olah raga, keyakinan terhadap kemampuan diri untuk melakukannya dan motivasi untuk mengikuti petunjuk tersebut.

 

Saat ini, mahasiswa sedang dihadapkan dengan situasi baru yang mana mereka harus melakukan perubahan diri yang belum dilakukan sebelumnya. Untuk memahami keadaan barunya, mereka melakukan persepsi. Apabila kegiatan olah raga dipersepsikan hampir sama dengan kegiatannya yang lama, maka mahasiswa tersebut dapat melakukan penyesuaian diri dengan cepat dan mulus. Hal ini dikarenakan kegiatan barunya masih dipersepsikan dalam batas-batas optimal. Dampaknya adalah keadaan mahasiswa tersebut tetap konstan dan stabil. Dalam situasi ini, individu akan merasa nyaman dan cenderung akan mempertahankan keadaan tersebut.

 

Apabila keadaan baru yang dihadapi mahasiswa ternyata sangat berbeda dengan keadaan-keadaan yang pernah dialaminya, maka mahasiswa tersebut akan mempersepsikan bahwa keadaan baru tersebut di luar batas optimal. Dalam keadaan ini mahasiswa akan dihadapkan pada dua pilihan rasa optimis atau rasa pesimis. Ketika mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri ini dengan optimis artinya mahasiswa telah melewati masa pesimis, serta suskes melakukan adaptasi terhadap perubahan dan berusaha mengatasi stress terhadap perubahan tersebut sehingga mereka bangkit dan percaya diri dalam melakukan kegiatan perubahan diri tersebut, sebaliknya ketika mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri dengan rasa pesimis, artinya mahasiswa tersebut gagal dalam mengatasi stress yang timbul akibat perubahan tersebut yang mengakibatkan learned helplessness pada mahasiswa. Mahasiswa merasa kesulitan dalam berolahraga dikarenakan tidak senang dan tidak terbiasa dalam berolahraga dan gagal dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi ketika hendak melakukan kegiatan perubahan diri tersebut.

 

Martin Seligman, sebagai tokoh Psikologi Positif, mungkin menekankan pentingnya sikap dan persepsi positif terhadap perubahan. Mahasiswa yang merasa senang karena sudah terbiasa berolah raga atau melihat manfaat positif dari kegiatan tersebut kemungkinan akan lebih termotivasi dan mampu mengatasi kesulitan yang mungkin muncul. Sebaliknya, mahasiswa yang merasa kesulitan atau merasa bahwa kegiatan tersebut sia-sia mungkin memerlukan dukungan lebih lanjut dalam mengubah persepsi mereka terhadap olah raga.

 

Kegiatan perubahan diri melalui olah raga ini memungkinkan untuk berkelanjutan. Untuk menjadikan kegiatan ini berkelanjutan atau sustainability, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kepuasan mahasiswa, dukungan sosial, dan perubahan persepsi. Jika mahasiswa merasa puas dan mendapatkan manfaat dari kegiatan ini, kemungkinan besar mahasiswa akan lebiih bersedia melanjutkannya. Jika mahasiswa mendapatkan dukungan dari teman-teman atau keluarga dalam melanjutkan kegiatan olah raga, kemungkinan besar dukungan sosialmini dapat meningkatkan berlanjutnya aktivitas mahasiswa. Jika ada hambatan atau kesulitan, upaya untuk mengubah persepsi mahasiswa terhadap kegiatan olah raga dapat menjadi faktor kunci untuk menjaga keberlanjutan.


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

0 komentar:

Posting Komentar