Essai
7 UJIAN AKHIR SEMESTER
Nisa
Nur Lathifah
21310410068
Kelas
Sabtu Pagi
Dosen
Pengampu Dr. Arundati Shinta, MA
Psikologi
Inovasi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Setiap orang dapat mempresepsikan hal yang berbeda
meskipun mendapat stimulus yang sama dan di waktu yang sama. Persepsi adalah proses
seseorang dalam memahami dan menerima stimulus yang diterima. Proses tersebut
akan jauh lebih mudah apabila seorang individu mengaitkannya dengan pengalaman,
fungsi, dan makna yang di dapat dari stimulus tersebut. Jika proses tersebut
berbeda dengan pengalaman dan kebiasaan hidup seseorang, maka seseorang
tersebut bisa saja mengalami setres, sehingga dia berusaha untuk melakukan hal
yang dapat mengatasi stress tersebut (coping behavior). Seseorang akan
melakukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan stimulus yang dia peroleh
atau dapat juga melakukan perubahan sesuai dengan dirinya (adjustment).
Dari instruksi dosen agar mahasiswa melakukan
kegiatan perubahan diri dengan olahraga selama minimal 8 minggu tentunya
menimbulkan berbagai macam persepsi dari mahasiswa. Ada yang mempersepsikan
dengan senang karena sudah terbiasa melakukan olahraga, ada juga yang merasa
terbebani karena kesibukannya sebagai mahasiswa yang bekerja. Perbedaan persepsi
tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti usia, kebiasaan, budaya, gender,
agama, suku, status sosial dan ekonomi. Faktor usia memengaruhi karena dari kesibukan
yang sudah dilakukan (bekerja dan berkuliah) pasti memengaruhi seseorang merasa
menjadi mudah lelah jika berolahraga. Kebiasaan seseorang juga memengaruhi, karena
jika seseorang sudah terbiasa dengan berolahraga maka tidak akan merasa
kesulitan, berbeda dengan yang jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga
pasti akan merasa terbebani.
Menurut Martin Seligman, kebahagiaan adalah
mengetahui kekuatan dan kelebihan lalu menggunakannya untuk membantu sesuatu
yang kita anggap lebih penting dari kita.tingkat kebahagiaan seseorang juga
dapat dilihat dari kepuasan yang diperolehnya. Meskipun pada awalnya, seseorang
harus melakukan penyesuaian diri dan merasa tidak berdaya (learned helplessness)
karena belum terbiasa dengan perubahan yang ada. Kegiatan perubahan diri dengan
berolahraga awalnya membuat beberapa mahasiswa merasa terbebani, namun karena kebutuhan
tugas dan agar tetap mendapatkan nilai, mahasiswa tetap melakukannya. Pada awalnya
mungkin kegiatan tersebut dilakukan karena kebutuhan akan tugas yang diberikan
oleh dosen. Namun seiring berjalannya waktu, mahasiswa menunjukan perkembangan
yang optimal dan fungsi-fungsi berjalan dengan baik (Flourishing) seperti
yang dijelaskan oleh Seligman. Terdapat lima aspek yang memengaruhi Flourishing
yaitu :
1.
Emosi yang positif yang
didapat ketika berolahraga secara rutin membuat seseorang menjadi lebih positif
dan mood menjadi lebih stabil.seseorang juga mendapat kesenangan karena
dalam berolahraga bisa menemukan hal yang baru, relasi baru, dan kesenangan yang
lainnya.
2.
Engagement yang membuat seseorang
menjadi fokus sehingga seluruh perhatiannya terpusat pada kegiatan olahraganya.
Seseorang yang sedang berada dalam tekanan atau sedang merasa stress dapat
terbantu dengan berolahraga karena perhatian dan pikirannya teralihkan pada
kegiatan olahraganya.
3.
Memiliki hubungan
yang positif. Kegiatan berolahraga mampu menciptakan hubungan yang positif,
misalnya dengan kita berolahraga bersama teman atau pasangan maka hubungan akan
menjadi lebih dekat dan akrab. Jika kita berolahraga sendiri, maka kita dapat
mendapat relasi baru apabila kita bertemu orang lain di tempat kita
berolahraga.
4.
Hidup menjadi lebih
bermakna. Kegiatan berolahraga membuat kita menjadi lebih produktif dan memanfaatkan
waktu dengan sebaik mungkin. Meskipun memiliki kesibukan seperti bekerja dan
berkuliah, dengan berolahraga kita mampu menjadi lebih peduli dengan kesehatan
tubuh kita karena menyadari pentingnya berolahraga. Tubuh menjadi lebih sehat,
tidak mudah sakit, tidak mudah lelah, dan lebih bersemangat dalam menjalani
kegiatan sehari-hari.
5.
Pencapaian/prestasi.
Kegiatan berolahraga membuat kita memperoleh pencapaian yaitu kita dapat
memenuhi tugas sebagai mahasiswa dengan melakukan kegiatan tersebut, bonusnya
tubuh menjadi sehat, berat badan menjadi ideal yang membuat kita menjadi bangga,
optimis, dan lebih percaya diri.
Kegiatan berolahraga ke depannya dapat terus
berjalan karena sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan selama beberapa minggu
ini. Syaratnya adalah dengan membuat jadwal disetiap minggunya, agar terus
berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Melakukan olahraga tidak perlu mahal
dan di tempat yang mewah, berjalan kaki secara rutin, berlari, atau melakukan
lompat tali sudah merupakan kegiatan berolahraga. Berganti-ganti lokasi agar
tidak merasa bosan serta berganti kegiatan olahraga agar lebih bervariasi juga
dapat dilakukan agar kita tidak bosan dan jenuh.
Sumber
:
Shinta,
A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kup45iana. Retrieved on
Desember 28, 2023 from http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html
Usman, J. (2017). Konsep Kebahagian Martin
Seligman. Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat, 13(2), 359-374.
https://klasika.kompas.id/baca/pentingnya-olahraga-untuk-kesehatan-tulang/
0 komentar:
Posting Komentar