ESSAY PRESTASI
PELAYANAN MASYARAKAT
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr.,
Dra. Arundati Shinta, MA
Nama : Alwiyah Dwi
Pratiwi
NIM : 21310410034
Fakultas Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Pelayanan Masyarakat : Memberi Les Kepada Anak Disekitar Rumah
Salah satu manfaat utama pelayanan masyarakat adalah
menciptakan hubungan sosial yang kuat di antara tetangga. Dalam era di mana
koneksi manusia sering kali diabaikan, memberikan les kepada anak-anak
disekitar lingkungan rumah dapat menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan
dan menjalin hubungan sosial di antara anggota masyarakat.
Memberikan les kepada anak tetangga adalah salah satu contoh
konkret dalam pelayanan masyarakat. Hal ini melibatkan waktu, keterampilan, dan
energi untuk membantu anak-anak dalam pencapaian akademis mereka. Ketika seseorang
berkomitmen untuk berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan mereka dengan
anak-anak di sekitarnya, mereka secara tidak langsung menciptakan iklim
pendidikan yang lebih mendukung.
Penting untuk diingat bahwa memberikan les kepada anak
tetangga bukanlah sekadar tindakan sosial, tetapi juga investasi jangka panjang
dalam masa depan. Dengan memberikan bimbingan kepada anak-anak, kita membantu
menciptakan generasi yang lebih terdidik, mampu menghadapi tantangan, dan siap
berkontribusi pada masyarakat secara lebih produktif.
Sementara memberikan les dapat membentuk ikatan sosial,
konsep “jendela rusak” yang diungkapkan oleh James Q. Wilson dan George L.
Kelling juga relevan. Dalam konteks ini, memberikan perhatian pada pendidikan
anak-anak dapat dianggap sebagai cara untuk mencegah timbulnya masalah sosial
yang lebih besar di masa depan.
Penelitian oleh Mark A. Musick dan John Wilson juga
mendukung bahwa pelayanan masyarakat, termasuk memberi les, dapat memiliki
dampak positif pada kesejahteraan mental dan emosional individu. Ini
menunjukkan bahwa memberikan waktu dan perhatian kepada orang lain tidak hanya
memberikan manfaat pada penerima, tetapi juga pada pemberi.
Ketika saya memutuskan untuk menjadi mentor bagi anak-anak
tetangga, saya menyadari betapa kecilnya tindakan ini bisa memberikan dampak
yang besar. Saya membawa pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki,
berharap dapat membantu mereka melewati rintangan pendidikan mereka. Melalui
pertemuan kami, bukan hanya materi pelajaran yang saya bagikan, tetapi juga
kisah hidup, nilai-nilai, dan pengalaman pribadi yang dapat menginspirasi
mereka.
Peran saya bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai
sahabat belajar. Saya menciptakan lingkungan yang ramah, di mana anak-anak
tetangga merasa nyaman untuk bertanya dan belajar. Proses belajar bukan lagi
sebuah beban, tetapi petualangan yang menyenangkan di mana kami saling
mendukung dan tumbuh bersama.
Saya menyadari bahwa memberikan les kepada anak tetangga
juga membuka pintu bagi saya untuk membangun hubungan sosial yang lebih baik.
Setiap pertemuan adalah kesempatan untuk mengenal mereka lebih baik, memahami
kebutuhan individu, dan meresapi keunikan setiap anak. Dalam proses ini, kami
tidak hanya menjadi tetangga yang berbagi lingkungan tempat tinggal, tetapi
menjadi keluarga kecil yang peduli satu sama lain.
Saya merasa senang dalam berkontribusi pada pendidikan
anak-anak tetangga. Setiap langkah kecil yang saya ambil, setiap ilmu yang saya
bagikan, merupakan bagian dari upaya bersama membangun masyarakat yang lebih
baik.
Referensi :
Wilson, J. Q., & Kelling, G. L. (1982). Broken Windows:
The Police and Neighborhood Safety. The Atlantic Monthly, 249(3), 29–38.
Musick, M. A., & Wilson, J. (2003). Volunteering and
Depression: The Role of Psychological and Social Resources in Different Age
Groups. Social Science & Medicine, 56(2), 259–269.
0 komentar:
Posting Komentar