28.12.23

Essai 8 UJIAN AKHIR SEMESTER

 

Essai 7 UJIAN AKHIR SEMESTER

Nisa Nur Lathifah

21310410068

Kelas Sabtu Pagi

Dosen Pengampu  Dr. Arundati Shinta, MA

Psikologi Inovasi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

           

 

Setiap orang dapat mempresepsikan hal yang berbeda meskipun mendapat stimulus yang sama dan di waktu yang sama. Persepsi adalah proses seseorang dalam memahami dan menerima stimulus yang diterima. Proses tersebut akan jauh lebih mudah apabila seorang individu mengaitkannya dengan pengalaman, fungsi, dan makna yang di dapat dari stimulus tersebut. Jika proses tersebut berbeda dengan pengalaman dan kebiasaan hidup seseorang, maka seseorang tersebut bisa saja mengalami setres, sehingga dia berusaha untuk melakukan hal yang dapat mengatasi stress tersebut (coping behavior). Seseorang akan melakukan adaptasi untuk menyesuaikan diri dengan stimulus yang dia peroleh atau dapat juga melakukan perubahan sesuai dengan dirinya (adjustment).

Dari instruksi dosen agar mahasiswa melakukan kegiatan perubahan diri dengan olahraga selama minimal 8 minggu tentunya menimbulkan berbagai macam persepsi dari mahasiswa. Ada yang mempersepsikan dengan senang karena sudah terbiasa melakukan olahraga, ada juga yang merasa terbebani karena kesibukannya sebagai mahasiswa yang bekerja. Perbedaan persepsi tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti usia, kebiasaan, budaya, gender, agama, suku, status sosial dan ekonomi. Faktor usia memengaruhi karena dari kesibukan yang sudah dilakukan (bekerja dan berkuliah) pasti memengaruhi seseorang merasa menjadi mudah lelah jika berolahraga. Kebiasaan seseorang juga memengaruhi, karena jika seseorang sudah terbiasa dengan berolahraga maka tidak akan merasa kesulitan, berbeda dengan yang jarang atau bahkan tidak pernah berolahraga pasti akan merasa terbebani.

Menurut Martin Seligman, kebahagiaan adalah mengetahui kekuatan dan kelebihan lalu menggunakannya untuk membantu sesuatu yang kita anggap lebih penting dari kita.tingkat kebahagiaan seseorang juga dapat dilihat dari kepuasan yang diperolehnya. Meskipun pada awalnya, seseorang harus melakukan penyesuaian diri dan merasa tidak berdaya (learned helplessness) karena belum terbiasa dengan perubahan yang ada. Kegiatan perubahan diri dengan berolahraga awalnya membuat beberapa mahasiswa merasa terbebani, namun karena kebutuhan tugas dan agar tetap mendapatkan nilai, mahasiswa tetap melakukannya. Pada awalnya mungkin kegiatan tersebut dilakukan karena kebutuhan akan tugas yang diberikan oleh dosen. Namun seiring berjalannya waktu, mahasiswa menunjukan perkembangan yang optimal dan fungsi-fungsi berjalan dengan baik (Flourishing) seperti yang dijelaskan oleh Seligman. Terdapat lima aspek yang memengaruhi Flourishing yaitu :

1.      Emosi yang positif yang didapat ketika berolahraga secara rutin membuat seseorang menjadi lebih positif dan mood menjadi lebih stabil.seseorang juga mendapat kesenangan karena dalam berolahraga bisa menemukan hal yang baru, relasi baru, dan kesenangan yang lainnya.

2.       Engagement yang membuat seseorang menjadi fokus sehingga seluruh perhatiannya terpusat pada kegiatan olahraganya. Seseorang yang sedang berada dalam tekanan atau sedang merasa stress dapat terbantu dengan berolahraga karena perhatian dan pikirannya teralihkan pada kegiatan olahraganya.

3.      Memiliki hubungan yang positif. Kegiatan berolahraga mampu menciptakan hubungan yang positif, misalnya dengan kita berolahraga bersama teman atau pasangan maka hubungan akan menjadi lebih dekat dan akrab. Jika kita berolahraga sendiri, maka kita dapat mendapat relasi baru apabila kita bertemu orang lain di tempat kita berolahraga.

4.      Hidup menjadi lebih bermakna. Kegiatan berolahraga membuat kita menjadi lebih produktif dan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin. Meskipun memiliki kesibukan seperti bekerja dan berkuliah, dengan berolahraga kita mampu menjadi lebih peduli dengan kesehatan tubuh kita karena menyadari pentingnya berolahraga. Tubuh menjadi lebih sehat, tidak mudah sakit, tidak mudah lelah, dan lebih bersemangat dalam menjalani kegiatan sehari-hari.

5.      Pencapaian/prestasi. Kegiatan berolahraga membuat kita memperoleh pencapaian yaitu kita dapat memenuhi tugas sebagai mahasiswa dengan melakukan kegiatan tersebut, bonusnya tubuh menjadi sehat, berat badan menjadi ideal yang membuat kita menjadi bangga, optimis, dan lebih percaya diri.

Kegiatan berolahraga ke depannya dapat terus berjalan karena sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan selama beberapa minggu ini. Syaratnya adalah dengan membuat jadwal disetiap minggunya, agar terus berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Melakukan olahraga tidak perlu mahal dan di tempat yang mewah, berjalan kaki secara rutin, berlari, atau melakukan lompat tali sudah merupakan kegiatan berolahraga. Berganti-ganti lokasi agar tidak merasa bosan serta berganti kegiatan olahraga agar lebih bervariasi juga dapat dilakukan agar kita tidak bosan dan jenuh.

 

 

 

Sumber :

Shinta, A. (2013). Persepsi terhadap lingkungan. Kup45iana. Retrieved on Desember 28, 2023 from http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/04/persepsi-terhadap-lingkungan.html

Usman, J. (2017). Konsep Kebahagian Martin Seligman. Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat13(2), 359-374.

https://klasika.kompas.id/baca/pentingnya-olahraga-untuk-kesehatan-tulang/


0 komentar:

Posting Komentar