Nama : Muslimin
Nim : 21310410065
Matkul : Psikologi Inovasi
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Essai : UAS
“ Essai UAS Psikologi Inovasi “
Persepsi merupakan kemampuan puncak indera dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Sugihartono (2007). Adapun persepsi setiap orang berbeda-beda, tergantung pada cara seseorang merespon stimulus. Persepsi ini berkaitan dengan perilaku yang dimunculkan ketika seseorang mendapatkan instruksi.
Persepsi terhadap instruksi dari dosen dalam melakukan olahraga dapat
bervariasi tergantung pada berbagai faktor. Beberapa mahasiswa mungkin merasa
terdorong dan termotivasi untuk berpartisipasi untuk aktif, sementara yang lain
mungkin mengaggapnya sebagai sesuatu
yang tidak relevan atau kurang menarik. Pengalaman dan pengetahuan dosen dalam
olahraga serta cara mereka menyampaikan instruksi juga dapat mempengaruhi
persepsi mahasiswa.
Ketika seseorang dihadapkan dengan kondisi yang berbeda dengan kondisi
sebelumnya yang dia ia alami, maka mungkin seseorang akan mempersepsikan bahwa
kondisi baru tersebut diluar batas maksimum dia. Dengan kondisi ini akan
membuat seseorang menjadi stres, sehingga perlu mengatasi stres tersebut dengan
(coping behavior). Jika usaha seseorang akan sukses maka ia akan
melakukan adaptasi (penyesuaian diri, perubahan diri) atau melakukan pengaturan
(perubahan lingkungan agar sesuai dengan dirinya). (Shinta, 2013). Contoh
misalnya dosen memberikan instruksi untuk melakukan olahraga rutin tiap pekan
sejam selama delapan pekan, maka tentunya mahasiswa akan memiliki persepsi yang
berbeda-beda.
Ketidakmampuan menghasilkan kegagalan untuk melarikan diri dan
kegagalan untuk memecahkan permasalahan. Disarankan bahwa ketidakhindaran dan
ketidakterlarutan keduanya menimbulkan harapan bahwa respons tidak bergantung
pada penguatan. Sifat umum dari proses ini menunjukkan bahwa ketidakberdayaan
yang dipelajari mungkin merupakan suatu “sifat” yang diinduksi. (Hiroto &
Seligman, 1975). Misalkan instruksi dari dosen, tentunya mahasiswa setelah
melakukan instruksi olahraga maka akan ada yang merasa kesulitan, merasa senang
karena mereka sudah terbiasa melakukan olahraga, sedangkan yang merasa
kesulitan, maka mereka merasa tertekan karena tidak senang dengan olahraga yang
disuruh, mereka merasa kegiatan tersebut sia-sia dan tidak mungkin membuatnya
lebih baik. Maka evaluasi yang bisa dilakukan adalah dengan melawan ketidakberdayaan
yang telah dirasakan. Rasa pesimis yang ada pada diri mahasiswa harus
disingkirkan dan ditumbuhkan dengan rasa optimis. Langkah ini bisa dilakukan
dengan memberikan efek positif pada diri dan mengenali diri jauh lebih baik
lagi.
Ya, bisa berkelanjutan selama beberapa waktu jika memenuhi, beberapa
syarat, beberapa faktor yang mendukung berkelanjutan olahraga termasuk:
*Kesesuaian fisik: olahraga harus dengan kemampuan fisik agar dapat
dilakukan secara rutin tanpa menyebabkan cedera atau kelelahan berlebihan.
*ketersediaan waktu: menyediakan waktu yang cukup secara teratur untuk
melakukan olahraga memungkinkan untuk konsisten.
*Tujuan yang jelas: memiliki tujuan yang jelas dalam olahraga dapat
membantu dalam memotivasi untuk berolahraga.
*Aspek sosial: melibatkan diri dalam kegiatan olahraga bersama teman
dan kelompok sosial bisa meningkatkan motivasi dan berkelanjutan dalam
menjalankan aktivitas olahraga.
*Nutrisi dan istirahat yang cukup: penting untuk memastikan tubuh
mendapatkan nutrisi yang cukup dan istirahat yang memadai agar dapat
mempertahankan olahraga tersebut dengan baik.
Memperhatikan faktor-faktor ini dapat membantu kita menjaga
berkelanjutan dalam melakukan olahraga.
Daftar pustaka
Sugihartono, at all. 2007. Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta. UNY press.
Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kupasina. Diakses
melalui : http://kupasina.psikologiup45.com/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
pada 29 Desember 2023.
Hiroto, D. S., & Seligman, M. E. (1975). Generality of learned
helplessness in man. Journal of personality and Social psychology.
0 komentar:
Posting Komentar