Aulia
Khoiru Ummatin – 21310410086
Ujian
Akhir
Semester Psikologi Inovasi
Dosen
Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Persepsi Mahasiswa Terhadap Perubahan Diri
Suatu kejadian dalam keadaan yang sama mungkin saja
akan menimbulkan persepsi yang berbeda bagi tiap individu. Hal ini terjadi pada
keadaan mahasiswa dalam satu kelas mata kuliah Psikologi Inovasi yang
mendapatkan intruksi dari dosen untuk melakukan perubahan diri melalui kegiatan
olahraga secara teratur selama minimal 8 minggu yang mana dalam seminggu wajib
melakukan aktivitas olahraga tersebut minimal satu jam. Perbedaan persepsi
tentang intruksi dosen yang mewajibkan melakukan kegiatan perubahan diri
melalui kegiatan olahraga telah menimbulkan perilaku yang berbeda juga. Satu
perilaku ke arah pro berkegiatan olahraga, sedangkan perilaku lainnya tidak
mempedulikan kegiatan berolahraga. Perbedaan persepsi tentang kegiatan
berolahraga yang sering menjadi persoalan pada mahasiswa. Psikologi inovasi
dituntut untuk membantu menumbuhkan persepsi pro kegiatan berolahraga pada
mahasiswa. Dalam konteks ini, persepsi mahasiswa terhadap instruksi dosen untuk
melakukan kegiatan olah raga mungkin melibatkan berbagai aspek, seperti
pemahaman tentang manfaat olah raga, keyakinan terhadap kemampuan diri untuk
melakukannya dan motivasi untuk mengikuti petunjuk tersebut.
Saat ini, mahasiswa sedang dihadapkan dengan situasi
baru yang mana mereka harus melakukan perubahan diri yang belum dilakukan
sebelumnya. Untuk memahami keadaan barunya, mereka melakukan persepsi. Apabila
kegiatan olah raga dipersepsikan hampir sama dengan kegiatannya yang lama, maka
mahasiswa tersebut dapat melakukan penyesuaian diri dengan cepat dan mulus. Hal
ini dikarenakan kegiatan barunya masih dipersepsikan dalam batas-batas optimal.
Dampaknya adalah keadaan mahasiswa tersebut tetap konstan dan stabil. Dalam
situasi ini, individu akan merasa nyaman dan cenderung akan mempertahankan
keadaan tersebut.
Apabila keadaan baru yang dihadapi mahasiswa ternyata
sangat berbeda dengan keadaan-keadaan yang pernah dialaminya, maka mahasiswa
tersebut akan mempersepsikan bahwa keadaan baru tersebut di luar batas optimal.
Dalam keadaan ini mahasiswa akan dihadapkan pada dua pilihan rasa optimis atau
rasa pesimis. Ketika mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri ini dengan
optimis artinya mahasiswa telah melewati masa pesimis, serta suskes melakukan
adaptasi terhadap perubahan dan berusaha mengatasi stress terhadap perubahan
tersebut sehingga mereka bangkit dan percaya diri dalam melakukan kegiatan
perubahan diri tersebut, sebaliknya ketika mahasiswa melakukan kegiatan
perubahan diri dengan rasa pesimis, artinya mahasiswa tersebut gagal dalam
mengatasi stress yang timbul akibat perubahan tersebut yang mengakibatkan learned
helplessness pada mahasiswa. Mahasiswa merasa kesulitan dalam berolahraga
dikarenakan tidak senang dan tidak terbiasa dalam berolahraga dan gagal dalam
menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi ketika hendak melakukan kegiatan
perubahan diri tersebut.
Martin Seligman, sebagai tokoh Psikologi Positif,
mungkin menekankan pentingnya sikap dan persepsi positif terhadap perubahan.
Mahasiswa yang merasa senang karena sudah terbiasa berolah raga atau melihat manfaat
positif dari kegiatan tersebut kemungkinan akan lebih termotivasi dan mampu
mengatasi kesulitan yang mungkin muncul. Sebaliknya, mahasiswa yang merasa
kesulitan atau merasa bahwa kegiatan tersebut sia-sia mungkin memerlukan
dukungan lebih lanjut dalam mengubah persepsi mereka terhadap olah raga.
Kegiatan perubahan diri melalui olah raga ini
memungkinkan untuk berkelanjutan. Untuk menjadikan kegiatan ini berkelanjutan
atau sustainability, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor,
seperti kepuasan mahasiswa, dukungan sosial, dan perubahan persepsi. Jika
mahasiswa merasa puas dan mendapatkan manfaat dari kegiatan ini, kemungkinan
besar mahasiswa akan lebiih bersedia melanjutkannya. Jika mahasiswa mendapatkan
dukungan dari teman-teman atau keluarga dalam melanjutkan kegiatan olah raga,
kemungkinan besar dukungan sosialmini dapat meningkatkan berlanjutnya aktivitas
mahasiswa. Jika ada hambatan atau kesulitan, upaya untuk mengubah persepsi
mahasiswa terhadap kegiatan olah raga dapat menjadi faktor kunci untuk menjaga
keberlanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Shinta, A. (2013). Persepsi
terhadap lingkungan. Kupasiana. Retrieved from: http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
0 komentar:
Posting Komentar