PERSEPSI MAHASISWA DENGAN ADANYA PERUBAHAN
DIRI KE ARAH YANG LEBIH POSITIF
ESSAI UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI INOVASI
Meme
Normasari
NIM : 21310410088
Kelas
Reguler / Semester 5
Dosen
Pengampu : Dr. Dra. Arundati Shinta
Fakultas
Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Persepsi adalah pengalaman
tentang suatu peristiwa yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Dengan kata lain persepsi adalah cara pemberian makna pada
pengindraan kita. Persepsi antar individu selalu berbeda-beda tergantung dengan
faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi tersebut, seperti pengalaman di
masa lalu. Namun, manusia selalu memiliki ide kreatif untuk menciptakan
persepsinya sendiri tergantung dengan manfaat yang akan didapat. Perilaku yang
dimunculkan mahasiswa ketika ada intruksi dari dosen agar mahasiswa melakukan
kegiatan perubahan diri melalui kegiatan olah raga secara teratur selama
minimal 8 minggu @ 1 jam / minggu sangat beragam. Persepsi yang berdeda pada
setiap mahasiswa maka akan juga menimbulkan perbedaan perilaku. Perbedaan
persepsi inilah yang akan menjadi persoalan pada mahasiswa. Dampak yang timbul
dari perbedaan persepsi ini adalah membuat mahasiswa melakukan perubahan diri
hanya untuk mendapatkan nilai dari dosen bukan karena motivasi dalam diri. Saat
di ruang kelas reaksi spontan yang dikeluarkan oleh teman-teman mahasiswa yang
kaget adalah mengatakan ‘wahh, yahh..’ karena harus melakukan perubahan diri
dengan olah raga. Mungkin bagi mereka olah raga adalah kegiatan yang sangat
berat dan hampir tidak pernah dilakukan selama menjadi mahasiswa. Akhirnya
setelah diberi penjelasan oleh dosen, teman-teman mahasiswa menyepakati dan
menerima akan melakukan perubahan diri tersebut. Saya berada di posisi sebagai
mahasiswa yang menerima tantangan tersebut. Karena persepsi positif yang saya
miliki yaitu olah raga akan membuat tubuh menjadi bugar.
Setelah adanya perintah yag
diberikan oleh dosen pasti ada evaluasi dari mahasiswa. Psikologi positif berdasarkan
Martin Seligman yaitu mahasiswa dapat keluar dari pikiran pesimisnya. Sama
halnya dengan kegiatan perubahan diri seperti olah raga menjadikan mahasiswa yang
awalnya pesimis untuk dapat mencari jalan keluar untuk merubah pola berpikirnya
menjadi optimis. Setiap mahasiswa pasti memiliki solusi yang berbeda-beda untuk
mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya. Martin Seligman adalah seorang
pionir psikologi positif. Menurut Martin Seligman rasa optimis akan membuat
seseorang belajar untuk berubah, bangkit dari rasa malas, dan selalu
bersemangat. Sama hal nya dengan perintah dari dosen untuk melakukan olah raga
awalnya saya bersemangat menerima tantangan tersebut, karena saya sudah
memiliki jadwal olah raga setiap minggunya. Setelah saya melakukan tantangan
dari dosen selama 6 minggu rasa bosan pun muncul. Rasa bosan tersebut muncul dan
saya sadari karena saya ingin mengejar pace lari. Selain itu tempat dan jadwal
lari hanya itu-itu saja. Saya mencari solusi agar semua ini tidak sia-sia.
Akhirnya saya merubah jadwal lari yang tadinya sore hari menjadi pagi hari,
selain itu saya juga mencari teman untuk
menemani jogging. Saya kira rasa bosan itu muncul karena setiap olah
raga selalu sendirian sehingga kurang mendapatkan motivasi. Setelah saya
merubah waktu olahraga dan mencari teman akhirnya saya terbebas dari rasa
bosan.
Kegiatan jogging yang saya
lakukan sangat mungkin berkelanjutan, karena dari awal sebelum ada perintah
dari dosen saya sudah melakukannya. Keteguhan prinsip yang saya miliki yaitu
harus olah raga minimal satu minggu tiga kali. Kedepannya olah raga yang akan
saya lakukan adalah bersepeda atau skipping agar mengurangi rasa bosan. Dengan
olah raga secara teratur dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan tidak mudah
untuk terserang penyakit. Syarat yang harus dilakukan agar kegiatan tersebut
terlaksana yaitu; memiliki prinsip yang kuat mengenai manfaat olahraga,
memiliki target yang akan dicapai, dan memiliki teman yang mempunyai hobi sama.
Referensi
Shinta, A. (2013). http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html. Retrieved from http://kupasiana.psikologiup45.com.
0 komentar:
Posting Komentar