29.12.23

Essai UAS Psikologi Inovasi

 

 

Nama : Muslimin

Nim    : 21310410065

Matkul : Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A

Essai : UAS



   “ Essai UAS Psikologi Inovasi “


Persepsi merupakan kemampuan puncak indera dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia.  persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Sugihartono (2007). Adapun persepsi setiap orang berbeda-beda, tergantung pada cara seseorang merespon stimulus. Persepsi ini berkaitan dengan perilaku yang dimunculkan ketika seseorang mendapatkan instruksi.

Persepsi terhadap instruksi dari dosen dalam melakukan olahraga dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor. Beberapa mahasiswa mungkin merasa terdorong dan termotivasi untuk berpartisipasi untuk aktif, sementara yang lain mungkin mengaggapnya  sebagai sesuatu yang tidak relevan atau kurang menarik. Pengalaman dan pengetahuan dosen dalam olahraga serta cara mereka menyampaikan instruksi juga dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa.

Ketika seseorang dihadapkan dengan kondisi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya yang dia ia alami, maka mungkin seseorang akan mempersepsikan bahwa kondisi baru tersebut diluar batas maksimum dia. Dengan kondisi ini akan membuat seseorang menjadi stres, sehingga perlu mengatasi stres tersebut dengan (coping behavior). Jika usaha seseorang akan sukses maka ia akan melakukan adaptasi (penyesuaian diri, perubahan diri) atau melakukan pengaturan (perubahan lingkungan agar sesuai dengan dirinya). (Shinta, 2013). Contoh misalnya dosen memberikan instruksi untuk melakukan olahraga rutin tiap pekan sejam selama delapan pekan, maka tentunya mahasiswa akan memiliki persepsi yang berbeda-beda.

Ketidakmampuan menghasilkan kegagalan untuk melarikan diri dan kegagalan untuk memecahkan permasalahan. Disarankan bahwa ketidakhindaran dan ketidakterlarutan keduanya menimbulkan harapan bahwa respons tidak bergantung pada penguatan. Sifat umum dari proses ini menunjukkan bahwa ketidakberdayaan yang dipelajari mungkin merupakan suatu “sifat” yang diinduksi. (Hiroto & Seligman, 1975). Misalkan instruksi dari dosen, tentunya mahasiswa setelah melakukan instruksi olahraga maka akan ada yang merasa kesulitan, merasa senang karena mereka sudah terbiasa melakukan olahraga, sedangkan yang merasa kesulitan, maka mereka merasa tertekan karena tidak senang dengan olahraga yang disuruh, mereka merasa kegiatan tersebut sia-sia dan tidak mungkin membuatnya lebih baik. Maka evaluasi yang bisa dilakukan adalah dengan melawan ketidakberdayaan yang telah dirasakan. Rasa pesimis yang ada pada diri mahasiswa harus disingkirkan dan ditumbuhkan dengan rasa optimis. Langkah ini bisa dilakukan dengan memberikan efek positif pada diri dan mengenali diri jauh lebih baik lagi.

Ya, bisa berkelanjutan selama beberapa waktu jika memenuhi, beberapa syarat, beberapa faktor yang mendukung berkelanjutan olahraga termasuk:

*Kesesuaian fisik: olahraga harus dengan kemampuan fisik agar dapat dilakukan secara rutin tanpa menyebabkan cedera atau kelelahan berlebihan.

*ketersediaan waktu: menyediakan waktu yang cukup secara teratur untuk melakukan olahraga memungkinkan untuk konsisten.

*Tujuan yang jelas: memiliki tujuan yang jelas dalam olahraga dapat membantu dalam memotivasi untuk berolahraga.

*Aspek sosial: melibatkan diri dalam kegiatan olahraga bersama teman dan kelompok sosial bisa meningkatkan motivasi dan berkelanjutan dalam menjalankan aktivitas olahraga.

*Nutrisi dan istirahat yang cukup: penting untuk memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup dan istirahat yang memadai agar dapat mempertahankan olahraga tersebut dengan baik.

Memperhatikan faktor-faktor ini dapat membantu kita menjaga berkelanjutan dalam melakukan olahraga.

 

Daftar pustaka

Sugihartono, at all. 2007.  Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY press.

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasina. Diakses melalui :                                                    http://kupasina.psikologiup45.com/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html pada 29 Desember 2023.

Hiroto, D. S., & Seligman, M. E. (1975). Generality of learned helplessness in man. Journal of                         personality and Social psychology.

 

 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar