13.12.23

Esai 5 – Partisipasi Lomba - clarita savdurin - psikologi inovasi

 

Esai 5 – Partisipasi Lomba

Mengembangkan Kemampuan Menulis melalui Lomba Menulis Puisi dan Menulis Surat

Clarita Savdurin

Nim: 21310410031

Kelas Reguler A

Mata Kuliah Psikologi Inovasi

Dosen Pengampu: Dr. Dra. Arundati Shinta

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


 

Mencoba hal baru bagi saya yang suka berada di zona nyaman tanpa harus memikirkan hal-hal yang membuat saya harus banyak berpikir adalah hal yang menurut saya sangat menantang. Karena saya adalah tipikal yang tidak mau meribetkan diri jika hal tersebut saya rasa belum urgent, apalagi untuk mengikuti berbagai macam lomba, karena saya cepat bosan sehingga saya jarang mau mengikuti lomba. Namun, ketika mendapatkan tugas untuk menulis esai ini, yang hal yang harus saya lakukan adalah mengikuti lomba terlebih dahulu sebelum menuangkan proses dan hasilnya dalam bentuk esai jadi saya harus berani keluar dari zona nyaman saya.

Saya mulai berpikir, lomba apa yang sebaiknya harus saya ikuti yang kemungkinan paling besarnya tidak memiliki prosedur yang sulit dan tentunya tidak berbayar alias gratis. Saya mencoba mencari informasi terkait lomba tersebut melalui social media seperti instagram, ada berbagai jenis lomba yang dapat diikuti baik secara gratis maupun berbayar. Mulai dari lomba menulis puisi, surat, essay, makalah, ada juga lomba desain, reels instagram dan lain sebagainya. Saya mulai menyaring, kira-kira lomba apa yang cocok dan bisa saya ikut berpartisipasi. Akhirnya pilihan saya jatuh pada lomba menulis puisi dan juga lomba menulis surat.

Pilihan saya jatuh pada  lomba menulis puisi yang diadakan oleh akun instagram @sastramediapustaka  dengan ketentuan penulisan puisi bertema ikhlas yang diadakan pada bulan Oktober lalu. Setelah membaca syarat dan ketentuan yang tertera, saya memantapkan hati untuk mulai menulis yang sekiranya sesuai dengan tema yang diminta. Saya berpikir ada banyak momen yang harusnya tidak menjadi kendala bagi saya dalam menentukan isi puisi yang akan saya tulis, namun ternyata benar menulis ini butuh dilatih baik dilatih menulisnya maupun cara berpikirnya dalam menentukan ide-ide yang akan dituangkan dalam coretan tinta nanti. Akhirnya setelah lama saya berpikir, pilihan saya jatuh pada momen ikhlas paling bersejarah bagi saya. Saya pun mulai menuangkan isi pikiran saya tentang makna ikhlas dalam coretan tinta, yang akhirnya menghasilkan puisi 20 baris dengan isinya yang cukup menyampaikan makna ikhlas menurut saya. Setelah tulisan itu selesai, saya pun mengirimkannya melalui email sesuai ketentuan yang berlaku. Dan tak disangka walaupun tidak keluar sebagai pemenang namun nama saya bisa ada sebagai 150 penulis terpilih, bagi saya ini sudah sangat cukup.

Setelah itu, sebulan kemudian saya mencoba untuk mengikuti lagi lomba menulis surat dalam rangka hari Ibu pada tanggal 22 Desember nanti. Sama halnya dengan menulis puisi ada beberapa ketentuan yang harus saya ikuti sebagai peserta lomba, seperti format pengetikan dan tentu isinya. Ketika menulis surat pada Ibu ini saya juga berusaha untuk menuangkan isi pikiran saya dalam bentuk tulisan yang indah yang semoga mempunyai makna yang dalam bagi setiap pembaca. Yang tak saya sangka adalah, surat yang saya tulis juga terpilih sebagai salah satu surat yang akan dibukukan, walaupun pemenangnya belum diumumkan namun saya bahagia bisa berpartisipasi dalam lomba ini yang menghantarkan saya untuk mengembankan diri melalui tulisan.



0 komentar:

Posting Komentar