ESSAY 6 PERUBAHAN DIRI
PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr.,
Dra. Arundati Shinta, MA
Nama : Alwiyah Dwi
Pratiwi
NIM : 21310410034
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Perubahan diri merujuk pada proses evolusi atau transformasi
individu dalam berbagai aspek kehidupan, seperti fisik, mental, emosional, dan
sosial. Ini mencakup perkembangan positif atau negatif yang dapat dipicu oleh
pengalaman, pembelajaran, atau perubahan lingkungan.
Salah satu perubahan yang dapat dilakukan adalah melalui perubahan
pola hidup sehat dengan berolahraga. Olahraga bukan hanya tentang adanya
perubahan fisik saja, tetapi juga tentang perubahan diri yang terjadi dalam
diri kita. Olahraga juga memiliki dampak signifikan pada kesehatan mental. Salah
satu olahraga yang dapat membawa perubahan positif tersebut adalah lompat tali.
Lompat tali adalah aktivitas kardiovaskular yang efektif,
meningkatkan detak jantung dan kekuatan otot. Selain itu, lompat tali merupakan
salah satu olahraga yang praktis dan mudah dilakukan. Seiring berjalannya
waktu, dampak dari olahraga lompat tali semakin terlihat nyata. Misalnya terdapat
peningkatan stamina, penurunan berat badan, dan peningkatan tonus otot adalah
hasil langsung dari latihan rutin olahraga lompat tali. Seiring dengan
perubahan ini, tubuh menjadi lebih sehat dan lebih bugar.
Selain itu, olahraga lompat tali bukan hanya menguatkan tubuh tetapi juga merangsang pelepasan endorfin, hormon kebahagiaan. Ini membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan mengurangi risiko depresi. Selain itu, fokus yang diperlukan saat melompat tali dapat membantu meredakan kecemasan dan meningkatkan ketenangan pikiran.
Di bawah ini adalah tabel progres kegiatan olahraga lompat
tali yang telah saya lakukan.
M |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
W |
50 |
60 |
67 |
75 |
58 |
64 |
70 |
76 |
80 |
90 |
J |
250 |
310 |
360 |
400 |
270 |
330 |
370 |
410 |
440 |
480 |
Tabel 1. Laporan
kemajuan kegiatan lompat tali
Keterangan :
M : Waktu dalam minggu
W : Waktu dalam menit
J : Jumlah lompatan dalam satuan
Grafik 1. Laporan
kemajuan kegiatan lompat tali
Olahraga lompat tali ini saya mulai pertama kali pada
tanggal 21 Oktober 2023. Sebelumnya saya belum pernah menjadikan olahraga
lompat tali sebagai olahraga utama yang saya lakukan. Namun, saat ini saya
ingin mencoba melakukan sebuah perubahan dengan mencoba olahraga yang belum
pernah saya lakukan. Pada awalnya saya merasa sedikit kesulitan saat melakukan
olahraga tersebut namun seiring berjalannya waktu, saya menjadi lebih enjoy
dalam melakukan olahraga lompat tali. Walaupun sudah merasa lebih nyaman saat berolahraga
di minggu-minggu berikutnya saya tidak pernah lupa untuk memenuhi tujuan dan
target yang harus dicapai dari olahraga yang saya lakukan.
Sebisa mungkin saya berusaha untuk membuat peningkatan dalam
kegiatan olahraga lompat tali yang saya lakukan di setiap minggunya. Namun, perjalanan perubahan diri melalui
olahraga tidak selalu mulus. Terdapat berbagai tantangan baik tantangan fisik maupun
mental yang perlu diatasi. Misalnya saja kegiatannya terasa membosankan, monoton,
melelahkan, ada hal lain yang harus dilakukan, merasa malas, harus dilakukan
terus menerus, harus ada peningkatan, tidak ada waktu luang, cuaca tidak
menentu, kelelahan, atau kurangnya motivasi juga bisa menjadi rintangan.
Menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan ini merupakan bagian integral dari
perubahan diri, membangun ketangguhan mental dan ketekunan.
Olahraga lompat tali bukan hanya sekedar aktivitas fisik
saja tetapi juga sebuah perjalanan menuju perubahan diri. Dengan perubahan
fisik, kesehatan mental yang meningkat, dampak sosial positif, sukacita dalam
pencapaian, dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan, lompat tali memberikan
banyak manfaat. Melalui perjalanan dalam melakukan perubahan ini, seseorang
tidak hanya mendapatkan tubuh yang lebih sehat tetapi juga mengembangkan
kekuatan pikiran dan semangat untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
Meskipun olahraga lompat tali kadang terasa membosankan dan terdapat berbagai hal-hal yang menghambat untuk melakukannya, namun jika ada waktu luang dan tidak ada kesibukan yang mendesak saya bersedia untuk melanjutkan melakukan olahraga tersebut secara rutin setiap harinya karena dampak yang diberikan dari berolahraga sangat banyak dan tidak hanya terbatas pada dampak fisik saja.
Referensi
Bandura, A. (1986). Social
foundations of thought and action: A social cognitive theory. Prentice-Hall.
Thompson, W. R. (2015). Worldwide
survey of fitness trends for 2016: 10th anniversary edition. ACSM’s Health
& Fitness Journal, 19(6), 9-18.
Ratey, J. J., & Hagerman, E.
(2013). Spark: The revolutionary new science of exercise and the brain. Little,
Brown.
Lazarus, R. S., & Folkman, S.
(1984). Stress, appraisal, and coping. Springer Publishing Company.
0 komentar:
Posting Komentar